Jumat, Parade Seni dan Budaya Dimulai

Semarang, Jateng - Parade seni dan budaya dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-63 Jateng kembali digelar di Jalan Pahlawan, Semarang, Jumat (5/7) jam 18.30 Wib. Kegiatan ini rencananya akan dibuka Gubernur Bibit Waluyo.

Sebanyak 35 kontingen dari kabupaten/kota se-Jateng akan menampilkan atraksi kesenian selama tiga menit di depan panggung kehormatan. Selanjutnya, peserta akan kembali melanjutkan atraksi kesenian menyisir rute parade.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jateng Prasetyo Aribowo menyatakan, parade seni dan budaya ini merupakan perhelatan rutin tahunan. Selain mengundang 400 tamu undangan, panitia juga turut mengundang gubernur terpilih Ganjar Pranowo. Masyarakat diminta bisa hadir untuk menyaksikan dan menikmati pagelaran kesenian tersebut. Wisatawan mancanegara yang tinggal di Semarang juga akan diajak menonton parade.

"Parade ini sebagai ajang untuk mendemonstrasikan kebudayaan yang sesuai nilai budaya Jawa. Tema parade ini bebas, kontingen dapat berkreasi dan berinovasi sesuai yang diinginkannya sepanjang tidak melanggar norma," katanya.

Drum band tim Akademi Angkatan Udara Yogyakarta diagendakan bakal membuka parade. Kemudian, disusul tim kesenian Jateng yang menampilkan Pesona Jawa Tengah serta Jatim dengan perwakilan Kediri. Tiga penampil pertama ialah kontingen Kota Semarang (judul Laksamana Cheng Hoo), Kota Rembang (Rembang Kumandang), dan Brebes (Tari Bang Lor).

Adapun, Kota Pekalongan akan menutup parade dengan menampilkan kesenian Tari Arwana. Untuk rutenya Jalan Pahlawan-eks bundaran videotron-patung kuda Undip-belakang Telkom-Jalan Kusumawardani-Jalan Pahlawan-Polda Jateng-kantor gubernuran- Simpang Lima.

Menurut dia, tahun lalu hanya disediakan satu panggung di depan kantor gubernuran. Namun, pada parade tahun ini panggung penonton ditambah satu lagi yaitu di depan kantor Balai Pelatihan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Kabid Nilai Budaya Seni dan Film, Disbudpar Jateng Budiyanto menyatakan, terdapat empat aspek penilaian yang meliputi koreografi, kekompakan, penampilan, serta kostum dan properti seperti halnya penggunaan pedang maupun alat lainnya.

Ia menjelaskan, ada lima dewan pengamat yang menilai para kontingen, yakni seniman Djadug Ferianto, St Wiyono, Sutarno Haryono (ISI Surakarta), Bintang Anggoro Putra (Unnes), dan Goenarto Gondrong. Enam penampil terbaik akan mendapatkan uang pembinaan mulai Rp 12,5 juta hingga Rp 5 juta.

-

Arsip Blog

Recent Posts