Budaya Indonesia Diperkenalkan Warga yang Tinggal di Okinawa

Tokyo, Jepang - Ratusan warga Indonesia, baik yang telah menikah, pekerja maupun para pelajar, yang berada di Okinawa bertemu dan mempromosikan budaya tanah air kepada orang Jepang, termasuk berbagai makanan Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia.

Penyelenggara adalah Okinawa Indonesia Friendship Association di Gedung Pemda Okinawa, dengan kehadiran sekitar 400 orang.

"Budaya yang mirip dengan Indonesia, daerah panas Okinawa, dengan bunga-bunga mirip yang ada di Indonesia, makanan, lagu dan perbincangan bersama yang hangat membuat suasana persahabatan semakin erat antara orang Indonesia dan orang Okinawa," papar Moriki Nishihira, Ketua Asosiasi tersebut kepada Tribunnews.com, Kamis (26/6/2014) siang.

Menurut Nishihira yang juga dokter rumah sakit di Okinawa, saat ini ada sekitar 200 warga Indonesia di Okinawa.

"Kami mau semua orang bisa saling mengerti mengenai budaya masing-masing, baik orang Indonesia maupun orang Okinawa," kata Nishihira.

Musik gamelan, tarian daerah dan berbagai budaya Indonesia tampil di acara persahabatan kedua bangsa tersebut.

"Pertemuan kali ini yang ke sepuluh. Tahun depan juga akan kami buat kembali pertemuan persahabatan ini," katanya.

Asosiasi ini menurutnya didirikan 36 tahun lalu dan saat ini ada 40 anggota yang semuanya adalah warga Okinawa.

"Saat ini ada seperempat dari jumlah orang Indonesia yang ada di Okinawa adalah para pelajar. Lalu banyak juga penangkap ikan tuna, dan sisanya menikah dengan warga Jepang atau perkawinan internasional tinggal di Okinawa," jelas Nishihira.

Gebyar Karnaval Batik Terbesar di Indonesia

Jakarta - Batik sebagai bagian dari warisan budaya jawa dan Indonesia, keberadaannya memiliki makna yang sangat kuat. Tidak hanya sekadar kain untuk pakaian, namun batik dengan motif dan warnanya mengandung makna tentang ajaran kebaikan dalam bermasyarakat dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Untuk memegang kuat tradisi dan warisan budaya Batik, Kota Solo sebagai salah satu kota Batik terkenal di Indonesia, sejak 2008 menggelar karnaval batik yang dikenal dengan "Solo Batik Carnaval".

Tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-7 dari "Solo Batik Carnaval". Bertempat di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (22/6/2014) lalu "Solo Batik Carnaval" berhasil menyedot ribuan orang untuk menonton parade kostum batik dari dalam stadion hingga sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Jenderal Sudirman, Solo.

Kesuksesan gelaran "Solo Batik Carnaval" oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, bahkan layak disandingkan dengan gelaran karnaval di Brazil.

Maria Elka Pangestu yang membuka acara tersebut dengan mengenakan kostum batik seperti putri kerajaan dan memakai mahkota mengatakan, Solo Batik Carnival menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia dan telah menjadi agenda wisata di kedutaan besar Indonesia di luar negeri.

“Kreativitaslah yang membuat kita akan tetap hidup dan tetap berkembang. Kami bangga karena Solo Batik Carnival telah mengharumkan nama Indonesia. Hal seperti ini sangat membantu pemerintah dalam mengelola bisnis berbasis wisata dan ekonomi kreatif. Kami mendorong semua industri karnaval untuk bisa maju di tingkat dunia,” jelas Maria Elka.

Berkat konsisten melestarikan Batik, Kota Solo diusulkan oleh Maria Elka ke Unesco sebagai Kota Kreatif.

