Topeng Muludan, Tradisi Budaya Surabaya yang Lama Tenggelam

Surabaya - Topeng muludan, sebuah tradisi budaya yang sudah lama ada di Surabaya. Namun seiring perkembangan zaman, tradisi yang biasanya dilakukan untuk menyambut maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lagi terlihat.

Ketika masa jayanya topeng muludan, di sepanjang jalan Gubeng besar Surabaya, banyak orang yang berjualan topeng muludan yang sangat kental dengan karakter singa. Tidak hanya itu, anak-anak ketika itu pasti ingin membeli topeng tersebut.

Namun yang terjadi saat ini, masyarakat banyak yang melupakan tradisi tersebut. Anak-anak zaman sekarang, telah terkontaminasi dengan budaya-budaya barat, sehingga sama sekali tidak mengenal apa itu topeng muludan.

Hal itu disampaikan Heri Lentho penggiat budaya yang memprakarsai aksi ritus topeng muludan yang digelar di pertigaan Jl. Tunjungan Surabaya, Minggu (12/1/2013).

Heri Lentho mengatakan, pihaknya prihatin dengan kondisi tersebut. Sehingga mencoba untuk mengingatkan kembali masyarakat Surabaya bahwa tradisi topeng muludan pernah ada.

"Ritus topeng muludan ini, bertujuan untuk menghidupkan tradisi Surabaya yang sudah hilang. Selain itu, guna menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Heri kepada suarasurabaya.net.

Dia menambahkan, pihaknya juga terus akan menggelar aksi serupa untuk terus memunculkan budaya-budaya Surabaya, yang tidak lagi dikenal oleh masyarakat. "Kedepan kami akan menggelar pertunjukkan serupa, namun lebih besar lagi pada 17 Januari 2014 di taman Bungkul," ujarnya.

Pantauan suarasurabaya.net, pertunjukkan ritus topeng muludan yang digelar di pertigaan jalan Tunjungan surabaya, diikuti sekitar 15 penari. Mereka menari dengan membawa sangkar burung dan kurungan ayam.

Menurut Heri lentho, tarian tersebut adalah bentuk ajakan kepada masyarakat untuk menjaga tradisi budaya Surabaya khususnya topeng muludan.

Pertunjukan ritus topeng muludan, cukup menyita perhatian masyarakat yang melintas di jalan Tunjungan. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang sengaja datang, untuk melihat pertunjukan tersebut.

Anita satu diantara warga yang menyaksikan pertunjukan ritus topeng muludan mengaku, sebelumnya belum tahu jika ada tradisi topeng muludan. Bahkan dia juga mengatakan sebelumnya tidak tahu topeng muludan itu seperti apa.

"Karena penasaran, saya datang untuk melihat pertunjukan ini. Dengar informasi dari radio SS ada pertunjukan itu di daerah pasar Genteng, makanya saya datang kesini," kata Anita warga Tandes Surabaya.

Berbeda dengan Iwan, yang juga menyaksikan pertunjukkan tersebut. Dia mengatakan, tertarik melihat karena merasa kangen dengan tradisi topeng muludan.

"Waktu saya kecil, banyak orang yang jualan topeng disini, dan itu sudah lama tidak ada lagi. Mumpung ada pertunjukkan, saya mampir melihat, sambil mengenang masa kecil," pungkasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts