12.500 Penari Kolosal Buton Pecahkan Rekor


Pasarwajo, Sultra - Sebanyak 12.500 penari menampilkan tarian kolosal gabungan dalam acara Pagelaran Adat Tua di Gunung Takawa, Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Kamis, memecahkan rekor tarian dengan penari terbanyak.
"Tarian kolosal ini merupakan gabungan dari lima tarian, yakni tari potimbe, ponare, lawati, kambero dan ngibi," kata Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun.
Tari potimbe dan ponare adalah tari perang yang masing-masing dibawakan oleh sekitar 2.000 penari anak.
Sementara itu, tarian Lawati dan Kambero yang diperankan para gadis merupakan tarian penyambutan tamu agung yang melibatkan sekitar masing-masing 3.000 penari.
"Kemudian ada tarian ngibi, tari ritual yang dibawakan oleh para perangkat adat beserta istri, sebanyak 2.500 penari. Tarian ini biasanya dimainkan sebelum musim tanam dan pascapanen sebagai ucapan rasa syukur," katanya.
Diungkapkan Samsu yang baru menjabat sebagai bupati selama satu tahun itu, perhelatan akbar yang berlangsung di tepi Selat Pasarwajo bertujuan untuk menunjukkan kekhasan budaya Buton sebagian bagian dari budaya nasional.
Menurutnya, kecintaan terhadap bangsa tidak harus ditunjukkan dari melihat Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, tapi bisa dimulai dari daerah yang mereka tinggali dengan menampilkan sejumlah tradisi budaya khas Buton.
Dengan demikian, acara diharapkan bisa mendongkrak potensi Buton dari sisi pariwisata.
"Sekaligus meminta perhatian lebih pemerintah agar lebih peduli. Bali sudah rambah internasional, dan itu mesti di-viruskan ke daerah lain. Pemerintah tidak akan tahu (apa yang diminta) kalau kita tidak ekpresikan," ujarnya.
Dalam pagelaran tari yang berlangsung sekitar satu jam mulai 11.30 wita itu, penonton disuguhi tampilan berbentuk kapal layar untuk menyambut peserta Sail Komodo.
Di akhir tarian, 30 peserta yang tengah singgah di Buton diajak turut serta menari bersama di lapangan. Perhelatan tarian oleh 12.500 penari ini memecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) berupa tarian dengan peserta terbanyak.
Sehari sebelumnya, dilakukan ritual dole-dole (imunisasi tradisional ala Buton) terhadap 1.090 bayi dan kande-kandean dengan penyajian 1.000 talang (nampan) makanan dalam Pagelaran Adat Tua yang pertama kali dihelat itu.
Salah satu penari kambero, Wa Ode Siti Nutfah (29), antusias dalam gelaran tarian yang dihelat tanpa adanya bayaran itu.
"Ini murni kerelaan semua, dan suksesnya juga atas dukungan semua. Saya juga tidak keberatan tahun depan ikut berpartisipasi lagi," katanya.
Pegawai salah satu dinas di Kebupaten Buton itu memang sudah sering menari. Ia berharap perhelatan tersebut bisa menjadi ajang pelestarian budaya terutama untuk anak sekolah.
"Karena peserta penari ini kan memang diwajibkan untuk anak TK dan SD, selain itu pegawai negeri dan ibu rumah tangga yang bisa menari juga ditarik ikut acara ini," katanya.
-

Arsip Blog

Recent Posts