Solo Batik Carnival ke-7 mengangkat tema “Majestic Treasure” di mana Batik Indonesia atau lebih tepatnya Batik Solo sudah diakui oleh masyarakat dunia disebabkan kekuatan motif yang tidak saja indah secara visual, namun juga indah secara maknawi dan filosofi. Motif-motif batik yang bercirikan keindahan, keagungan dan kenyamanan merupakan bagian dari pembangunann karakter bangsa Indonesia.

Satu bukti lagi bahwa Batik Indonesia semakin dikenal dunia adalah dimasukkannya kurikulum mata pelajaran pengenalan batik Indonesia di sekolah mode Venezuela “Instituto Brivil".

Budaya Islam Australia Berasal dari Muslim Makassar

Wellington, Australia - Mungkin hanya sedikit warga Australia yang menyadari bahwa penduduk asli negara itu sudah rajin menjalin komunikasi dengan kaum Muslim di Indonesia, jauh sebelum datangnya koloni Kristen. Dan, pengaruh Islam hingga kini masih terus mempengaruhi kehidupan penduduk asli, tulis Janak Rogers.

Sebuah kapal kecil dengan warna putih dan kuning yang terdapat di Pegunungan Wellington, Australia utara, meceritakan kisah yang berbeda dari yang mungkin banyak orang ketahui.

Kapal ini adalah kapal tradisional Indonesia yang dibawa nelayan Muslim dari Makassar dalam misinya mencari teripang laut.

Kapan orang Makassar datang masih belum diketahui pasti. Sejumlah peneliti sejarah mengatakan mereka datang pada 1750-an, tetapi penelitian radiokarbon terhadap kapal menunjukan lebih tua dari itu, sekitar 1664 atau mungkin awal 1500.

Mereka rupanya datang rutin untuk mengambil teripang, yang harganya mahal karena dipakai untuk pengobatan dan makanan Cina.

Orang Makassar ini menjadi titik awal upaya hubungan internasional penduduk asli Australia, menurut antropolog John Bradley dari Universitas Monash.

Dan hubungan ini ternyata sukses! "Mereka melakukan hubungan dagang. Ini berlangsung adil - tanpa ada penilaian rasial, tidak ada kebijakan ras," katanya.

Ini bertolak belakang dengan Inggris. Inggris memiliki pandangan bahwa daratan tidak dimiliki siapapun, karena itu mereka umumnya menjajah wilayah baru begitu saja - tanpa ada pengakuan hak-hak penduduk asli yang menempati wilayah itu.

Sejumlah pedagang Makassar menetap dan menikah dengan penduduk asli, meninggalkan jejak religi dan budaya di Australia. Ini bisa terlihat dari lukisan gua dan kesenian penduduk asli. Kepercayaan Islam mempengaruhi mitologi mereka.

"Juka Anda pergi ke timur laut Arnhem Land, ada jejak (Islam) pada lagu, lukisan, tari, dan ritual pemakaman mereka," kata Bradley.

"Ini cukup jelas terlihat karena dari analisis linguistik Anda akan mendengar nyanyian pujian kepada Allah, atau setidaknya doa kepada Allah," ucapnya.

Anak TKI di Malaysia Raih Medali Emas Festival Budaya

Kinabalu, Malaysia - Anak-anak tenaga kerja Indonesia yang menampilkan kesenian Reog Ponorogo pada Festival Budaya Internasional Sabah atau Sabah International Folklore Festival (SIFF) 2014 yang digelar di Kota Kinabalu, Malaysia berhasil meraih medali emas.

Dwi Kristiyanto, pembina seni tari di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu di Samarinda, Selasa (17/6/2014), mengatakan, pihaknya sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang festival budaya tingkat internasional itu.

Sabah International Folklore Festival 2014 merupakan sebuah ajang yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Sabah Malaysia yang bertujuan untuk mempertemukan berbagai macam bangsa untuk saling menampilkan kesenian rakyat dari daerah masing-masing.

Ia mengatakan, keikutsertaan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu pada ajang SIFF 2014 merupakan kali kedua, setelah tahun sebelumnya ikut serta dalam ajang bertaraf internasional dan berhasil mendapatkan anugerah Menteri Pelancongan Sabah pada 2013.

"Kami berniat mengulang sukses bahkan meningkatkan prestasi yang lebih tinggi pada tahun 2014 ini," katanya seperti dikutip Antara.

Festival budaya 2014 ini, lanjutnya, sedikit berbeda dengan ajang tahun sebelumnya yang hanya mengharuskan setiap tim menampilkan dua buah karya tari. SIFF tahun ini mewajibkan para peserta lomba untuk dapat menampilkan empat tarian dengan ketentuan yang berbeda, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, tari kreasi, dan tari tradisi.

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sengaja memilih tari Reog Ponorogo untuk ditampilkan di ajang kali ini. Reog Ponorogo yang asal-usulnya sempat menjadi perbincangan hangat antarnegara Indonesia-Malaysia beberapa tahun yang lalu ini ditampilkan di hadapan warga Internasional di Sabah-Malaysia oleh siswa SIKK.

"Hal ini dimaksudkan agar memperkuat bukti bahwa asal-usul Reog yang memang dari Indonesia," katanya.

Berdasarkan laporan tertulis dari Rahmadi Diliawan yang merupakan salah seorang pengajar, kemenangan SIKK pada ajang SIFF 2014 ini merupakan kerja keras dari anak-anak para TKI untuk memberikan yang terbaik bagi bangsanya.

Para siswa SIKK yang berasal dari berbagai suku, seperti Tana Toraja, Bugis, Makassar dan Timor mempelajari sebuah tari yang berasal dari tanah Jawa ketika menjalani pemusatan latihan selama lima bulan (Januari-Mei 2014).

Tim SIKK yang terdiri dari tujuh perempuan (Erna, Nancy, Asmira, Citra, Rika, Sri Anggreni, dan Misael) dan delapan laki-laki (Harianto, Heriyanto, Risman, Yulius, Supardi, Haemudin, Aswan, dan Adam) ini mampu tampil secara maksimal dan mengundang decak kagum seluruh penonton yang hadir memenuhi Auditorium Menara Tun Fuad Yayasan Sabah, tempat diselenggarakannya SIFF 2014.

Dari tiga medali emas yang diperebutkan, SIKK berhasil meraih satu medali emas. Heriyanto, salah seorang penari SIKK dinobatkan sebagai penari laki-laki terbaik SIFF 2014.

Dadang Hermawan selaku Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu mengatakan, tahun 2014 ini merupakan tahun yang luar biasa bagi anak-anak Indonesia di tanah Sabah, setelah pada April lalu mereka berhasil menjadi juara umum APKRES Sekolah Indonesia Luar Negeri di Palembang, pada Juni ini mereka meraih medali Emas pada ajang SIFF 2014.

Dia mengatakan, mereka telah membuktikan bahwa latarbelakang sebagai anak buruh di Malaysia tidak menghalangi mereka untuk mengukir prestasi bahkan hingga tingkat Internasional.

"Anak-anak Indonesia di Sabah telah tampil luar biasa, kemenangan ini membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berprestasi tidak peduli apapun latar belakangnya. Prestasi Juara Umum APKRES SILN dan medali emas SIFF ini kami persembahkan untuk memotivasi seluruh anak Indonesia di tanah Sabah agar terus bersemangat mengukir prestasi," ujarnya.

Sebanyak 12 Tim yang mengikuti Sabah International Folklore Festival 2014 tingkat SMP-SMA adalah Sekolah Seni Malaysia Kuching, Sarawak, Sekolah Seni Malaysia Johor (Johor), SMK Medamit Limbang (Sarawak) dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Tawau.

Selain itu SM Chung Hwa Tenom (Sabah), SMK Narinang Kota Belud (Sabah), SMK Ranau (Sabah), SMK Mat Salleh Ranau (Sabah), SM ST Peter Telipok (Sabah), SMK Labuan Wilayah Persekutuan Labuan-414.

Festival Meriam Karbit Siap Digelar di Pontianak

Pontianak, Kalbar - Salah satu permainan tradisional Nusantara, yaitu meriam karbit dari Pontianak akan memeriahkan malam takbiran memasuki awal Ramadhan. Sebanyak 43 kelompok meriam karbit siap bertempur di tepian Sungai Kapuas, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Alham, Ketua I Forum Komunikasi Tradisi Meriam Karbit Seni dan Budaya Pontianak, mengutarakan bahwa festival tahunan ini diselenggarakan untuk melestarikan tradisi masyarakat Melayu Kota Pontianak. Kali ini tradisi itu pun dilombakan. Festival Meriam Karbit ini memperebutkan piala dari Pemerintah Kota Pontianak. Sementara itu, dewan juri berasal dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat dan Kota Pontianak.

Masing-masing kelompok akan dinilai berdasarkan bunyi meriam mereka. Satu kelompok bisa memiliki meriam maksimal lima buah. Di sinilah kekompakan bunyi meriam juga mempengaruhi penjurian. Sebelumnya setiap meriam yang diikutsertakan terlebih dahulu akan dihias dengan beragam dekorasi. Hanya meriam sesuai kriteria yang dapat mengikuti penilaian.

Atraksi permainan meriam karbit memiliki sejarah yang menarik. Konon, Kesultanan Kadriah Pontianak yang berdiri pada 1771-1808, membunyikan meriam demi mengusir hantu-hantu kuntilanak yang gentayangan di Kota Pontianak. Bunyi kerasnya juga sering digunakan untuk menandakan waktu azan maghrib.

Seiring berjalannya waktu, meriam karbit dihidupkan menjadi daya tarik pariwisata. Meriam yang dimaksud bukanlah senjata yang digunakan oleh VOC namun meriam tradisional yang dibuat dari kayu durian ataupun pohon kelapa yang cukup keras. Kayu dibelah dan diikat dengan tali rotan seberat 100 kilogram per meriam. Setelah itu, meriam dibersihkan dan diberi cat dengan warna yang menarik.

Untuk membuat lima unit meriam, setidaknya membutuhkan biaya sekitar Rp 15 juta hingga Rp 30 juta, tergantung persediaan kayu meriam yang sudah dimiliki peserta. Jika sudah pernah mengikuti kompetisi ini, biaya yang dikeluarkan semakin ringan.

Kuliner Indonesia Diperkenalkan di Beijing

Beijing, Cina - Kuliner Indonesia diperkenalkan ke masyarakat Tiongkok dalam festival makanan yang berlangsung selama sepekan di Beijing.

Aneka hidangan khas Nusantara tersaji dalam Festival Makanan Indonesia yang diselenggarakan di salah satu hotel di Beijing yang bekerja sama dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

"Selama satu pekan beragam kuliner Indonesia akan disajikan secara prasmanan bersama menu kuliner lainnya yang biasa disajikan pihak hotel," kata Manajer Umum Garuda Indonesia Beijing Asa Perkasa di Beijing, Selasa.

Ia mengatakan, setiap hari hotel akan menyajikan kombinasi lima menu masakan Indonesia.

"Setiap tamu yang datang dapat mencoba rangkaian kuliner Indonesia, setiap hari dengan kombinasi menu yang berbeda," ungkap Asa.

Makanan khas Indonesia yang disajikan selama festival itu merupakan bagian dari 30 ikon kuliner Nusantara yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, termasuk di antaranya rendang dan soto.

Garuda Indonesia mendatangkan juru masak Indonesia untuk menyajikan ragam makanan Nusantara dalam festival tersebut. Festival Makanan Indonesia itu akan diakhiri dengan penyelenggaraan kelas memasak bagi para tamu dan mitra bisnis.

