Boedi Sampoerna: Saya Tidak Sumbang Kampanye SBY

NAMA Boedi Sampoerna mendadak populer sejak tahun lalu. Padahal, pengusaha kaya ini semula dikenal low profile, tak banyak orang kenal. Namun, ketika kasus Century mencuat, tiba-tiba namanya kerap disebut di media. Boedi Sampoerna, mantan raja rokok HM Sampoerna dikait-kaitkan dengan kasus Bank Century.

Dia disebut-sebut turut mempengaruhi keputusan bail-out Century yang kontroversial itu. Alasannya, selain sebagai nasabah besar Bank Century, Boedi dianggap sebagai penyumbang dana kampanye calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apalagi, keluarga Sampoerna disebut sebagai pemilik koran Jurnas Nasional yang dianggap sebagai koran pro-SBY.

Kelompok anti SBY pun semakin bersemangat dengan keyakinannya lantaran bail-out dilakukan beberapa bulan menjelang kampanye capres. Bail out yang menelan dana Rp 6,7 triliun itu kini diusut oleh Panitia Khusus Hak Angket Century yang berusaha keras membuktikan isu politik dibalik bail out ini. Namun, semua tudingan tersebut dibantah oleh kakak sepupu Putera Sampoerna itu. “Saya bukan penyumbang Partai Demokrat,” kata dia dalam wawancara khusus dengan VIVAnews akhir pekan lalu. “Saya ini justru jadi korban Robert Tantular.”

Berikut ini petikan wawancara selengkapnya:

Apakah Anda akan memenuhi atau hadir jika dipanggil oleh Pansus Century DPR terkait kasus Bank century?

Saya ini sudah tua dan sebenarnya sakit-sakitan, tetapi jika dipanggil oleh Pansus, karena menghormati lembaga ini saya akan datang, biar semuanya jelas nantinya, siapa yang salah siapa yang benar.

Sejak kapan Anda menjadi nasabah PT Bank Century? Kenapa Anda tertarik menyimpan dana di Bank Century dalam jumlah besar yang menurut banyak kalangan dianggap sebagai bank bermasalah?

Saya itu awalnya adalah nasabah Bank Pikko. Kemudian setelah Bank Pikko berubah nama menjadi Bank Century saya otomatis menjadi nasabah Bank Century. Sungguh tidak pernah terpikir oleh saya Bank Century ini akan bermasalah. Karena pada awalnya semua hak dan keperluan saya sebagai nasabahnya dilayani dengan baik oleh Bank Century dan berjalan lancar.

Kenapa Anda juga menginvestasikan dana di PT Antaboga Delta Sekuritas. Berapa banyak dana Anda di sekuritas ini?

Ini kesialan saya, karena bisa diyakinkan untuk menempatkan sebagian dana saya di produk Reksadana Antaboga. Saya ini kan pengusaha, pedagang. Pengetahuan saya soal produk keuangan boleh dikatakan minim.

Setelah saya tahu risikonya, saya memindahkan kembali dana tersebut ke deposito Bank Century sekitar bulan Oktober 2008. Tapi memang belum seluruhnya. Jadi masih ada dana saya sekitar Rp. 116 Milyar dalam bentuk Reksadana Antaboga.

Apakah Anda merasa tertipu dan menjadi korban menyimpan dana di Century dan Antaboga menyusul merebaknya kasus di bank ini?

Ya, saya ini korban. Saya juga akan menuntut penyelesaian terhadap dana yang masih dalam bentuk Reksadana itu. Saya juga bermaksud untuk menuntut hak saya dalam hal ini. Saya dan tim juga tengah mempersiapkan langkah hukum untuk masalah ini.

Bagaimana sesungguhnya soal status deposito Anda senilai US$ 18 juta. Robert Tantular mengaku di Pansus DPR bahwa deposito tersebut dipinjam oleh Robert?

Itu tidak benar, tidak ada pinjam-meminjam antara saya dengan Robert Tantular senilai US$ 18 Juta.

