Benda Cagar Budaya Dipamerkan di Banyuwangi

Banyuwangi, Jatim - Suara musik Gandrung mengalun saat masuk ke dalam gedung Wanita Paramitha Kencana Banyuwangi. Menginjakkan kaki pertama, pengunjung seakan di bawa ke sebuah lorong waktu. Panel display bertuliskan "Pameran Kepurbakalaan di Kabupaten Banyuwangi" dengan latar belakang situs Umpak Songo Kecamatan Muncar Banyuwangi.
"Kami terakhir kali pameran di Banyuwangi 26 tahun yang lalu. Tepatnya tahun 1987. Sudah cukup lama sekali," ungkap Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur, Aris Soviyani sambil tersenyum sumringah, Selasa (29/10/2013), saat membuka pameran yang digelar mulai 29 Oktober 2013 sampai 1 November 2013.
Di tahun 2013, pameran kepurbakalaan dilaksanakan di beberapa daerah dan salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari pameran kepurbakalaan adalah memberikan pengetahuan secara langsung kepada masyarakat tentang bagaimana wujud cagar budaya, fungsi dari masa lalu serta memberikan pemahaman tentang arti penting cagar budaya bagi perkembangan sejarah bangsa Indonesia.
Aris menjelaskan ada 72 benda cagar budaya koleksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto Wilayah Kerja Provinsi Jawa Timur. "Benda cagar budaya ini terdiri dari masa prasejarah, klasik, Islam dan kolonial. Namun sebagian besar koleksi berasal dari era Majapahit. Benda-benda itu hasil temuan dari seluruh wilayah Jawa Timur termasuk Banyuwangi. Seperti Surya Majapahit yang biasa ditemukan di langit candi, Arca Bhima, Jaladwara Arca Garuda yaitu pancuran air yang ditempatkan pada sudut bangunan candi dan menjadi simbol kesuburan," jelasnya.
Dalam perkembangan kepurbakalaan di Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi memiliki tinggalan cagar budaya yang beragam. Mulai dari masa neolitikum yang berada di daerah Glenmore yang memiliki 18 situs.
Yanti Muda Oktaviana, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan Mojokerto menjelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta ditemukan setidaknya 350 stupika di Gumuk Klinting dan Gumuk Jadah. "Sebagian besar berasal dari masa klasik Hindu Budha," katanya.
Dari hasil inventarisasi yang dilakukan pada tahun 2013, Banyuwangi mempunyai sebaran cagar budaya yang cukup banyak yang berada dalam beberapa titik kecamatan. Di Kecamatan Muncar terdapat Ompak Songo, situs Gumuk Klinting, situs Gumuk Mas, situs Gumuk Putri, situs Gumuk Jadah, situs Bale Kambang. Di Kecamatan Rogojampi ada situs Gumuk Tugu, situs Gumuk Ratu Kedawung, situs Gumuk Banteng, makam Adi Patih Gringsing dan situs Watu Kebo. Ada juga situs Macan Putih di Kecamatan Kabat.
Lalu di Kecamatan Songonjuruh terdapat situs Watu Kalasan, situs Watu Jaran dan situs Watu Lumpang. "Belum lagi tinggalan kolonial yang masih dapat dilihat yang tersebar di wilayah Banyuwangi seperti kampung Inggrisan," jelasnya.
Indah, salah satu mahasiswa yang datang ke pameran mengaku senang dengan penyelenggaraan pameran tersebut. "Paling tidak memberikan ilmu pengetahuan baru khususnya bagi mahasiswa seperti saya. Hanya saja mungkin koleksi yang berasal dari Banyuwangi lebih banyak dan ikut dipamerkan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ikaningtyas Unggraini, ketua Komunitas Pecinta Sejarah Blambangan. "Banyuwangi merupakan wilayah penting di masa lalu. Dan sangat disayangkan jika cagar budaya khususnya di Banyuwangi tidak mendapatkan perhatian. Kami berharap agar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera memiliki perda cagar budaya agar cagar budaya di Banyuwangi mempunyai kekuatan hukum," jelasnya.
Menurut Ika, banyaknya situs di Banyuwangi juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengenalkan Banyuwangi. "Seperti membuat konsep kota tua Banyuwangi atau wisata sejarah. Jangan sampai generasi muda menjadi tuna sejarah," tambahnya.

Budaya Blues Betawi Ada di JakBlues Festival

Jakarta - Di gelaran kolosal Jakarta International Blues Festival (JakBlues) 2013 tak hanya menyodorkan musik yang dimainkan para musisi beken asal mancanegara juga asal Indonesia sendiri.
Asosiasi Blues Indonesia (InaBlues) juga menghadirkan pesta budaya Betawi melalui Betawi Culture Fest, di antaranya Gowes to Blues, Betawi Blues Culture Fest Photo competition, Betawi Blues Culinary Festival, Betawi Blues by Jiung Band, Bambu Blues, Rombleng Blues dan Blues Campus.
Itu belum cukup. InaBlues juga menggundang Komunitas MoGe, Vespa, Line Dance dan Aerobic Communities untuk meramaikan acara. Wah, semakin seru bukan?
Adanya Betawi Culture Fest juga jadi pembeda acara yang digelar ke-7 kalinya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Acara ini digelar di Istora Senayan pada Sabtu 16 November 2013, mulai pada pukul 08.00 WIB pagi hingga selesai.
Untuk para penampil di JakBlues 2013, Ina Blues menghadirkan deretan musisi ternama, seperti Ron 'Bumblefoot' Thal (gitaris Gun 'n Roses, USA), Kazumi Watanabe (Jepang), Jeff Berlin (USA), Virgil Donati (Aus), Gus Isidore (UK), Al Slavik (USA), Deane Ogden (USA), dan Shun Kikuta (Jepang).
Adapun musisi blues dalam negeri yang akan tampil, di antaranya; Slank, Gugun Blues Shelter, Ina Blues All Star, Tohpati Bertiga, Jopie Item Feat. Doddy Katamsi, Balawan and Friends, Margie Segers Motown Band, Endah N Rhesa, Blues Guitar Heroes, Raidy Noor Experience, Lady In A Blues Band, RockinLiLo, Fonticello, FOS, Sonic 'N Drive Feat. Baron, Orsoen, Baim Trio, Dikta Project, Trias Acustica, Electric Cadillac, Three Little Birds Trio, Agam Hamzah & Friends, Acid Speed, Tjahyo Wisanggeni, Kenebay Feat. Shashi, Mahir & THE ALLIGATORS Feat. Sangkan Wibowo, JBF, 99 Blues Band, Echotones, Pendulum, Unorthodox, The Dead Catfish serta Soul and The Brothers.

Warga Klaten Tumpah Ruah Saksikan Tari Gambyong Kolosal

Klaten, Jateng - Warga Klaten, Jawa Tengah, tumpah ruah di jalan raya pusat kota dan sejumlah wilayah, Minggu (27/10), untuk menyaksikan pentas tari gambyong kolosal yang melibatkan 52.000 siswa sekolah.
Tari gambyong kolosal digelar untuk memeriahkan Hari Jadi ke-209 Kota Klaten, HUT ke-68 RI, dan HUT ke-63 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Pentas tari tradisional Jawa itu dibuka oleh Bupati Sunarno.
Pentas tari gambyong di Klaten kota dipusatkan di Jalan Pemuda. Sedangkan di wilayah lainnya digelar di 19 kecamatan. Jumlah seluruh penari yang terlibat dalam atraksi itu sebanyak 52.000 orang yang terdiri siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
Dari jumlah penari tersebut, 14.000 di antaranya tampil di Jalan Pemuda. Mereka adalah siswa sekolah dari tujuh kecamatan di wilayah kota. Sedangkan 38.000 penari lainnya pentas di 19 kecamatan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Klaten Sugeng Haryanto mengatakan pentas tari gambyong pare anom dan pangkur kolosal  itu bertujuan melestarikan seni budaya Jawa.
Sementara itu, masyarakat menyambut positif gelar seni budaya itu. "Ini patut didukung. Jangan sampai generasi muda melupakan budaya
bangsa sendiri," kata Endang, warga Klaten.