Bumbu dan Sambal Indonesia Kini Dijual di Supermarket Terkenal AS

Washington, AS - Salah satu perusahaan milik diaspora Indonesia di wilayah Washington, Three Anoa berhasil masuk jaringan supermarket Whole Foods Market di Amerika Serikat (AS).

Atase Perdagangan RI di Washington, AS, Ni Made Ayu Marthini menilai hal itu merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia, karena jaringan Whole Foods Market adalah supermarket butik yang populer.

"Supermarket ini menjual produk yang bersifat unik, khas, prolokal, organik, dan berkualitas tinggi sehingga harganya pun biasanya lebih tinggi dari supermarket lain,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (23/6/2014).

Produk sambal Three Anoa pada hari Jumat, 20 Juni 2014, diluncurkan secara resmi di Whole Foods di P Street, North West D.C., yang menjadi supermarket Whole Foods pertama yang menjual empat produk sambal Three Anoa milik Agus Wong dan Athoni Munaba.

Menurut pihak pemasaran Whole Foods, mereka sangat bangga menjadi lokasi pertama yang menjual sambal Indonesia yang khas dan terlebih dapat dipadukan dengan berbagai bahan yang mudah di dapat di AS dengan tetap mempertahankan cita rasa Indonesia.

“Pada saat peluncuran, pengunjung Whole Foods dapat mencoba cita rasa sambal Three Anoa, yaitu bumbu Bali yang dimasak dengan swordfish dan ikan salmon, sambal mangga untuk dibuat salad daun kale, bumbu rujak dipadu dengan daging, dan lado Sumatra untuk ayam,” kata Agus Wong, salah satu pemilik Three Anoa.

Pada peluncuran ini, Dubes RI untuk AS, Budi Bowoleksono serta masyarakat di wilayah Washington juga diundang. Pihak Whole Foods ingin menjadikan malam peluncuran ini sebagai ajang perayaan Indonesia. Oleh karena itu, beberapa diaspora Indonesia turut mendukung acara peluncuran dengan menampilkan pertunjukan hiburan musik oleh kelompok musik Pesona Irama serta angklung interaktif oleh House of Angklung.

Acara peluncuran ini juga dimanfaatkan oleh Atase Perdagangan Washington untuk mempromosikan Trade Expo Indonesia ke-29 yang akan diselenggarakan pada 8-12 Oktober 2014 di Jakarta.

Saat ini tercatat sekitar 200 ribu diaspora Indonesia yang bermukim di AS dan itu merupakan aset yang cukup besar yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan konsumsi dan distribusi produk Indonesia. Diaspora merupakan salah satu instrumen penting untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia.

Oleh karena itu, Atase Perdagangan RI di Washington memiliki program business incubator untuk mendorong kewirausahaan diaspora Indonesia yang khususnya bertujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke AS.

Kantor Atdag KBRI Washington mengamati bahwa produk makanan merupakan pilihan tepat, karena masyarakat AS saat ini sangat ingin mencoba-coba jenis masakan baru. Menurut data Specialty Foods Association of America, konsumen AS mulai beralih dari makanan Asia yang telah mapan seperti Jepang, Thailand, dan Vietnam ke makanan etnik baru lainnya. Oleh karena itu, makanan Indonesia serta produknya, terutama yang khas akan dicari dan laku.

“Di AS ternyata sambal semakin populer dan semakin banyak konsumen yang suka bereksperimen mencoba hal baru dan mencoba sambal hingga yang paling pedas. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik karena sambal adalah pasar yang menguntungkan, apalagi tidak banyak negara yang memiliki budaya mengkonsumsi sambal. Terlebih lagi, kata sambal telah masuk dalam kamus resmi bahasa Inggris Merriam Webster,” tegas Made Marthini.

Sekilas soal Three Anoa

Three Anoa didirikan pada 2013 oleh dua orang diaspora Indonesia, Agus Wong dan Anthonius Munaba. Usaha ini dilakukan atas dasar kecintaan terhadap kuliner tradisional Indonesia yang selanjutnya menginspirasi mereka untuk membawa rasa yang eksotis dan bumbu tropis dari Indonesia ke AS.

Produk bumbu dan sambal yang dibuat merupakan resep turun temurun keluarga dan dibuat dengan bahan baku yang segar dan alami, serta diracik di Union Kitchen, inkubator makanan di Washington.

Anoa adalah binatang khas Indonesia dari Sulawesi yang hampir langka. Namun, banyak yang tidak mengenalnya di dunia. Oleh karena itu, kedua pendiri perusahaan ini ingin memperkenalkan binatang Anoa. Pada suatu hari nanti jika telah besar dan menguntungkan, sebagian keuntungannya akan disumbangkan untuk pelestarian binatang Anoa.

Cintai Kebudayaan Daerah Melalui Pekan Budaya

Sigi, Sulteng - Pekan Budaya dan Pariwisata Sulawesi Tengah, kembali digelar, Sabtu (21/6/2014). Kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng ini, tercatat sebagai Pekan Budaya XIII dan sebagai tuan rumah, terpilihlah Kabupaten Sigi.

Pantauan di lokasi pembukaan yang dipusatkan di Desa Bora, Kecamatan Sigi Biromaru, Pekan Budaya ini diikuti 13 kabupaten dan satu kota yang ada di Sulteng. Sebagai peserta, masing-masing daerah ini datang dengan berbagai kekayaan seni budayanya yang tampak semakin tereksplorasi dengan baik.

Hal ini tampak jelas saat sejumlah peserta dari kabupaten atau setingkat kota melakukan pawai dalam pembukaan yang disaksikan langsung Gubernur Sulteng, perwakilan bupati masing-masing kabupaten dan sejumlah petinggi Sulteng serta kabupaten lainnya yang hadir. Dalam acara ini hadir pula perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Tema yang diangkat dalam Pekan Budaya kali ini yaitu 'Keragaman Budaya Bambu di Sulawesi Tengah'. Menurut Bupati Sigi, Aswadin Randalembah, tema tersebut tidak lain dari bambu yang merupakan bagian dari mitos masyarakat di Sigi dan Sulteng. Di antaranya, tempat munculnya penjelmaan 'Tomanuru' yang dianggap sebagai jelmaan dewa.

Selain itu, beberapa upacara adat masyarakat di Sigi, seperti Balia banyak menggunakan bambu misalnya untuk pembuatan lalove dan properti upacara Balia pada zaman kolonial silam.

"Salah satunya yang paling banyak berkembang yaitu orkestra musik bambu yang sudah terlihat diajarkan dan dimainkan disekolah-sekolah umum maupun sekolah misionaris," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola mengatakan, dalam Pekan Budaya ini tidak hanya mempertunjukan budaya dan pariwisata semata, namun tujuan kegiatan ini juga untuk meningkatkan kecintaan akan nilai budaya daerah masing-masing, serta meningkatkan profesionalitas seniman.

"Termasuk juga masing-masing kabupaten/kota se-Sulteng, mempererat jalinan talisilaturahmi seraya mempromosikan kebudayaan dan pariwisata yang dimiliki," tandasnya.

Pekan Budaya XIII ini, dirangkaikan juga dalam Hari Ulang Tahun (HUT) yang akan berakhir 24 Juni 2014 mendatang.

Gerabah dari Lombok

Di Desa Banyumulek, aktivitas pembuatan gerabah tak pernah usai. 80 persen penduduknya, menekuni kerajinan gerabah sebagai mata pencaharian selain bertani sejak tahun 1990-an. Jika kita ke Desa ini, dapat melihat hampir setiap rumah tangga membuat gerabah, mulai dari kendi, hingga gentong besar berukir.

