Tradisi Selamatan Tiga Negara Diteliti UNS dan UUM Malaysia

Solo, Jateng - Tradisi selamatan yang merupakan bagian dari adat-istiadat masyarakat Jawa, ternyata masih ada yang dilestarikan keturunan orang Jawa yang selama berabad-abad bermukim di Malaysia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Berlanjutnya tradisi tersebut pada 2014 ini akan ditelusuri dan dikaji secara ilmiah sebagai obyek penelitian yang digarap bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dengan Universitas Utara Malaysia (UUM).

Kepala Institut Javanologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Prof. Dr. Sahid Teguh Widodo mengungkapkan kepada wartawan, Jumat (7/3/2014), riset bersama dua perguruan tinggi (PT) di dua negara tersebut, merupakan tindaklanjut program kolaborasi riset internasional antara Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) UNS dengan UUM.

Alasan dipilihnya tradisi selamatan sebagai obyek penelitian, karena tradisi tersebut ada di tiap negara Asia Tenggara dan menjadi tradisi global yang memiliki makna dan nilai hampir sama, namun bentuk prosesi berbeda.

“Kemiripannya adalah pada tujuannya, yaitu setiap manusia pada dasarnya menghendaki hidup selamat, sejahtera, berkecukupan dan semacamnya. Tapi orientasi material dan orientasi hidup terhadap hal kebendaan itu yang berbeda. Di Indonesia, Malaysia, dan Vietnam berbeda-beda,” kata Sahid.

Lokasi penelitian bersama tersebut, sambung Sahid, berada di tiga wilayah tiga negara, yakni Kota Solo, Johor Baru (Malaysia), dan Ben Tre (Vietnam). Peneliti FSSR UNS yang melaksanakan penelitian tersebut, akan bekerjasama dengan pakar Budaya Melayu UUM, Profesor Madya Dr. Nuraini Yusoff.

“Tahun ini UNS dipastikan akan mulai melaksanakan riset bersama tentang tradisi selamatan tersebut. Penelitian ini untuk membuat dokumentasi dan eksplorasi nilai-nilai ritual di kawasan Asia Tenggara. Jadi, dalam penelitian akan dibandingkan ritual-ritual di Solo, Johor Baru, dan Ben Tre Vietnam. Persiapan sudah matang dan UNS sudah mendapatkan pasangan peneliti dari UUM,” jelas Prof. Sahid.

Selain melakukan riset mengenai tradisi selamatan, FSSR UNS juga tengah menyusun draf proposal penelitian mengenai perkembangan Bahasa Jawa di luar negeri. Prof. Sahid mengungkapkan adanya perkembangan Bahasa Jawa tersebut, di antaranya di wilayah Johor Baru (Malaysia) dan Sungai Pattani (Thailand).

Sementara itu, Profesor Madya Dr. Nuraini Yusoff saat berkunjung ke UNS mengemukakan, ada kesamaan produk budaya yang berkembang di Johor Baru, Malaysia dengan produk budaya di Jawa. Ia melihat fenomena tersebut ada kaitan kedekatan antara Indonesia dengan Malaysia. Bahkan, keturunan orang Jawa yang menetap di Malaysia, termasuk nenek dari suaminya adalah orang Jawa.

“Banyak keturunan Jawa di Johor Baru dan suami saya pun neneknya orang Jawa sehingga dia juga mengenal budaya Jawa. Dia suka makanan Jawa, seperti pecal (pecel), dan srundeng. Jadi sebenarnya Indonesia dengan Malaysia sangat dekat, jika dua negara ini bersatu akan sangat kuat layaknya Uni Eropa,” jelas Dr. Nuraini.

-

Arsip Blog

Recent Posts