Pertahankan Seni Rupa Indonesia Lewat Lomba Menggambar

Yogyakarta - Lewat lomba menggambar bertema keunikan sebuah kota bertajuk ’Uniknya Kotaku’, Faber-Castell berupaya mempertahankan dan mengembangkan seni rupa di Indonesia.
"Konsep itu dipilih karena keunikan sebuah kota merupakan sesuatu hal yang tidak ternilai, baik dalam sisi emosional, sejarah maupun sosial budaya," kata Brand Manager PT Faber-Castell International Indonesia Fransiska Remila di Yogyakarta, Selasa (29/10).
Menurutnya, banyak sisi lain yang dapat digali lebih dalam dari uniknya sebuah kota. Setiap kota memiliki keunikan dan karakter masing-masing. Karenanya, lomba tersebut diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta lomba menggambar untuk merekam rasa cinta dan kebanggaan sebagai bagian dari suatu kota melalui sebuah karya.
"Lomba menggambar itu juga diharapkan dapat menjadi media untuk mengenalkan ciri khas dari sebuah kota kepada khalayak umum," katanya.
Ia mengatakan lomba menggambar itu diadakan di 12 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Samarinda, Makassar, Pekanbaru, dan Palembang.
"Di Yogyakarta, lomba diadakan di Akademi Seni Rupa dan Desain DKV MSD pada 3 November 2013. Peserta lomba ditargetkan sebanyak 250 orang terbagi dalam dua kategori, yakni mahasiswa/umum dan pelajar SMP/SMA," katanya.
Fransiska menjelaskan, para pemenang lomba akan mendapatkan hadiah uang tunai dan sertifikat. Selain itu, karya mereka juga berkesempatan untuk ditampilkan dalam pameran nasional Faber-Castell di Jakarta pada Januari 2014.
Dalam lomba itu para peserta akan menggunakan medium pewarnaan hitam putih, sedangkan objek gambar dalam karya dapat berupa maskot, suasana kota, tokoh legenda, kesenian, lokasi wisata, makanan khas, dan hal-hal yang unik lainnya.
"Penjurian lomba akan melibatkan para praktisi di bidang seni rupa. Penilaian lomba berdasarkan keaslian karya, teknik menggambar, keunikan gambar atau konsep, dan kesinambungan antara karya dan konsep," tutupnya.

Opera Batak Siapkan Pementasan di Jerman

Jakarta - Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) sedang mempersiapkan pementasan "Perempuan di Pinggir Danau" di Jerman.
"Perempuan di Pinggir Danau" atau "Borua Nadi Duru Ni Tao" dalam bahasa Batak akan tampil pada Batak Tag, Hari Batak, pada 2 November 2013 di Museum Rautenstrauch-Joest.
"Khusus opera, kami akan tampil di kota lain sampai tanggal 6," kata Tumpak Hutasoit, Direktur Artistik PLOt, kepada ANTARA News saat ditemui di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Timur, Sabtu sore.
Beberapa penyesuaian akan dilakukan saat lakon yang disutradarai oleh Lena Simanjuntak-Mertes itu tampil pada acara peringatan 150 kerja sama Tanah Batak dengan Jerman.
"Perempuan di Pinggir Danau" dimainkan oleh tujuh orang dalam pertunjukan di UKI hari ini, namun saat tampil di Jerman nanti akan ada dua pemain tambahan yang berbahasa Jerman.
"Bahasa Indonesia-Jerman. Mayoritas Indonesia, bahasa Batak pastinya. Kami lihat situasinya dulu," tambahnya.
Tumpak, yang juga bertindak sebagai narator dalam cerita tersebut, mengatakan dari segi bahasa, PLOt berupaya berkompromi. Ia dan sutradara akan berupaya agar dialog dapat disampaikan pula dalam bahasa asing. "Bahasa jangan jadi sekat," katanya.
Dia pun akan menambah iringan musik untuk memperkenalkan musik tradisional Batak. Taganing mengiringi pementasan "Perempuan di Pinggir Danau" di Gedung William Soerjadjaja UKI selama 25-26 Oktober 2013.
Selain menggelar pertunjukan, sutradara Lena Simanjuntak-Mertes juga meluncurkan buku "Perempuan di Pinggir Danau" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Batak Toba, Inggris, dan Jerman. Dia juga membuat buku itu dalam aksara Batak.
"Buku ini untuk pembaca lokal, nasional, dan internasional. Terutama untuk perpustakaan dan universitas," kata Lena.

Kutai Barat Gelar Kejuaraan Olahraga Tradisional

Sendawar, Kaltim -  Pertunjukan olahraga tradisional mengandung makna penting sebagai upaya melestarikan olahraga masyarakat dan menciptakan masyarakat Kutai Barat agar semakin sehat.
Hal ini ditekankan Wakil Bupati Kutai Barat Didik Effendi pada saat membuka kejuaran olahraga tradisional Bupati Cup I di Taman Budaya Sendawar Jalan Sendawar Raya Kecamatan Barong Tongkok, Sendawar, Selasa (29/10).
Seiring dengan perkembangan dunia olahraga yang cukup signifikan maka penting memberi atensi khusus pada olahraga tradisional. Oleh karena itu olahraga seperti ini harus terus dipelihara dan dilestarikan agar tidak tergerus kehidupan modern dan pengaruh budaya asing.
Selain itu, pertunjukan olahraga tradisional merupakan sebuah event yang bertujuan untuk menggali, mengembangkan, mendokumentasikan, dan melestarikan olahraga tradisional sebagai produk asli olahraga yang dimiliki oleh masyarakat.
“Event seperti ini tentunya harus kita sukseskan dengan meraih prestasi yang setinggi-tingginya sebagai bagian dalam mengharumkan nama setiap kampung dan juga mempromosikan kebudayaan yang terkandung dalam olahraga tradisional,” terang dia.
Didik juga berpesan kepada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kutai Barat serta pihak terkait untuk meningkatkan koordinasi dan terus memasyarakatkan kegiatan olahraga tradisional. “Kejuaraan olahraga tradisional ini akan menjadi momentum kebangkitan olahraga tradisional di Kabupaten Kutai Barat. Jayalah dunia olahraga tradisional kita,” harapnya.
Panitia Pelaksana Alkatib mengatakan, kegiatan festival olahraga tradisional ini berlangsung selama empat hari yang dimulai 30 Oktober 2013 hingga 2 November 2013. Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan berjumlah 7 cabor meliputi menyumpit beregu dan perorangan putra/putri, begasing beregu dan perorangan putra, belogo beregu putra, behempas perorangan putra, menceng sewet perorangan putra, bebintis perorangan putra dan dompangk perorangan putra.
Peserta kejuaraan ini berasal dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Tenggarong, Bontang, Kutai Timur, Mahakam Ulu, dan 16 kecamatan se- Kutai Barat. Ditambah semua SKPD di lingkungan Pemkab Kutai Barat, Klub sumpit Margo Singo Kutai Barat, Tri Pore dan Polo Pengkit. “Bagi pemenang akan diberikan berupa piala dan piagam penghargaan,” katanya.