Sejak belasan tahun lalu, produk kerajinan gerabah buatan masyarakat Desa Banyumulek sudah terkenal dan mampu menembus pasar internasional, seperti Amerika, Australia, negara-negara Eropa, dan sebagian Asia. Nilai ekspornya pun tetap stabil, meski krisis global terjadi beberapa kali. Desa Banyumulek, merupakan satu dari tiga desa sentra gerabah di pulau Lombok , NTB. Dua desa lainnya yakni Desa Penujak di Lombok Tengah, dan Desa Masbagik di Lombok Timur.

Desa Banyumulek yang berjarak sekitar 12 Km arah selatan dari Kota Mataram, ini juga dikenal dengan sebutan “Desa Gerabah”, dan menjadi salah satu desa wisata yang ditetapkan Dinas Pariwisata Provinsi NTB sejak tahun 2001 silam. Gerabah Lombok mudah menembus pasar karena sifat produknya yang fleksibel dan bisa dipesan sesuai selera. Kebanyakan berbentuk peralatan rumah tangga dan aksesori interior, mulai asbak, pot bunga, hingga guci antik setinggi orang dewasa.

Keterampilan Turun Temurun
Masyarakat Desa Banyumulek memiliki keahlian membuat gerabah secara turun temurun. Konon, produksi gerabah di Desa ini juga yang menyuplai kebutuhan alat masak di zaman kerajaan Selaparang dan Pejanggik di Lombok, dulu kala. Kerajinan gerabah di Banyumulek mulai berkembang modern sejak 1989 berkat bantuan Pemda NTB dan bantuan luar negeri dari New Zealand.

Proses pembinaan dan pendampingan yang dilakukan Pemda bekerjasama dengan pemerintah New Zealand saat itu, mulai membuat kerajinan gerabah Banyumulek menciptakan banyak variasi. Jaringan pasar pun semakin mudah ke luar negeri. Selain ekspor, di Desa Banyumulek, para wisatawan asing dan domestik bisa pula membeli kerajinan gerabah di sedikitnya 200 artshop yang ada di sana , milik masyarakat desa.

Sejak dua tahun terakhir, para perajin gerabah juga mulai memenuhi permintaan pasar lokal ke Yogyakarta, Bali, dan Jakarta. Untuk mempermudah pemasaran dalam provinsi, Pemda Lombok Barat juga sudah membebaskan tanah seluas 2 hetkare di Desa itu, untuk digunakan sebagai taman bunga. Lahan itu dikelola oleh 190 orang petani di sana yang juga perajin gerabah sejak 2006 lalu.

Jembatan Ampera di Sungai Musi

Kota Palembang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan sejarah budaya di Indonesia. Tentu kita semua ingat cerita kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang mampu menguasai hampir sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Bukti kejayaan Sriwijaya masih bisa kita saksikan di kota Palembang, Sumatera Selatan. Untuk mencapai kota Palembang, wisatawan bisa melalui jalur transportasi udara melalui bandara Sultan Mahmud Badaruddin di Palembang.

Jalan-jalan wisata ke kota Palembang pasti tidak akan jauh dari seputaran sungai Musi. Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Sungai ini membelah kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu hulu dan hilir. Di atas sungai Musi kita bisa menjumpai pasar terapung dan beragam aktifitas ekonomi warga setempat. Ada warung terapung, toko jualan pulsa terapung, pengisian BBM terapung, restoran terapung, dan lain-lain.

Di atas sungai Musi membentang Jembatan Ampera. Jembatan Ampera menghubungkan Kota Palembang bagian hulu dan hilir. Jembatan ini terlihat berkelap-kelip dan indah pada malam hari. Banyak wisatawan yang sengaja berkunjung ke Jembatan Ampera untuk menikmati sisi romantisme kota Palembang pada malam hari.

