Gali Adat dan Budaya Melayu, 100 Sastrawan Nusantara Bertemu

Pekanbaru, Riau - Sebagai daerah yang kaya akan adat dan budaya, Riau menjadi sasaran penggalian potensi adat dan budaya oleh para sastrawan nusantara. Dan itu ditunjukkan dengan hadirnya 100 sastrawan nusantara di Pekanbaru, mulai hari Jumat (20/12/2013).

Sebagai salah satu dukungan terhadap kehadiran para sastrawan nusantara ini, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) bekerjasama dengan Tenas Effendi Foundations juga akan menggelar silaturahim serta gelar karya sastra Riau yang dilangsungkan, Sabtu (21/12/2013) pagi hingga siang di gedung LAM Riau, Jalan Diponegoro Pekanbaru.

Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau, Al Azhar kepada wartawan, Jumat (20/12/2013) mengatakan, silaturahim dan gelar karya sastra Riau merupakan bentuk dukungan LAM terhadap pengembangan kesusasteraan di tanah air.

Dijelaskan, pertemuan 100 sastrawan nusantara, selain berkunjung ke LAM Riau juga akan melakukan muhibah ke Universitas Lancang Kuning, Universitas Riau serta Universitas Islam Riau. ’’Kita ingin memperlihatkan karya sastra Riau kepada sastrawan yang ada di tanah air,’’ ujar Al Azhar.

Dijelaskan, pada pemeran karya satra Riau yang digelar di LAM Riau itu nantinya akan menampilkan sekitar 600 karya sastra Riau dan akan berlangsung mulai tanggal 21 hingga 31 Desember 2013. ’’Hingga saat ini sudah terkumpul sekitar 250 judul karya sastra, dan kita berharap hingga besok akan terus bertambah,’’ tuturnya.

Menurutnya, sulitnya mengumpulkan karya sastra Riau disebabkan karya-karya tersebut masih tersebar di beberapa tempat dan tidak terfokus pada satu lokasi seperti Pustaka Soeman HS. ’’Tapi kita terus berupa menambah koleksi hingga malam ini,’’ ujarnya.

Selain mengadakan silaturahim, LAM Riau juga akan mengadakan dialog yang akan menampilkan narasumber Prof Zainal Keling, Prof Madya Datuk Zainal Abidin Burhan, H Tenas Effendy dan Detry Karya.

’’Kita ingin pertemuan para sastrawan nusantara ini meriah karena bagaimana pun sastrawan merupakan tokoh perubahan di barisan terdepan. Mereka tidak saja menciptakan karya sastra dan seni tetapi juga agen perubahan,’’ jelas Al Azhar.

-

Arsip Blog

Recent Posts