Paguyuban Aji Gasan Gelar Kirab Budaya Nusantara

Sendawar, Kaltim - Pengurus Paguyuban Tosan Aji Pinang Sendawar atau disingkat Aji Gasan akan menggelar Kirab Budaya Nusantara. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, mulai 16 November 2013.
Ketua Paguyuban Tosan Aji Gasan Hari Supranoto mengatakan, Kirab Budaya Nusantara ini akan diikuti semua etnis di Kabupaten Kutai Barat. Seperti Dayak Tonyoi, Benuaq, Bahau, Kutai, Jawa, Bali, Bugis, Batak, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Toraja, Banjar, dan etnis lainnya. “Serta diikuti pula paguyuban-paguyuban maupun sanggar seni yang ada di Kutai Barat,” ujar Hari, setelah rapat pemantapan kedua di kediaman Mbah Natim, kepala Adat Kampung Sumber Sari Kecamatan Barong Tongkok, Kamis (24/10) malam.
Rangkaian kegiatan selama tiga hari yakni ritual di Situs Sendawar, Jamasan Pusaka dan Kirab Budaya Nusantara sendiri. Adapun rute Kirab Budaya Nusantara, dimulai atau start pada pagi hari di depan Kantor Bupati Kutai Barat menuju Taman Budaya Sendawar (TBS) Jalan Sendawar Raya dengan berjalan kaki diikuti oleh peserta Kirab terdiri semua etnis dan kesenian yang akan memakai baju adat, serta pakaian kesenian yang mencirikan daerahnya masing-masing.
Tiba di halaman TBS, dilanjutkan penampilan pergelaran seni dari masing-masing daerah yakni, tarian Kuda Lumping dari semua kampung jawa di Kutai Barat. Kemudian, menampilkan seni tari dari Dayak Tonyoi, Benuaq, Kutai, Bali, dan lainnya. “Baik penampilannya secara bersamaan, maupun bergiliran,” katanya.
Ditambahkan, Wakil Ketua Panitia Firdinan Nala mengatakan, untuk kegiatan di malam hari akan dilaksanakan tarian dari semua etnis dan dilanjutkan pengukuhan dan pelantikan yakni pengukuhan Sanggar Seni oleh Ketua Sanggar Seni Mook Manaar Bulatn Kutai Barat Lucia Mayo Thomas.
Selanjutnya, pelantikan pengurus Paguyuban Tosan Aji Pinang Sendawar oleh Bupati Kutai Barat Ismail Thomas yang dipusatkan di Panggung Utama TBS.
Ketika komunikasi dalam hal kebudayaan yang diwujudkan dalam bentuk Kirab Budaya Nusantara ini berjalan dengan baik dan lancar, maka hal ini bisa menjadi perekat persatuan sesama masyarakat Kutai Barat. Sehingga ke depannya bisa meminimalisir konflik yang bisa terjadi di masyarakat. "Dalam pelaksanaan Kirab tersebut, saya ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Kutai Barat dan diluar Kutai Barat, bahwa saat ini kondisi masyarakat Kutai Barat sudah kondusif, aman, damai, dan hidup rukun, serta mempunyai tekad bersama-sama menjaga kedamaian di Bumi Sendawar,” terangnya.
Dengan diadakannya Kirab Budaya Nusantara ini yang pesertanya semua etnis, kelompok dan golongan bisa saling bergandengan tangan. Diharapkan pula, hal ini menjadi pengingat untuk kita semua akan pentingnya persatuan dan kesatuan sesama masyarakat di Kubar. Agar kejadian yang lalu tidak terulang kembali, maka diharapkan masing-masing pihak bisa menjaga kedamaian.
Kirab Budaya Nusantara ini juga sebagai pengingat akan warisan budaya leluhur nusantara berupa sempekat agar tetap dijaga dan dilestarikan agar menjadi ruh masyarakat Kutai Barat. “Ketika situasi kondusif, aman, damai, tentram tercapai di Bumi Sendawar Tanaa Purai Ngeriman. Maka pembangunan yang adil merata akan segera bisa terwujud dan dirasakan semua masyarakat Kubar,” jelasnya.
Sumber: Sumber: http://www.kaltimpost.co.id

Nasi Goreng Jancuk Kembali Menuai Prestasi

Surabaya, Jatim - Surabaya Plaza Hotel (SPH) kembali memenangkan penghargaan. Kali ini penghargaan tersebut datang dari ajang “Surabaya Sparkling Tourism Fiesta 2013” yang digelar oleh Program Studi International Hospitality and Tourism Business (IHBT) Universitas Ciputra Surabaya.
Sejumlah penghargaan dengan beragam kategori dianugerahkan kepada beberapa hotel berbintang di Surabaya pada puncak perayaan yang diadakan di Tunjungan Plaza II, Minggu (27/10/2013). Dalam kesempatan itu, Surabaya Plaza Hotel menerima penghargaan sebagai The Most Innovative Hotel Category Food and Beverage.
Sebagai salah satu hotel berbintang empat di Surabaya, SPH terus berupaya mengembangkan kualitas pelayanan dan produknya. Terutama dalam hal kuliner, hotel yang terletak di jantung kota Surabaya ini tak hentinya melakukan gebrakan dan inovasi baru yang menarik minat konsumen.
Hal ini terbukti dengan kesuksesan SPH dalam memperkenalkan Nasi Goreng Jancuk sebagai kuliner khas Surabaya yang digemari oleh masyarakat lokal, maupun turis dari dalam dan luar negeri. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2009, produk dengan keunggulan porsi besar dan rasa pedas ini tetap menjadi idola konsumen bahkan menjadi pelopor makanan pedas di Surabaya.
Selain terkenal dengan Nasi Goreng Jancuk, SPH juga dikenal dengan Mie Jemblung. Mie Jemblung yang tidak pedas ini merupakan mie goreng sehat karena tidak mengandung pengawet dan pewarna.
Mie Jemblung disajikan dalam ukuran besar dan diciptakan dengan cita rasa manis. Mie Jemblung sangat cocok untuk dijadikan pendamping rasa pedas Nasi Goreng Jancuk.
Selain itu SPH juga memiliki “Salon” yaitu sate lontong. Uniknya “Salon” dikemas dalam satu tusuk sate yang berukuran 30 cm dan menggunakan daging sapi kualitas unggulan. Ada juga Sesal Salmon (Semanggi-Salak Salmon), kombinasi antara western food dan Indonesian food.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Surabaya. Penghargaan ini akan menjadi cambuk bagi kami untuk terus berkreasi dan berinovasi. Kami akan tetap konsisten untuk terus mengembangkan kuliner tradisional agar semakin diminati masyarakat,” ujar Yusak Anshori, General Manager SPH yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pariwisata Jatim ini.
Sumber: Sumber: http://www.antaranews.com

Karnaval Ulos akan Meriahkan Festival Danau Toba 2014

Balige, Sumut - Karnaval Ulos akan memeriahkan Festival Danau Toba di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, pada Juli 2014.
Pengurus Indonesia Heritage Society Merdi Midian Sefnat Sihombing pada Selasa mengatakan ribuan warga Toba Samosir akan berpartisipasi dalam karnaval untuk menampilkan kekayaan budaya Indonesia melalui pameran kain tradisional Batak itu.
Menurut pengurus Perhimpunan Pecinta Kain Adat Indonesia itu, Ulos Batak telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari orang Batak dan mengalami perubahaan seiring berjalannya waktu.
Bagi suku Batak, ulos tidak hanya berfungsi sebagai lambang penghangat dan kasih sayang, melainkan juga sebagai lambang kedudukan, lambang komunikasi, dan lambang solidaritas.
Namun ulos Batak belum banyak diperkenalkan dalam ajang-ajang fesyen seperti batik Jawa atau songket Palembang.
Selain ulos, kata Merdi, seni ukir Gorga Batak Toba yang umumnya hanya menggunakan cat warna merah, hitam, dan putih juga akan dipamerkan dalam festival.
"Keanekaragaman budaya Batak lewat ulos dan seni manggorga akan dimunculkan kehadirannya dalam Festival Danau Toba 2014," katanya.

Seni Pertunjukan Merangsang Orang Berwisata

Jakarta - Pengembangan seni pertunjukan Indonesia dapat menjadi daya tarik wisata. Kemudian, dampaknya adalah dapat merangsang orang untuk melakukan wisata di dalam negeri.
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pengestu dalam konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (28/10/2013).
"Kita ingin mendorong atau menunjukkan seni pertunjukan Indonesia karena ingin menjadikannya berdaya saing di mata internasional. Setelah berkembang di luar negeri, seni pertunjukan dapat merangsang orang untuk melakukan tur keliling di dalam negeri," kata Mari.
Karena itu, seorang konsultan dari Australia, Andrew Ross dalam kesempatan yang sama mengatakan, salah satu cara mempromosikan Indonesia adalah melalui ajang Indonesia Performing Arts Market (IPAM).
IPAM adalah pasar seni pertunjukan Indonesia dengan menghadirkan karya-karya kontemporer dari seniman dalam negeri. Pada IPAM, para seniman tersebut akan tampil langsung di hadapan pengelola festival dan gedung pertunjukan internasional.
"Pengunjung kebanyakan rata-rata mereka mewakili festival internasional," kata Mari.
Melalui gelaran ini, Mari pun berharap terjadi kerja sama antara seniman yang tampil dengan para pengelola festival dan pusat kesenian dunia, selain semakin banyak pula masyarakat yang hidup dari seni pertunjukan.
IPAM diadakan pada 13-16 November 2013 dengan berpusat di tiga lokasi di Jakarta. Komunitas Salihara, Taman Ismail Marzuki dan RedWhite Lounge. Untuk memberikan pemahaman tentang karya Indonesia terhadap pengelola pusat kesenian dan festival yang hadir, IPAM juga dilakukan forum seminar dan diskusi.

35 Negara Berpartisipasi pada Ajang ICCCF Malang

Malang, Jatim - Sebanyak 35 negara berpartisipasi pada ajang International Celaket Cross Culture Festival II di sepanjang Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Ratusan peserta dari berbagai negara itu mengenakan kostum dan menampilkan budaya khas negara masing-masing. International Celaket Cross Culture Festival (ICCCF) II tersebut digelar selama sepekan mulai 26 Oktober hingga 1 November 2013.
"Seniman dari berbagai negara tersebut akan menampilkan seni dan budaya dari negara masing-masing selama sepekan penuh, namun ada juga pameran usaha kecil mikro menengah (UMKM) yang dihelat selama sepekan penuh," ujar Ketua Panitia ICCCF II Hanan Jalil.
Ke-35 negara tersebut di antaranya Inggris, Jerman, Ukraina, Amerika Serikat, Australia, Cekoslovakia, Jepang, Korea, Brazil, Bergia, Swedia, Italia, China, dan Singapura.
Festival budaya skala internasional tersebut bertemakan "Bhinneka Tunggal Ika". Sebenarnya tidak hanya parade budaya yang disuguhkan dalam ICCCF tersebut, tapi juga ada dialog kebangsaan yang akan menghadirkan pembicara Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Mendikbud Mohammad Nuh serta budayawan Arswendo Atmowiloto.
Menurut Hanan, tujuan digelarnya ICCF itu untuk memperkenalkan kebudayaan tradisional khas Indonesia dan juga "membumikan" Bhinneka Tunggal Ika kepada negara peserta, bahkan dunia.
Ia mengemukakan karena menjalin hubungan yang baik terhadap negara-negara di dunia, juga menjaga stabilitas ekonomi negara yang berujung pada kesejahteraan rakyat nantinya.
"Selain seniman dari mancanegara, senimal lokal Malang dan dari seluruh belahan bumi Nusantara ini juga hadir, sehingga seniman yang berkumpul di Malang ini lebih dari 1.500 orang," ujarnya.
Sementara koordinator Kampung Celaket Agus Winandar mengatakan kesenian dan budaya Indonesia yang akan ditampilkan nantinya mencapai ratusan, seperti karnaval kostum dunia, tari kecak, legong, dan barong.
Selain itu juga ada tari jaranan, topeng malangan, jaranan butho, tari gandung, seblang, ludruk khas Jawa Timur, tari jentreng, jaipong, bantengan, tari beskalan, kuda lumping dan terakhir fasion show batik celaket.
Seperti ICCF pertama, atraksi yang paling meriah dalam rangkaian acara Festival Kampung Celaket yang digelar selama sepekan itu adalah karnaval kostum dunia yang dimeriahkan kostum dari 38 provinsi di Tanah Air.
Pembukaan ICCCF II juga diawali dengan festival kostum dunia yang mengambil start di Jalan Jaksa Agung Suprapto, kemudian melintasi Jalan Kaliur ang dan kembali ke kawasan Kampung Celaket.
Sementara Ketua DPRD Kota Malang Arif Darmawan mengatakan ajang itu memiliki manfaat besar bagi Kota Malang dan seluruh warganya.
"Tentunya even ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Kota Malang dan diharapkan kam pung-kampung lainnya juga menggagas even yang sama untuk lebih menggairahkan kepar iwisataan di kota ini," ujarnya.

Dubes Finlandia Cetuskan Ide Solo Bikin Batik Angry Bird

Solo, Jateng - Kunjungan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Kai Sauer, ke Kota Solo menyisakan cerita unik yang memberi inspirasi para pengusaha batik. Tercetus ide untuk mengkreasikan tren baru, yakni batik bermotif Angry Bird.
Ide tersebut dicetuskan oleh Dubes Finlandia, Kai Sauer, saat dirinya berkunjung ke Lodji Gandrung Solo, Jawa Tengah. Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Solo, FX Rudy Hadyatmo menjelaskan panjang lebar tentang Kota Solo, baik potensi industri, sejarah, budaya, kuliner, dan kerajinan batiknya.
Setelah mendapat penjelasan dari Rudy bahwa Solo merupakan salah satu Kota Batik, Sauer kemudian memberi ide untuk membuat batik motif Angry Bird. Batik ini diharapkan bisa lebih menembus pasar internasional.
Menurut penjelasan Sauer, Finlandia sangat terkenal di seluruh dunia, salah satunya karena produk ponsel merk Nokia dan game Angry Bird. Game populer hingga saat ini sudah diunduh hampir 200 juta orang di seluruh dunia.
"Game Angry Bird sudah diunggah lebih dari 200 juta pengunduh. Jika Solo menciptakan batik dengan motif Angry Bird, maka Solo bisa terkenal di dunia seperti Angry Bird," jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut bisa mengangkat citra Indonesia, khususnya Solo, untuk bisa dikenal dunia luas melalui kerajinan batiknya dengan motif tertentu yang saat ini sedang booming. Sementara itu, Rudy menyambut baik ide tersebut dan berharap akan ada kerja sama lebih lanjut dengan Finlandia.
"Saya berharap Solo akan dapat dikenal warga Finlandia setelah kunjungan duta besar. Karena itu, saya berharap Mr Kai Sauer bisa menikmati makanan khas Solo serta menikmati suasana malam hari di Solo," ajaknya.

