Pemkot Mataram Jadikan Budaya Lokal Ikon Pariwisata

Mataram, NTB - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengembangkan pariwisata berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi budaya lokal sehingga memberikan efek ganda bagi warga di daerah itu. "Tentunya dengan mengedepankan fungsi dan peran masyarakat lokal seperti halnya yang dilakukan oleh Pemerintah Selandia Baru," kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram, Lalu Martawang di Mataram, Sabtu (4/10/2014).

Martawang yang baru saja kembali dari Selandia Baru bersama sejumlah tim dari pemerintah untuk mempelajari tentang green tourism pada 21-29 September 2014, mengatakan green tourism di negara itu sangat pas jika dimplementasikan dalam pengembangan destinasi pariwisata di Kota Mataram.

Dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, Selandia Baru mengedepankan fungsi dan peran masyarakat lokal, yakni dengan memperlakukan Suku Maori sebagai suku asli di negara itu secara sejajar. "Sehingga keseimbangan antara pencapaian target pertumbuhan ekonomi sejajar dengan pelestarian sumber daya alam," katanya.

Menurut Martawang, dalam mengembangkan pariwisata, Pemerintah Selandia Baru menjamin keseimbangan karena mereka mampu mendapatkan konstribusi yang sangat signifikan tetapi tidak merusak lingkungan.

Begitu juga dengan budaya masyarakat lokalnya, mereka menjadi bagian dan pelaku dari pengembangan pariwisata itu. Dengan demikian efek ganda dari program tersebut sangat berarti bagi masyarakat lokal dan masyarakat umum lainnya. "Pariwisata yang berkelanjutan itulah yang akan dicoba dikembangkan di Kota Mataram, agar saat berada di Mataram para wisatawan dapat merasa seperti di rumah sendiri," ujarnya.

Dia mengatakan dengan potensi Kota Mataram sebagai ibukota provinsi maka terdapat peluang yang besar dalam pengembangan pariwisata melalui program meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) berbasis lingkungan dengan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi serta destinasi pariwisata daerah yang beragam.

"Kita jangan berkecil hati dengan potensi pariwisata di kabupaten tetangga. Boleh saja para wisatawan mengunjungi obyek wisata yang ada di Pulau Lombok namun menginap dan berbelanjanya tetap di Mataram," katanya.

Kondisi itu menjadi salah satu modal Kota Mataram dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan karena bisa dipastikan bahwa hotel, pusat oleh-oleh, biro perjalanan wisata begitu juga dengan transportasi serta pemandu wisata banyak berdomisili di Mataram. "Potensi-potensi itulah yang hendak dikembangknan sesuai dengan kultur Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts