Ekspor Batik Tuban Tak Terpengaruh Lemahnya Rupiah

Tuban, Jatim - Meski produknya diekspor, perajin batik gedog di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tidak terpengaruh oleh anjloknya nilai tukar rupiah. Sebab, selama ini perajin batik di Tuban memilih menjual produk ke eksportir dengan sistem tangan kedua, sehingga tidak berisiko jika rupiah melemah atau menguat. "Harga batiknya tetap stabil," kata salah seorang perajin, Uswatun Khasanah, Jumat, 29 November 2013.

Perajin asal Dusun Luwuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, itu mengatakan, selama ini ia dan para perajin lainnya menjual produknya ke eksportir yang ada di Bali. Caranya ada uang, ada barang alias barang ada dan uang tunai. Dengan sistem itu, harga batik gedog Tuban cenderung stabil.

Dengan sistem jual-beli langsung, ujar perajin yang mengaku mempunyai lebih dari 150 jenis motif batik, dirinya banyak memperoleh keuntungan, terutama untuk batik dengan pewarna alami, yaitu pewarna yang diambil dari kulit, daun, dan bunga.

Sentra batik gedog Tuban tersebar di Kecamatan Kota, Kerek, Merakurak, Semanding, dan Palang. Disebut batik gedog karena merakit kainnya menggunakan alat rakit tradisional yang tiap menggulung benang berbunyi dog-dog. Setelah menjadi kain, lalu dihiasi gambar pelbagai motif. Mulai dari motif daun jati, perahu, atau motif sejarah Sunan Bonang.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mencatat ada sekitar 40 pengusaha batik yang masing-masing mempekerjakan sekitar 25 orang. Perajin sering mendapat kesempatan promosi melalui pameran di kota-kota besar. Batik gedog banyak diekspor ke negara-negara di Asia dan Eropa. "Batik Tuban sudah cukup terkenal," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tuban, Farid Ahmadi.

-

Arsip Blog

Recent Posts