Istano Basa Pagaruyung Batal Diresmikan di Tanahdatar

Tanahdatar, Sumbar - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono tidak jadi menandatangi prasasti peresmian Istano Basa Pagaruyung, di Kabupaten Tanahdatar. Proto­koler kepresidenan hanya meng­agendakan SBY datang ke Paga­ruyung untuk peninjauan. Se­dan­g­kan penandatanganan prasas­ti di­lak­sanakan pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia di Padang pada 31 Oktober. “Sejak awal, diren­canakan Pagaruyung ini akan dires­mikan presiden, tapi tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Presiden dan ibu negara hanya mampir untuk peninjauan usai meninjau kelok sembilan,” ungkap Bupati Tanahdatar Shadiq Pasa­digue di sela-sela acara menaiki rumah gadang, pelantikan pengurus LKAAM dan bundo kanduang Ta­nah­datar di Pagaruyung, kemarin.
Menurut Shadiq, ini merupakan kebijakan protokol kepresidenan RI, yang kurang peduli dengan aspirasi masyarakat Sumbar.  Shadiq me­maparkan, keberadaan Istano Basa Pagaruyung dapat menjadi inspirasi generasi Minangkabau di manapun berada. Digunakan seba­gai salah satu objek wisata Sumbar yang diharapkan menjadi pusat pe­ngem­bangan dan pendidikan peles­tarian adat, seni dan budaya di daerah.
Pada kesempatan ini hadir Wakil Gubernur Muslim Kasim selaku Ketua Panitia Pembangunan Kem­bali Istano Basa Pagaruyung, Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Dt Panghulu Basa, Kepala Kesbangpol Sumbar Irvan Chairul Ananda, Keturunan Kerajaan Pagaruyung Taufik Thaib, serta beberapa utusan dari Malaysia.
Muslim Kasim menga­ta­kan, ham­pir enam tahun di­tung­gu, akhir­nya pemba­ngu­nan kembali Is­tano Basa Paga­ruyung pasca­ter­bakar, bisa diselesaikan. “Ma­sih ter­ingat jelas bagaimana awal tan­da dimulainya pemba­ngunan ini dengan prosesi acara batagak tong­gak tuo oleh bapak Wa­pres Ju­suf Kalla ketika itu,” ungkap Muslim Kasim.
Awalnya bangunan ini di­ren­canakan selesai 3 tahun, ternyata menjadi 5 tahun, karena keuni­kan bangunan dan bahan bangu­nan men­dasar seperti material, kayu dan ijuk yang dipasok dari hutan-hutan di berbagai lokasi di Sumbar. Begitu juga penga­daan interior benda-benda kuno be­r­se­jarah yang hampir semuanya ditelusuri dari bar­ba­gai kawasan di Nusantara, bahkan negara tetangga. Aset-aset bersejarah itu ludes terba­kar tahun 2007.
“Mengingat peristiwa ke­ba­karan yang sudah ber­ulang­kali, maka upaya yang telah dilakukan untuk mera­wat ba­ngunan Istano Ba­sa Paga­ruyung ini adalah mem­bentuk Badan Pengelola khusus. Is­ta­no ini juga sudah di­asuran­si­kan di Asuransi Wahana Tata dan ba­ngunan dilengkapi hy­drand untuk pemadam keba­karan serta pe­nangkal petir,” jelas Muslim Kasim.
Muslim Kasim juga me­nyam­­paikan, pembangunan kem­bali Istano Basa Paga­ruyung telah menelan biaya sekitar Rp 20 miliar. Sum­bernya, klaim asu­ransi keba­karan 17 persen, sum­bangan masyarakat 40 persen, sum­bangan bupati dan wali kota se-Sumbar 20 persen, dan APBD Sumbar 22,5 persen. Sementara bantuan material, semen yang digunakan 100 persen dari PT Semen Padang dan kayu bantuan dari Kemen­terian Kehutanan.
Dia berharap peranan Ista­no Basa Pagaruyung sebagai pusat tempat tinggal keluarga ke­rajaan Minangkabau akan da­pat difung­sikan di Ta­nah­da­tar sebagai Luhak Nan Tuo dan menjadi pedoman bagi luhak yang lainya di Mi­nang­kabau.
Kontruksi bangunan yang berbeda dengan rumah tinggal masyarakat biasa, merupakan bukti nyata peranan adat da­lam mempersatukan kepen­tingan, inspirasi untuk men­ciptakan iklim dan kehidupan yang damai, adil dan harmonis di bawah suatu kepemimpinan rumah gadang.
“Keberadaan bangunan Ista­no Basa Pagaruyung ini, menjadi simbol dan semangat kita untuk melestarikan nilai-nilai sejarah, seni dan budaya Minang,” harap­nya.

