Gubernur Kepri Ajak Masyarakat Junjung Adat

Tanjungpinang, Kepri - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Muhammad Sani menghadiri majelis Puncak Peringatan Hari Jadi Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga serta Pencantuman Kembali Piagam Melayu Raya Kebangkitan 100 tahun di Gedung Balai Adat, Pulau Penyengat, Minggu (9/6/2013).

Pada kesempatan itu, Sani mengatakan, sesungguhnya bangsa Melayu adalah bangsa yang terbuka yang bisa menerima bangsa darimana saja.

Sifat keterbukaan itu, menurut Sani, sudah diwarisi sejak dahulu kala, yang kemudian berfungsi sebagai sumber kekuatan. Oleh sebab itu, apapun yang telah diwariskan oleh para leluhur kepada generasi berikutnya wajib dijaga dan dilestarikan.

"Saya berharap, apa yg diwarisi oleh pendahulu, bisa kita jaga dengan baik. Jati diri budaya Melayu terletak pada nilai kearifan dan moral. Dalam menjaga anak bangsa ini, generasi muda harus dibentengi. Karena generasi muda adalah harapan untuk membangun Kepri ke depan. Apalagi pembangunan yang kita lakukan ini penuh dengan segala tantangan," kata Sani.

Adapun satu hal yang perlu dijaga dari apa yang pernah diwariskan oleh leluhur bangsa Melayu, lanjut, Sani, adalah semangat untuk selalu berbuat baik.

"Gurindam 12 adalah ajakan untuk kita selalu berbuat baik. Ini adalah warisan terbesar yg kita punya. Sehingga harus kita pegang sbagai pedoman hidup masyarakat Melayu. Apalagi pengarangnya, merupakan putra Melayu yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni Raja Ali Haji," kata Sani.

Di antara hadirin, terlihat pula Gubernur Riau Rusli Zainal. Dia hadir untuk menerima penghargaan sebagai Datok Perdane dan Pare Wangse. Sedangkan Walikota Tanjungpinang Lis Darmansyah menerima gelar Datok Wiradane Mahkote.

Yang perlu dibanggakan pula, kata Gubernur, Kepri telah memiliki 2 pahlawan Nasional yakni Raja Ali Haji dan Raja Haji Fisabilillah.

"Insya Allah kita akan memiliki tiga pahlawan nasional, jika Sultan Mahmud Riayad Syah nanti disetujui," ujar Sani.

Sebagai terwujudnya bahwa Kepri adalah Bundanya Tanah Melayu, 27 September mendatang, bersempena hari jadi Provinsi Kepri, Pemprov Kepri akan menggelar perhelatan akbar yakni Tamaddun Melayu Sedunia dengan mengundang perwakilan rumpun Melayu di seluruh dunia.

"Kita harus menunjukkan inilah Melayu dalam momen ini. Dunia harus tahu, dan indonesia juga perlu tau jika induk bahasa Indonesia berasal dari pulau penyengat," tutupnya.

Tujuh Tokoh Kepri

Gelar kebesaran diserahkan kepada 7 tokoh di Provinsi Kepri. Gelar tersebut diberikan oleh Yang Dipertuan Besar Tengku Hussein Ibni Tengku Muhammad Saleh Damnah.

Gelar Datok Wira Dana Mahkota dianugerahkan kepada Lis Darmansyah, kerabat Kerajaan Riau-Lingga dimana istrinya Yuniarnipostoko Weni sebagai keturunan zuriat Kerajaan Riau-Lingga. Tokoh lainnya, Raja Abdul Aziz, mantan Sekda Kepri dan Walikota Batam Tengku Tenas Effendi Budayawan Melayu dan Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, tokoh pers Kepri, Rida K Liamsi.

Mayor Jenderal M Nasir juga anak jati Desa Sei Buluh Kecamatan Singkep Barat, Lingga, Rusli Zainal Gubernur Riau anak jati Tanjungbatu Karimun yang beribukan warga Daik Lingga serta Brigadir Jenderal Polisi Raja Erisman.

Pemberian anugerah kebesaran itu sesuai pula dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2007 yang diperkuat dengan Kepres Nomor 53 tahun 2012 tentang Pembentukan Keraton-Raja di Indonesia.

Gubenur Kepri HM Sani dalam sambutannya, mengucapkan selamat kepada tokoh-tokoh masyarakat yang mendapat gelar kebesaran kerajaan Riau-Lingga. Kepercayaan ini tentunya dapat memberikan sumbangsih pemikiran, saran, kritik untuk sama-sama membangun Kepri.

"Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau-Lingga merupakan aset nasional yang harus dikembangkan. Budaya Melayu merupakan salah satu budaya yang penuh estetika dan nilai sejarah yang tinggi dan sarat dengan nilai-nilai norma keagamaan serta di kenal masyarakat Indonesia sejak dulu kala. Hal ini perlu didukung dan dikembangkan untuk kemajuan dan pembangunan serta dapat mensejahterakan masyarakat Kepri," kata Sani.

Ketujuh tokoh dari Kepri tersebut dinilai layak dan memenuhi kriteria penilaian yang telah dilakukan dengan selektif dan pertimbangan yang masak oleh Tim Perhimpunan Agung dan Kerabat Kerajaan Riau-Lingga. Utamanya ditinjau dari komitmen mereka memajukan dunia Melayu di Kota Tanjungpinang sebagai negeri Bunda Tanah Melayu.

-

Arsip Blog

Recent Posts