Setiap Harjad PNS Wajib Kenakan Telok Belangak

Pontianak, Kalbar - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak menggelar seminar sehari seni budaya pakaian telok belangak dan baju kurung di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Rabu (15/10). Seminar ini digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak yang ke 243.

Seminar sehari seni budaya pakaian telok belangak dan baju kurung juga dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai historis dari pakaian tersebut. Tata cara pemakaian telok belangak dan baju kurung pun tak hanya asal dikenakan tetapi ada tata cara yang benar dan sesuai peruntukannya. “Mudah-mudahan seminar ini kita semua tahu bagaimana pakaian telok belanga sebagai pakaian harian, pakaian resmi, pakaian melayu dalam upacara adat, pakaian dalam upacara perkawinan dan pakaian dalam upacara keagamaan,” kata Zumyati, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kota Pontianak.

Dia mengatakan bahwa seminar ini digelar sebagai upaya dari Pemkot Pontianak untuk mempertahankan serta melestarikan seni budaya tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang terdahulu. Pemakaian baju kurung dan telok belangak diwajibkan bagi PNS di lingkungan Pemkot Pontianak pada peringatan hari jadi Pontianak yang jatuh setiap 23 Oktober.

“Pemakaian telok belanga dan baju kurung ini menjadi agenda tetap setiap ulang tahun Pontianak. Tidak menutup kemungkinan selain PNS di lingkungan Pemkot, BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan bahkan masyarakat Kota Pontianak juga ikut berpartisipasi mengenalkan, mempertahankan, serta melestarikan pakaian tradisional masyarakat Kota Pontianak,” ungkap Zumyati.

Seminar dihadiri 100 orang yang terdiri atas perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Pontianak, sanggar seni budaya dan bujang dare Kota Pontianak, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Provinsi Kalbar, MABM Kota Pontianak, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta perias pengantin yang ada di Kota Pontianak.

Ada tiga orang narasumber yang mengisi kegiatan seminar, yakni Syafaruddin Usman dengan materi tata cara berpakaian telok belangak dan baju kurung, Syarif Selamat Yusuf Alkadrie dengan materi sejarah pakaian Melayu telok belanga dan baju kurung, dan Syarifah Nur’aini Adeni dengan materi tata cara make-up berpakaian telok belangak dan baju kurung.

Hasil dari seminar ini juga diharapkan menjadi acuan atau pedoman dalam berpakaian telok belangak dan baju kurung yang merupakan pakaian adat khas masyarakat Melayu yang memiliki tata cara pemakaian yang tidak sembarangan. “Generasi muda juga diharapkan tidak meninggalkan pemakaian baju telok belangak dan baju kurung yang dapat menunjukkan bangsa yang santun dan tetap memegang teguh norma-norma berpakaian yang telah diwariskan nenek moyang kita,” kata Zumyati.

-

Arsip Blog

Recent Posts