Tenggarong Kutai Carnival Suguhan Keunikan Istimewa

Tenggarong, Kaltim - Peragaan busana unik yang dikemas dalam Tenggarong Kutai Carnival (TKC) 2013 mampu memukau penonton dan pengunjung pada Sabtu (26/10) mulai pukul 13.00 Wita.
Di acara “Fashion on The Street”, sebanyak 100 talent TKC unjuk penampilan dan kebolehan bergaya di sepanjang jalan raya di Tepian Mahakam, mulai halaman Kantor Bupati Kukar hingga Sekretariat Gerbang Raja yang dijadikan catwalk. Kegiatan ini merupakan bagian dari Festival Kota Raja untuk memeriahkan Hari Jadi ke-231 Kota Tenggarong.
Dengan pakaian bertema “Magic of Kutai Kartanegara” yang di dalamnya terbagi tiga kelompok dengan sub-tema kostum, yaitu Anggrek, Belian dan Seraung, membuat penonton betah memadati tepi jalan raya sepanjang tiga kilometer yang dijadikan arena model berlenggak-lenggok tersebut.
“Saya di sini dari jam 12 siang, sengaja datang dari rumah untuk menyaksikan karnaval ini karena unik,” ujar seorang ibu asal Loa Kulu yang membawa keluarganya menyaksikan TKC tersebut.
Parade TKC diawali penampilan marching band dan puluhan talent Jember Fashion Carnaval (JFC) asuhan Dynan Fariz yang juga merupakan konsultan TKC. Karena sudah 12 tahun berkiprah, terlihat para talent JFC cukup matang dari segi keluwesan bergerak maupun menyapa penonton.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni selaku ketua panitia dalam sambutannya mengatakan, TKC adalah puncak dari Festival Kota Raja guna memeriahkan hari jadi Tenggarong.
Dikatakan, sebelum tampil, para talent TKC telah mengikuti dua kali workshop. Yaitu, pertama di Pendopo Wakil Bupati Kukar yang berlangsung 23-28 September 2013. Dilanjutkan, workshop kedua pada 7-12 Oktober 2013 di tempat yang sama. 
Konsultan untuk workshop tahun ini masih dari Jember Fashion Carnaval yang juga konsultan karnaval tahun lalu.
Sri menambahkan, TKC terpilih sebagai salah satu karnaval di Indonesia yang telah memenuhi standar dan akan ikut-serta dalam karnaval Wondeful Archipelago pada 23 Agustus 2014 di Jember.
“TKC bersama enam karnaval lainnya di Indonesia, terpilih untuk tampil di Wonderful Arcipelago, Agustus tahun depan,” ujarnya.
Dia berharap, melalui kegiatan TKC, Kukar bisa dikenal luas dan menjadi tujuan wisata, serta sebagai pendorong tumbuhnya ekonomi kreatif warga untuk peningkatan pendapatan masyarakat dengan memanfaatkan kunjungan ke Tenggarong.
Sementara, Bupati Kukar Rita Widyasari menilai ada kemajuan dari karnaval tahun ini. Yakni, dari sisi kostum yang mengangkat tema kekayaan budaya daerah dan dikemas dalam ide kreatif sehingga menghasilkan kostum yang “wah”.
Namun, menurutnya, talent TKC perlu banyak berlatih lagi agar bisa menyamai talent JFC yang bergerak luwes saat tampil membawakan kostum unik mereka.
“Ide talent TKC luar biasa, bisa menghasilkan kostum meriah ini. Tapi, perlu berlatih lagi agar bisa bergerak lincah,” harapnya.
Rita juga yakin dengan manajemen yang baik dan kesungguhan siapa saja yang terlibat, maka TKC bisa maju dan menjadi magnet wisatawan untuk menyaksikan show para talent asli Kukar tersebut.
Fashion on The Street TKC itu juga disaksikan oleh para pemuda pelopor se-Indonesia, sutradara John de Rantau, aktris film Poppy Sovia dan Mario Maulana, serta unsur forum koordinasi pimpinan daerah Kukar, serta mahasiswa perguruan tinggi dari Samarinda dan Tenggarong.

Mahasiswa Indonesia Juara di Festival Budaya di Swiss

London, Inggris - Sejumlah mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di universitas perhotelan terbaik kedua di dunia, Glion Institute of Higher Education, Swiss,meraih juara pertama dalam acara kebudayaan Internasional "Cultural Fair" yang diikut oleh wakil 51 negara.
Dalam pameran kebudayaan itu, para mahasiswa itu menampilkan kekayaan budaya dan daya tarik alam pariwisata Indonesia, kata mahasiswa Calvin Hamit yang sedang mengambil gelar Bachelor of Business Administration Hospitality Management (Honors) kepada Antara London, Minggu.
Calvin Hamit mengatakan para pengunjung dan staf pengajar yang mendatangi stand Indonesia mendapatkan kesempatan untuk melihat beragam jenis kerajinan tangan dan mengenal lebih jauh tentang pariwisata di Indonesia.
Mahasiswa Indonesia juga memperkenalkan dan menyediakan kuliner khas Tanah Air kepada pengunjung seperti sate ayam, bakwan jagung dan es cendol yang menarik perhatian.
"Setelah saya mencoba lezatnya makanan khas Indonesia, langsung terpikir dalam benak saya untuk mempersiapkan liburan ke Indonesia," ucap salah satu pengunjung.
Pada akhir acara, ketua penyelenggara mengumumkan bahwa tim Indonesia telah mendominasi hasil voting dari para pengunjung untuk stand terbaik dalam acara tersebut.
"Suatu pencapaian yang membanggakan bagi kami mahasiswa dan mahasiswi dari Glion Institute of Higher Education untuk mampu memikat hati para pengunjung acara tersebut," ujarnya.
Para pelajar Indonesia lainnya yang mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional adalah Frans Fiscal, Bobby Wangsajaya, Stephanie Angela, Jordi Pangestu, Amy Soelistyo, Karen Kwok, Jennifer Tanta, Sena Karilo, Nathalia Setiadi, Clairine Wiyardi, Christy Novia, Randy Dermawan, Winda Hadi, serta Nyoman Satria.
Pengunjung dan staf pengajar yang mendatangi stand Indonesia mendapatkan kesempatan untuk melihat beragam jenis kerajinan tangan dan mengenal lebih jauh tentang pariwisata di Indonesia

SMA Bina Anak Sholeh Yogya Gelar Pentas Seni

Yogyakarta - Pada  Jum’at, (25/10) pukul 19.30 WIB, SMA Bina Anak Sholeh Yogyakarta akan tampil di Gedung Societed Taman Budaya Yogyakarta dalam pentas seni berjudul ‘Serumpun Juang Raih Kemenangan’.
Pentas seni (pensi) yang rutin diadakan setiap tahun tersebut adalah wadah untuk menyalurkan kreatifitas siswa. Hal ini dibuktikan dengan penampilan para siswa. Menurut Bariyah, selaku kepala sekolah, kegiatan ini bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan siswa. Kegiatan ini juga melatih siswa untuk mengekspresikan diri sebagai remaja, dan tentu saja masih berada dalam kerangka syari’ah.
Bimastya Lazuardi, ketua panitia acara pensi tersebut menuturkan bahwa pentas ini merupakan sebuah karya yang menakjubkan. “ Semuanya dari kita. Yang jadi panitianya kita sendiri, yang ngurus kita sendiri, yang main kita sendiri. Pensi ini keren dan wajib ditonton, karena yang pentas kami,'' katanya, tergelak.
Pentas yang akan dipersembahkan berupa pementasan seni musik dan teater. Sebuah teater berjudul ‘Youth to the World’ menjadi menu utama. Teater tersebut menceritakan tentang bagaimana perangai pemimpin bangsa. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa membimbing menuju kemenangan.
Selain itu, turut ditampilkan beberapa grup musik dengan alat musik yang berbeda-beda. Terdapat grup gitar akustik, The Drago, dan kelompok perkusi bernama The Kobe Percussion. Tak luput permainan gamelan yang dimainkan oleh sebuah grup beranggotakan siswa putri, The Java Not. Yang menarik, ketiga grup musik tersebut akan berkolaborasi membentuk satu orkestra.
''Waktu untuk mempersiapkan pensi kali ini lebih sedikit. Sekitar satu setengah bulan aja. Jadi persiapannya lebih greget,'' ujar ketua OSIS, Arkan Priya Anggana Hadna. Jika ingin menyiarkan dakwah islam, harus disesuaikan dengan sasaran dakwahnya. Dalam pentas seni ini, dakwah disampaikan ala anak SMA. Bukan hanya sebagai hiburan, pensi tersebut diharapkan bisa menjadi media untuk berdakwah. “ Kitanya kan juga masih SMA, nanti kalau salah cara malah terkesan sok tahu”,'' katanya.
Bertempat di Gedung Societed Taman Budaya Yogyakarta, kursi penonton yang ditawarkan kurang lebih berjumlah 300 buah. Dengan tiga kelas harga tiket yang terbilang terjangkau, pensi ini cukup menarik untuk menjadi pilihan refreshing setelah penat beraktivitas.

