Ratusan Pandeka Melayu Siap Beradu

Padang, Sumbar - Ratusan pen­dekar yang tersebar di pelosok nagari Sumbar akan bertarung di Gelanggang Silih Baganti (GSB) di GOR Universitas Negeri Padang (UNP) pada 19-22 Desember. Me­reka akan menunjukkan kepiawaian memperagakan jurus silat dari nagari masing-masing.

Tidak hanya pesilat lokal, pesilat asal Singapura juga unjuk kebo­lehan di GSB yang diselenggarakan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Padang tersebut.

Dalam festival silat itu juga di­gelar lomba pidato dan pasam­bahan adat dari utusan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) se-Sumbar. “Se­telah 11 tahun tidak dise­leng­garakan, kami IPSI Padang yang ditunjuk IPSI Sumbar menyelenggarakan kegiatan ini. Seluruh kabupaten/kota telah menyatakan bersedia mengikuti festival dan men­cantumkan nama pesilatnya,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Zulhendri Ismed Rajo Bungsu didampingi sejumlah panitia lainnya, kemarin (17/12).

Zulhendri mengatakan, dalam Festival Silek Nagari itu, IPSI bekerja sama dengan LKAAM Sumbar.

Dalam festival ini juga di­gelar lomba pidato Bacabiak Si­rih Pambukak Galanggang. “Agen­da ini akan diadakan rutin setiap tahun,” ujar Zulhendri.

Pesilat akan ditampilkan secara berpasang-pasangan dan dalam kategori kelom­pok. Bagi pesilat yang menjadi Juara Umum I, panitia sudah menyiapkan hadiah kejutan yaitu satu unit mobil pikap Isuzu Panther, Juara Umum II satu unit motor Honda Beat dan juara III mendapatkan hadiah TV, serta hadiah lain­nya bagi yang memiliki pe­nam­pilan terbaik.

“Dengan hidupnya GSB, maka merupakan salah satu wujud pelestarian budaya, terutama kesenian tradisional Minangkabau yang kian ter­ge­rus oleh zaman,” ung­kap­nya didampingi Adrial Uyung Rajo Intan, Yaldi Rajo Pan­duko selaku Sekretaris.

Dengan dihidupkannya GSB, minat generasi muda mempelajari silek Minang ditargetkan meningkat. Festival akan dibuka Ketua PB IPSI Prabowo Subianto dan diha­diri Mendagri Gamawan Fauzi dan tokoh-tokoh lain­nya.

Ketua IV LKAAM Sumbar Yayasfar Datuak Paduko Ah­mad mengatakan, silat sudah dikembangkan di berbagai negara di dunia. “Kita selaku orang Minang patut ber­bang­ga dan ikut mem­besarkan dan melestarikan kekayaan bu­daya ini,” ujarnya.

Dalam adat, pendekar silat adalah seorang dubalang. Dubalang diwajibakan harus menguasai teknik silat selaku paga nagari.

“Kita LKAAM Sumbar mem­berikan apresiasi sangat besar terhadap IPSI karena telah mengangkat kegiatan ini,” ujar Yayasfar.

-

Arsip Blog

Recent Posts