Festival Senggigi Dibuka Tarian Adat Lombok

Mataram, NTB - Festival Senggigi ke-19 dibuka di Jalan Raya Senggigi, kawasan wisata pertama yang berkembang di Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin 1 Juli 2013 sore tadi.

Berbagai atraksi budaya Lombok ditampilkan oleh duta 10 kecamatan se-Kabupaten Lombok Barat. Parade dimulai dari tari kolosal yang menggambarkan proses ‘Praje Besunat‘ yakni tradisi sunatan anak-anak Sasak di Lombok, tradisi ‘Ngurisan‘ yaitu memotong rambut bayi yang baru dilahirkan, Perang Topat, Upacara Tunas Ujan (meminta hujan), Rebak Jangkeh (kegiatan berakhirnya hajatan), ritual Maulid Adat, Pengarat (penggembala sapi), dan Ngosak Beras (menyuci beras).

Praje Besunat sendiri adalah bagian dari ritual sunat dan merupakan prosesi penyucian terhadap anak yang akan disunat. Praje berarti tandu dalam bentuk kuda yang disebut Jaran Kamput. Parade Praje Besunat ini diiringi kelompok musik tradisional Sasak yaitu Tawaq-tawaq, Barong Tengkok dan Pereret.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembukaan Festival Senggigi dihadiri wisatawan mancanegara yang kebetulan berlibur di Senggigi Lombok. "Targetnya mewujudkan Lombok Barat sebagai pintu gerbang wisata internasional," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Barat I Gede Renjana.

Menurut Bupati Lombok Barat Zaini Arony, kunjungan wisatawan ke daerahnya setahun terakhir mencapai 287 ribu orang atau 30 persen wisatawan yang ke NTB. "Pariwisata sebagai sektor ekonomi sangat penting," ujarnya.

Hadir pula Direktur Promosi, Konvensi, Insentif, Event dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizky Handayani Mustafa, Bupati Lombok Barat Zaini Arony, Wakil Bupati Mahrip, Sekretaris Daerah NTB Muhammad Nur dan Bupati Labuan Batu Sumatera Utara Tigor Panusunan Siregar.

Berlangsung selama empat hari, kegiatan festival ini bakal menyajikan lomba perahu layar, lomba keterampilan juggling bar tender dan fotografi. Juga ada Senggigi Fair yang diikuti oleh 10 peserta dari luar daerah antara lain Kabupaten Labuan Batu dan Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara, Magelang dan Minahasa Utara.

Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif Rizky Handayani Mustafa mengatakan kegiatan festival ini adalah langkah tepat untuk promosi pariwisata. "Kegiatan ini saya nilai penting sebagai terobosan pengembangan pariwisata di sini," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Gita Ariyadi menyatakan mendorong 10 kota kabupaten menyelenggarakan festival di daerahnya masing-masing. "Pemerintah Provinsi NTB akan ikut menyumbang pembiayaannya," katanya.

Mulai Selasa 2 Juli, Pemerintah Kabupaten Bima juga akan menyelenggarakan Festival Mbojo dan dilengkapi pengukuhan Jena Teke Ferry Zulkarnain sebagai Sultan Bima, Kamis 4 Juli 2013.

-

Arsip Blog

Recent Posts