Pekan Depan, Iluni ITB Gelar Pasar Seni Jakarta

Jakarta - Untuk mendukung visi dan misi Gubernur DKI Jakarta yang ingin menjadikan Kota Jakarta sebagai kota seni, Ikatan Alumni (Iluni) Institut Teknologi Bandung (ITB) berencana menggelar ’Pasar Seni Jakarta’ di Parkir Timur Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada 3 November 2013 nanti. Pagelaran tersebut akan bertemakan ’Big Kampoeng’ yang akan melibatkan sejumlah seniman, budayawan hingga partisipasi dari masyarakat umum.
Ketua Iluni ITB Jakarta, Hendry Harmen mengatakan Kota Jakarta yang merupakan kota metropolitan adalah tempat berkumpulnya kampung-kampung yang ada di seluruh nusantara. Sehingga menjadikan ’Big Kampoeng’ memiliki ciri pluralisme. "Kami bertekad menjadikan Pasar Seni Jakarta menjadi ajang festival seni budaya tingkat nasional dan internasional. Keberagaman inilah yang menjadi semangat diselenggarakannya Pasar Seni Jakarta," ujarnya.
Dirinya berharap Pasar Seni Jakarta bisa menjadi jembatan antara seniman dengan industri kreatif serta masyarakat umum yang akan memberikan inspirasi bagi kemajuan peradaban bangsa Indonesia.
Dalam pagelaran nanti akan menampilkan beberapa seniman kenamaan seperti Tisna Sanjaya, Isa Perkasa, Komunitas Zombie, Cosplay dan Delegasi Seni Perguruan Tinggi serta komunitas seni. Tak hanya itu, ada juga pelukis kaligrafi A.D. Pirous, pematung dan pelukis Sunaryo, pelukis mural raksasa Irwan ’Iweng’ Bagja Darmawan, seni instalasi Eddy Prabandono, keramikus FX Widayanto serta seniman.
"Seniman-seniman ini dikuratori oleh Aminuddin T. H. Siregar seorang kurator muda bertaraf internasional," tambahnya.

Hinggi Kombu, Kain Tenun Sumba Rancangan Pria

Jakarta - Bagi masyarakat Sumba, kain tenun lazim dibuat oleh kaum perempuan, namun ada pula Hinggi Kombu yang dirancang oleh pria Sumba yakni, kain tenun ikat yang digunakan untuk kaum pria.
Selimut berwarna cerah yang dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, ini diikat dan dirancang  oleh Umbu Agung Menang Kunda dari Kampung Raja, Prailiu, Sumba Timur.
Kain tenun yang dicelup dengan pewarna alam di Desa Mauliru ditenun oleh isteri Umbu Agung, Rambu Margaretha pada tahun 2010.
Dalam proses pembuatannya, Umbu Agung berperan sebagai pengikat dan perancang, sedangkan bagian menenun dilakukan oleh isterinya.
Merupakan hal yang tidak lazim bagi seorang laki-laki untuk terlibat dalam pembuatan kain di Sumba seperti mengikat dan merancang, selain memilin rumbai.
Namun Umbu Agung bangga dengan hasil percobaannya itu. Karyanya tersebut terbuat dari dua panel yang dijahit bersama untuk menghasilkan wastra yang lebih lebar.
Motif yang digunakan dalam kain Sumba buatan Umbu Agung bermacam-macam seperti kuda nil, cumi-cumi, buaya, ikan dan manusia yang membentuk komposisi yang apik dan rumit. Setiap motifya memiliki nilai-nilai religius dan moral.
Cumi-cumi misalnya, dimaknai sebagai lambang gotong royong karena memiliki memiliki tentakel yang banyak, sedangkan buaya simbol bangsawan raja atau penguasa. Kain tenun Sumba memang sarat dengan binatang sebagai simbol, berbeda dengan kain tenun Sumba Barat yang menonjolkan kesederhanaan.
Koleksi lain yang dipamerkan di Museum Tekstil selain kain selimut (hinggi) adalah sarung (lau), ikat kepala (tiara), dan tudung kepala (tamelingu).

Razia Topeng Monyet Dianggap Tabrak Budaya Betawi

Jakarta - Pemerhati kebudayaan Betawi JJ Rizal menilai langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merazia topeng moyet telah menabrak budaya Betawi. "Sekilas ini baik-baik saja dengan dalih menghindari eskploitasi binatang, terus pengamennya dijanjikan pekerjaan baru. Tapi topeng monyet adalah bagian dari budaya Betawi, itu jangan diabaikan," kata Rizal saat dihubungi Tempo, Jumat, 25 Oktober 2013.
Menurut Rizal, topeng monyet sudah lama menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Betawi. Apabila ditarik mundur, keberadaan topeng monyet sudah ada sejak awal abad 20 yang perlahan makin populer di kalangan masyarakat.
Keberadaan topeng monyet, kata Rizal, juga banyak disinggung dalam cerita-cerita rakyat Betawi, seperti Ki Alang atau Hikayat 5 Tumenggung. Salah satu kisah itu menunjukkan bahwa monyet tak bisa diremehkan karena bisa pintar apabila diajari untuk berkembang. "Maka itu, semoga saja kebijakan ini tidak berarti meniadakan topeng monyet dari Jakarta," ujar Rizal.

KBRI Athena Gelar Pameran Lukisan Mitologi Indonesia

London, Inggris - KBRI Athena menggelar pameran lukisan Indonesia yang bertemakan "Behind the Myth" (Mitologi dari berbagai daerah di Indonesia) di Galeri Sekolah Tinggi Seni dan Desain AKTO, Athena.
"Mitologi di Indonesia yang sangat beragam memberikan inspirasi kepada empat pelukis dari kelompok Jago Tarung Yogyakarta," kata Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Athena Jani Sasanti kepada Antara, Jumat.
Dia memberi contoh  mitos-mitos di daerah Basemah, Sumatera Selatan, legenda yang terkenal di Tanah Jawa yaitu Jaka Tarub, karya epos La Galigo dari Sulawesi Selatan sampai dengan mitos keseharian seperti tokek.
Semuanya diterjemahkan para pelukis ke dalam 20 karya lukis kontemporer yang dipamerkan di ruang galeri AKTO, Athena, sejak 21 Oktober sampai dengan 25 Oktober.
Pameran itu merupakan kerja sama KBRI Athena dengan Sekolah Tinggi Seni dan Desain AKTO, kelompok Jago Tarung Yogyakarta dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI serta Museum Tekstil Jakarta.
Acara pembukaan pameran lukisan bertema "Behind the Myth" yang dihadiri sekitar 100 undangan dari para pelukis, pemerhati seni, friends of Indonesia dan para murid dan dosen AKTO itu diawali dengan tarian Bali Belibis yang dibawakan dua penari.
Kelompok Jago Tarung didirikan tahun 2010 oleh empat pelukis, Syis Paindow, Zam Kamil, Tomy Faisal Alim, dan Dedy Sufriadi, lulusan dari sekolah tinggi seni rupa ISI Yogyakarta dan IKIP Makassar.

Laskar Pelangi Raih Penghargaan di New York

Jakarta - Novel Laskar Pelangi edisi internasional atau The Rainbow Troops meraih penghargaan bergengsi pada Festival Buku New York atau "New York Book Festival" 2013.
"Laskar Pelangi edisi internasional berhasil keluar menjadi pemenang kategori fiksi umum. Sementara pemenang kedua diraih Samuel Finlay dengan karyanya Breakfast with the Dirt Cult," ujar penulis Laskar Pelangi Andrea Hirata di Jakarta, Rabu.
Selain itu, katanya, terdapat 20 penulis yang mendapat penghargaan dalam kategori fiksi umum. Ia berharap penghargaan tersebut, dapat menjadi inspirasi para penulis Indonesia untuk berusaha menerbitkan buku di luar negeri. Selain itu, katanya, para penulis dapat lebih mengenalkan sastra Indonesia kepada masyarakat dunia.
"Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, novel yang mengisahkan kehidupan para siswa sekolah miskin dengan latar belakang keindahan Pulau Belitung tersebut, juga mendapat penghargaan ITB Buch Award 2013 dalam penyelenggaraan pameran pariwisata terbesar di dunia. Hingga saat ini, Laskar Pelangi sudah diterjemahkan lebih dari 20 bahasa.

Ayo Saksikan Festival Mahakam 2013

Samarinda, Kaltim - Mendorong perkembangan kepariwisataan, Pemkot Samarinda melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Kominfo akan terus berupaya, berkreasi dan berinovasi. “Di tengah keterbatasan anggaran daerah, bukan berarti sektor pariwisata tidak bisa berkembang. Alhamdullilah dengan kreasi dan inovasi sudah dibuktikan dapat menghasilkan karya yang baik,” kata Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang belum lama ini. “Salah satunya ya Festival Mahakam. Mari saksikan dan ikuti event tahunan ini mulai 1 hingga 3 November 2013. Sama-sama kita wujudkan untuk menjadi event nasional kelak,” lanjut Syaharie. Kepada seluruh SKPD, termasuk kecamatan dan kelurahan ia meminta dapat menyukseskan acara ini.
“Ini bukan hanya acara Pemkot, tapi acara seluruh warga kota. Jadi mari sama-sama kita sukseskan. Jika ada kekurangan di sana-sini mari kita evaluasi bersama, jangan lantas antipati,” jelas Wali Kota. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini hingga terlaksana melebihi kemampuan anggaran APBD yang dialokasikan. Mohon bantuan seluruh media juga untuk mempromosikan acara ini, sekali lagi terima kasih,” ujar Syaharie mengakhiri.
Ada beberapa acara unggulan Festival Mahakam tahun ini, antara lain Lomba Perahu Naga, Pemecahan Rekor MURI, Parade Hudoq dan Mahakam Jazz, “Banyak ragam acara tahun ini, tapi yang istimewa ya antara lain Pemecahan Dua Rekor MURI, Parade 700-an Hudoq di Pawai Budaya Nusantara, Lomba Perahu Naga di Sungai Mahakam dengan total hadiah Rp 100 juta,” jelas Kadisbudparkominfo, Samarinda HM Faisal.
Selanjutnya, kata mantan Kabag Humas Pemkot Samarinda jangan lupa dengan akan hadirnya belasan  jazzer nasional bahkan jazzer internasional dalam Mahakam Jazz Fiesta, 1-2 November  di Coffe Time Resto, dan gratis buat warga Samarinda. “Telah memastikan hadir Idang Rasjidi, Dwiki Darmawan, Rieka Roslan, Nita Aartsen, Adi Darmawan, dan lain-lain. Sedangkan dari luar ada Monica Akihary, Niels Brouwer (Amsterdam), Yedo Gibson (Brazil) dan Owen Hart Jr. (USA). Mereka akan tampil bersama jazzer Kaltim dari Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Tenggarong,” terangnya.

Festival Budaya Meriahkan Jakarta Marathon 2013

Jakarta - Gelaran lomba lari marathon internasional ibu kota yakni Jakarta Marathon 2013 akan disemarakkan oleh pertunjukan seni budaya. Pertunjukan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini bertajuk Festival Budaya Jakarta Marathon 2013.
"Festival Budaya Jakarta Marathon 2013 digelar secara istimewa untuk merayakan kemeriahan Kota Jakarta sebagai Kota Metropolitan yang menjadi jantung titik temu pesona dan keindahan beragam latar budaya baik dari Nusantara maupun dari mancanegara," ujar Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata dan Kebudayaan, Sylviana Murni dalam siaran pers, Kamis (24/10/2013).
Sylvia pun mengatakan, dengan digelarnya ajang internasional Jakarta Marathon, membuktikan bahwa Jakarta siap menjadi tuan rumah bagi para atlet maupun wisatawan mancanegara dan domestik.
Sementara Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga bertindak sebagai Ketua Pantia Jakarta Marathon 2013, Sapta Nirwandar mengatakan, rangkaian Festival Budaya Jakarta Marathon 2013 merupakan perhelatan yang dirancang untuk mempromosikan Jakarta sebagai destinasi pariwisata dan olahraga dunia.
"Perhelatan Festival Budaya ini akan memberikan nuansa keunikan tersendiri dalam Jakarta Marathon 2013 dan dapat dinikmati secara gratis untuk semua," ujar Sapta.
Festival Budaya Jakarta Marathon digelar pada Minggu (27/10/2013), menampilkan atraksi budaya dengan mengedepankan seni budaya Betawi. Beberapa gelaran seni seperti Marawis, Palang Pintu, Barongsai, Reog Ponorogo, Tari Topeng, Ondel-ondel, dan Teater Abang None.
Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan karnaval Jakarta serta penampilan musisi yang mengisi 17 panggung yang tersebar di sepanjang lintasan lari. Panggung utama berdiri di Monumen Nasional (Monas) sedangkan 17 panggung lainnya tersebar antara lain di depan Hotel Mandarin, tikungan Pusat Kebudayaan Italia, depan Plaza Festival, Jalan Layang Kuningan Barat, Jalan Layang Patung Dirgantara (Patung Pancoran).
Kemudian halte bus SMESCO Pancoran Barat, halte bus Menara Jamsostek, halte bus Hotel Sultan, depan gerbang Basket Hall GBK Senayan, Taman Hang Tuah, depan Gedung PLN Bulungan, Taman Hang Tuah III, halte bus Kemdikbud Senayan, taman depan Menara BNI 46, samping EX Center dan depan lampu Burung Merak Monas.

Desainer Belanda Rancang Tenun Jadi Busana Kasual

Jakarta - Desainer Belanda Hans Ubbink meramaikan ajang mode Jakarta Fashion Week 2014 Kamis malam dengan menampilkan koleksi menggunakan kain-kain nusantara.
Perancang kelahiran 1961 yang telah memulai karir lebih dari 20 tahun lalu itu menggunakan tenun Garut, tenun Bali, dan tenun sutra khas Makassar dalam sebagian koleksinya.
Hans Ubbink yang karyanya juga tersedia di Belgia dan Prancis itu mengaku tidak mengalami kendala berarti saat mengolah tenun-tenun Indonesia menjadi rancangan ready to wear miliknya.
"Sama sekali tidak merasa kesulitan," ujarnya.
Koleksi Ubbink didominasi busana kasual dan busana kerja yang pas badan. Sentuhan tenun terlihat dari setelan blazer dan celana wanita dengan warna yang cenderung netral seperti hitam dan cokelat sehingga unsur tradisional tampil dengan kekinian.
Ada pula koleksi busana pria dan wanita berupa setelan blazer dan celana yang memakai motif printing menggambarkan kapal di tengah samudera dengan nuansa biru.
Koleksi pakaian santai terlihat dari blus longgar kuning dipadu dengan celana pendek senada, beragam coat, jaket kulit, rok panjang, dan dress.
-

Arsip Blog

Recent Posts