Karya Seni Pesanan Bung Karno Ada di TBY

Sejumlah karya maestro seni rupa di Indonesia dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pameran yang berlangsung dari 2-15 Desember ini menyajikan 80 karya dari 10 seniman terkemuka tanah air yaitu Affandi, Amri Yahya, Edhi Sunarso, Fadjar Sidik, G. Sidharta, Hendra Gunawan, Hendro Jasmoro, Rusli, Sudjojono dan Widayat. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Kurniyanto.

Patung bertelanjang dada hanya mengenakan celana dalam duduk di atas bongkahan batu, terpajang di salah satu sudut TBY. Karya seni setinggi tiga meter dengan lebar satu meter itu menyita publik yang ingin menyaksikan pameran bertajuk Gelar Karya Maestro, karena merupakan salah satu patung yang saat ini masih dipajang di Istana Bogor.

Presiden Indonesia pertama, Soekarno lah yang memesan patung tersebutu pada 1950 silam. “Bung Karno meminta saya untuk membuatkan orang yang sedang sedang beristirahat untuk dipajang di istana negara. Patung ini saya buat persis gerakan Bung Karno saat sedang beristirahat,” kata Edi Sunarso, pembuat patung tersebut kepada Harian Jogja, Minggu, (2/12/2012).

Tak hanya itu, Edhi Sunarso juga memamerkan replika pesanan Proklamator Indonesia itu berjudul patungPembebasan Irian Barat. Patung tersebut bahkan dengan begitu kokohnya saat ini dipajang di lapangan banteng, Jakarta Pusat dan menjadi menjadi menjadi salah satu ciri khas kota metropolitan selain Monumen Nasional. “Pada waktu itu memang saya ditugasi oleh Bung Karno untuk membuat sejumlah patung tokoh pahlawan. Karena kata beliau dengan membuat karya berarti juga turut memberikan kontibusi kepada bangsa dan negara,” ungkapnya.

Ayah pembalap asal DIY, Satya Sunarso itu juga sudah menghasilkan karya yang saat ini tersebar di sejumlah kota di Indonesia. Karya Edhi di antaranya dipajang di Surabaya, Ambon, Semarang dan museum-museum yang ada di Indonesia.

Sayangnya hingga kini tak banyak generasi muda yang mengetahui karya Edhi. “Misalnya saja karya patung saya di Jakarta seperti pembebasan Irian Barat dan patung Jenderal Sudirman. Banyak yang tidak tahu termasuk warga Jogja sendiri bahwa karya tersebut merupakan karya dari perupa asli asal Jogja,” tutur kakek yang tinggal di Jalan Kaliuarang, Sleman itu.

Karenanya, Edhi mengapresiasi terselanggaranya pameran tersebut. Dengan begitu, secara tidak langsung memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai sejarah seni rupa di Indonesia. Adapun dalam pameran tersebut sebanyak 21 karya yang dipamerkan merupakan hasil pinjaman dari Oei Hong Djin seorang kolektor seni yang berdomisili di Magelang, Jawa Tengah. Peminjaman karya tersebut terpaksa dilakukan karena banyak karya milik seniman yang tidak diketahui rimbanya. Kurator pameran, Suwarno, mengaku sulit untuk melacak keberadaan karya peninggalan seniman yang sebagian besar sudah meninggal dunia. “Kami kesulitan sehingga mau tidak mau terpaksa meminjam karya milik kolektor seni,” kata Suwarno yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) itu.

Menurut dia, kesulitan tersebut akan masih saja terus berlangsung terutama jika tema pameran mengangkat karya milik seniman legendaris. “Karena kita memang tidak memiliki museum khusus yang menampung karya seniman terdahulu,” katanya.

Untuk itu, dia berharap sudah saatnya pemerintah Indonesia ataupun pemerintah DIY bisa membangun sebuah museum khusus yang bisa menampung karya seniman terdahulu. Agar ke depan bisa memudahkan panitia saat karya tersebut hendak digunakan dan dipamerkan kepada khalayak luas. “Terlebih Jogja ini akan adalah pusatnya kebudayaan seni rupa,” paparnya.

Sumber : http://www.solopos.com/2012/12/04/karya-seni-pesanan-bung-karno-ada-di-tby-353518
-

Arsip Blog

Recent Posts