Mimpi Tenun Lombok Ingin Tembus Pasar Dunia

Mataram, NTB - Indonesia memang sangat kaya akan keragaman budaya. Masing-masing daerah memiliki makanan khas dan kain adat nan cantik dan eksotis. Salah satunya adalah kain tenun.

Masyarakat Lombok merupakan salah satu penghasil tenun di Indonesia. Kerajinan yang dikembangkan secara turun temurun ini telah menjadi sumber pendapatan alternatif selain beternak dan bertani.

Senim (40), salah satu penenun asal Desa Sukarara, Lombok Tengah mengaku sudah menekuni kerajinan tenun ini sejak kecil. Untuk menyelesaikan satu kain Tenun Sasak Lombok, Senim menghabiskan waktu antara dua minggu hingga satu bulan.

Jangka waktu pengerjaan dan motif tenun yang rumit, menjadikan harga jual Tenun Sasak Lombok melambung. "Makin banyak warna makin mahal. Ada yang harga Rp 200.000. Untuk 2 meter bisa satu bulan kalau ada kerjaan lain, kalau rutin bisa dua minggu," jelas Senim di Desa Sasak, Lombok Tengah, Sabtu (18/1).

Kepala Kelompok Penenun Desa Sasak, Mila (30) menambahkan, untuk tenun sutra, biasanya dibuat sesuai pesanan mengingat bahan baku tenun sutra sulit di dapat dan mahal.

"Paling murah Rp 2 juta. Paling sebentar pengerjaan 15 hari. Kalau ada pesanan kami bikin, karena mahal benangnya. Kami ambil dari Bali," imbuh Mila.

Menurutnya, hasil tenun tersebut dipasarkan melalui sistem jaringan, salah satunya adalah jaringan Bank Indonesia. Walaupun demikian, Mila optimis tenun Lombok ini akan menembus pasar global.

"Ada langganan khusus, BI. Paling banyak ke Jakarta, ada juga Malang. Belum ada yang pesan dari luar negeri. Kami ingin sampai ke luar negeri," ujar Mila.

Mila optimis, hasil tenun tradisional tidak akan tersaingi oleh kain-kain pabrikan, mengingat tenun tradisional memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Agar ciri khas terus bertahan, Mila mengatakan, keahlian menenun akan terus diturunkan kepada anak-anak perempuan di desa tersebut.

"Tidak terancam dengan buatan pabrik, karena beda. Kita turunin (keahlian menenun) ke anak-anak, biar gak hilang. Semua perempuan bisa nenun. Laki-laki tidak ada," tutup Mila.

-

Arsip Blog

Recent Posts