Pemkab Berau Gelar Lomba Kuliner Tradisional

Tanjung Redeb, Kaltim - Kabupaten Berau tidak hanya kaya dengan objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Namun di Bumi Batiwakkal ini juga terdapat aneka makanan tradisional. Salah satunya bubur ancur paddas yang merupakan kuliner khas Urang Banua. Untuk melestarikan makanan tradisional ini, Pemkab dalam rangkaian kegiatan memeriahkan hari jadi Kabupaten Berau dan Kota Tanjung Redeb, diadakan lomba bubur ancur paddas.
Lomba ini diikuti perwakilan 13 kecamatan. Untuk kedua kalinya lomba kuliner ini digelar di Kompleks Museum Batiwakkal, Kecamatan Gunung Tabur. Hadir Bupati Berau Makmur HAPK, Wakil Bupati (Wabup) Ahmad Rifai, Sekkab Jonie Marhansyah, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD). Lomba jajanan kuliner ini juga dihadiri sejumlah kesultanan dari beberapa daerah di Indonesia.
Seperti dari Kesultanan Solo, Sulawesi Selatan, Kutai Kartanegara, Paser, dan Kesultanan Bulungan. Tidak ketinggalan Putra Aji Kannik Barrau Sanipah, yang merupakan putri Kesultanan Gunung Tabur sebagai tuan rumah. Menurut Nurlaila, sesepuh masyarakat Gunung Tabur, bubur ancur paddas ini merupakan perpaduan masakan dari Beras, daun labu muda, jagung, daun kacang, kacang panjang, dan kelapa parut yang digoreng.
Sementara untuk bumbunya terdiri dari berbagai rempah, seperti barang merah, bawah putih, ketumbar, jintan putih, merica, serai, kunyit, jahe, kemiri, dan lengkuas. Makanan tradisional ini bisa dihidangkan saat peringatan penyambutan tahun baru Islam, juga setiap berbuka puasa. Keberadaan ancur paddas ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang kala itu ingin memenuhi kebutuhan makanan untuk seluruh sahabatnya.
Sehingga dibuatlah bubur yang bumbunya terbuat dari kari dan aneka sayuran. Ini menandakan persatuan agar tercipta rasa kekeluargaan. “Kini, tradisi ancur paddas selalu ditampilkan di setiap hari jadi Kabupaten Berau, dengan harapan menyatukan seluruh masyarakat Berau yang terdiri dari beragam suku,” ungkapnya. Bupati Berau Makmur HAPK mengapresiasi lomba kuliner tersebut.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya untuk melestarikan tradisi, tapi juga membangkitkan jajanan tradisional ke masyarakat luas. Ancur paddas yang menjadi ciri khas ini, menurut Makmur, dapat dikelola maksimal dengan dipadukan ekonomi kreatif masyarakat. Seperti tempat makanan maupun cara penyajian yang unik. Makmur berharap, tidak hanya ancur paddas yang dikembangkan, namun juga makanan tradisional khas Berau lain.
“Kami apresiasi peserta yang menampilkan kreativitas dalam lomba ini. Tidak hanya rasa, tapi kemasan juga penting,” ungkapnya. Pada lomba ini, Kecamatan Gunung Tabur yang juga tuan rumah tampil sebagai juara. Posisi kedua diraih Kecamatan Maratua, disusul Kecamatan Tanjung Redeb di posisi ketiga, dan Kecamatan Sambaliung sebagai juara harapan.
-

Arsip Blog

Recent Posts