Jika tidak benar dipinjam oleh Robert, apa bukti-bukti yang Anda miliki bahwa klaim Robert tidak benar?

Ya… Saya justru yang mau nanya mana buktinya. Robert kan yang ngakunya punya perjanjian atau surat pengakuan utang itu. Yang jelas saya tidak pernah membuat perjanjian pinjam meminjam tersebut dan tidak pernah menerima surat pengakuan utang dari Robert. Kalau dia bilang ada perjanjian pinjam meminjam atau surat pengakuan utang itu, ya tunjukkan mana aslinya, perlihatkan dong.

Di Pansus DPR, Robert juga mengungkapkan bahwa pemecahan deposito Anda senilai 42,8 juta atau sekitar Rp 400 miliar di PT Bank Century Tbk pada 16 November 2008 dilakukan atas permintaan Anda, melalui Rudi Soraya. Apa betul demikian?

Sebenarnya pemecahan itu adalah usulan dia kepada saya, kan dia yang lebih tahu soal seluk-beluk perbankan dan saya tidak pernah menyetujui pemecahan deposito saya ke atas nama orang lain.

Dengan menyetujui pemindahanbukuan saja, dia dapat memperdaya saya dengan mengambil dana saya sebesar US$ 18 juta tanpa meminta persetujuan atau konfirmasi saya. Sekarang dia bilang itu usulan saya juga, akal-akalan apalagi ini. Saya ini benar-benar dikorbankan oleh Robert ini.

Jika tidak betul, mengapa Robert mengatakan bahwa deposito itu dipecah juga mengatasnamakan KTP karyawan Sampoerna?

Ya, saya tidak tahu kan yang urus semua itu Robert. Lagipula saya tidak punya karyawan sebanyak itu dan saya tidak punya karyawan di Bali seperti yang dia bilang itu. Akal-akalan apalagi ini? Memang pintar sekali Robert ini memutarbalikkan fakta.

Audit BPK menyebutkan bahwa Anda melakukan kerja sama atau kolaborasi dengan Robert Tantular untuk merekayasa pemecahan deposito 42,8 juta itu?

Itu tidak benar sama sekali. Oleh karena itu saya akan klarifikasi kepada BPK agar BPK mendapatkan data dan fakta yang sebenarnya.

Kenapa nama Anda dikait-kaitkan dalam kasus bail-out Century. Apa betul anda mempengaruhi pejabat pemerintah sehingga KSSK akhirnya memutuskan bail-out Century?

Saya tidak mengerti kok nama saya dikait-kaitkan dengan persoalan itu. Tidak benar jika saya mempengaruhi pejabat pemerintah, saya bukan orang yang suka memanfaatkan hubungan dengan pejabat pemerintah untuk keperluan saya. Saya juga tidak kenal dengan pejabat pemerintah di KSSK.

Banyak tudingan mengarah ke Anda berada dibalik bail-out karena dengan kebijakan itu, Anda menjadi diuntungkan karena simpanan Anda di Century menjadi aman?

Tudingan itu tidak benar. Saya ini justru korban. Sampai dengan saat ini malah saya masih sulit untuk menarik dana yang saya kumpulkan dengan kerja keras selama ini. Dana US$ 18 Juta itu juga masih tertahan di sana, belum bisa saya tarik.

Apa benar, Anda merupakan penyokong Partai Demokrat melalui Koran Jurnas Nasional? Benarkah Koran ini milik bapak?

Tidak benar. Saya bukan penyokong Partai Demokrat. Koran itu bukan milik saya.

Bagaimana hubungan Anda dengan Partai Demokrat. Benarkah bapak merupakan penyumbang atau simpatisan partai tersebut?

Saya sama sekali tidak ada hubungan dengan Partai Demokrat. Tidak benar jika saya dikatakan sebagai penyumbang atau simpatisan partai tersebut. (heri.susanto)

Sumber : Vivanews.com, Senin, 18 Januari 2010
-

Arsip Blog

Recent Posts