Serunya Lomba Makepung di Jembrana

Negara, Bali - Ratusan ekor kerbau yang dipasang-pasangkan, mengikuti lomba Makepung, yang merupakan kesenian atraksi khas Kabupaten Jembrana, Bali, yang ditetapkan sebagai warisan budaya nasional.

Lomba pacuan kerbau di jalan persawahan memperebutkan piala bergilir Bupati Jembrana ini, diselenggarakan di Sirkuit Makepung, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Minggu (3/8/2014).

"Makepung tidak sekadar hanya lomba pacuan kerbau semata. Lebih dari itu, kesenian ini merupakan wujud sukacita petani usai panen," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha, yang melepas dua pasang kerbau pertama untuk berlomba.

Menurut Putu, meskipun dikemas dalam lomba, peserta yang dibagi menjadi Kelompok Makepung Ijogading Barat dan Timur ini, tidak mempedulikan kalah atau menang, karena yang terpenting bagi mereka adalah bertemu dengan kawan petani, untuk bersenang-senang dalam lomba ini.

Sebagai kesenian khas Kabupaten Jembrana, yang sudah diakui secara nasional, Putu berjanji, untuk meningkatkan sarana dan prasarana, untuk melestarikan budaya ini.

Pertarungan untuk menjadi juara umum antara Ijogading Barat dan Timur ini, sudah berlangsung puluhan tahun, dan selalu terjadi persaingan sengit untuk menjadi yang tercepat.

Agar berhasil juara, kerbau-kerbau yang akan dilombakan, mendapatkan perlakuan istimewa baik dari sisi kesehatan, makanan hingga pemberian nama yang unik.

Untuk menunjukkan rasa sayang mereka terhadap kerbaunya, nama-nama artis, gunung, laut hingga yang bermakna filosofis diberikan kepada kerbau-kerbau ini.

"Nama-nama kerbau, selain agar mudah memanggilnya saat berlomba, juga sebagai bentuk rasa sayang kami terhadapnya," kata I Made Ratama, salah seorang pemilik kerbau makepung.

Lomba sendiri dilakukan dengan melepaskan dua pasang kerbau yang menarik gerobak serta joki, secara berurutan depan belakang dengan jarak tertentu, yang apabila sampai di finish, kerbau di belakang bisa memperpendek jarak maka akan muncul sebagai pemenang, sementara kalau jaraknya kian jauh, kerbau yang di depan ditetapkan sebagai pemenang.

Setelah berlomba seharian, Kelompok Ijogading Barat berhasil mengalahkan Ijogading Timur, dengan nilai 34 melawan 21.

Sebagai juara umum, Kelompok Ijogading Barat memboyong piala bupati serta uang pembinaan Rp 17,5 juta, sementara Ijogading Timur mendapatkan uang Rp 13 juta.

-

Arsip Blog

Recent Posts