Berlibur ke Palembang pasti terasa belum lengkap kalau tidak mengunjungi Jembatan Ampera ini. Mumpung masih di kota Palembang, sempatkan diri untuk naik perahu dan mengunjungi Pulau Kemaro. Pulau Kemaro adalah pulau yang terletak di tengah-tengah sungai Musi. Menurut cerita yang beredar di masyarakat Palembang, asal-usul Pulau Kemarau berawal dari sepasang kekasih keturunan China yang saling mencintai dan tidak disetujui oleh keluarga mereka. Mereka melarikan diri ke Pulau Kemaro dan dimakamkan disana. Saat ini tempat wisata tersebut ramai dikunjungi turis.

Liburan ke kota Palembang akan terasa berkesan dengan menikmati sajian kuliner khas Palembang. Salah satu makanan tradisional Palembang yang banyak disukai oleh wisatawan adalah pempek. Jenis pempek yang kita kenal antara lain pempek kapal selam dan pempek lenjer. Pempek Palembang merupakan jajanan rakyat yang diolah dari ikan tengiri, tepung dan bumbu-bumbu tertentu. Ditambah dengan saus pempek yang asam dan manis, wisata kuliner ini terasa lezat di lidah.

Menyelam di laut Indonesia

Ada ribuan tempat menyelam terbaik dan fantastis tersedia untuk penyelam dari setiap tingkat di Indonesia. Ini semua disebabkan oleh kenyataan bahwa Indonesia berada di tempat geografis yang tepat dengan beribu pulau, terletak antara Pasifik dan Hindia dengan lebih dari 80.000 mil panjang garis pantai. Ada Sekitar 4000 spesies yang berbeda ditemukan di perairan Indonesia, lebih dari 25% spesies ikan di dunia, dibandingkan dengan 1000 yang ditemukan dalam laut Merah atau 400 dari laut Karibia.

Raja Ampat
Keanekaragaman yang terbaik, Raja Ampat ini bisa dibilang tempat tempat menyelam terbaik di dunia. Situs menyelam di bagian paling timur Indonesia ini terpencil dan sulit untuk bisa dijamah manusia, oleh karena itu alam peraiirannya sungguh alami. Ada banyak tempat menyelam di Raja Ampat yang menarik yang kaya akan species ikan laut dan karang laut yang belum diketahui oleh orang-orang di dunia. Di perairan Raja Ampat terdapat banyak jenis ubur – ubur yang hidup berkelompok, jenis udang laut merah yang sangat cantik dan juga spesies lainya.

Taman Nasional Komodo
Selain hewan komodo yang menjadi warisan hewan purba di dunia ini, taman nasional komodo ternyata memiliki lokasi diving terbaik di indonesia. Ada ribuan spesies laut di sana dan karang karang laut yang indah. Di taman laut komodo sendiri terdapat tempat penangkaran penyu laut, yang setiap minggu nya penyu tersebut di lepas ke laut dan hal itu bisa menjadi objek bagi anda yang suka akan wisata pantai terutama diving.

Ambon
Legenda mengatakan bahwa daerah ini adalah tempat kelahiran Kura-kura, tempat ini juga tempat berkembang biak nya berbagai macam jenis penyu. Salah satu jenis penyelaman atau diving di lokasi ini dan paling populer di Manado adalah Diving Malam. Tidak direkomendasikan untuk pemula tetapi jika Anda memiliki keterampilan dan kepercayaan diri Anda akan diperkenalkan ke seluruh dunia baru. Banyak aneka spesies laut yang keluar dan mencari makan pada malam hari dan itu merupaka objek yang sangat menakjunbkan. Satu makhluk yang unik dan fantastis yang ada di laut ambon adalah Wonderpus , wonderpus merupakan gurita yang indah dan cantik. Apa yang membuat hewan ini luar biasa adalah kemampuannya untuk mengubah warna dan bentuk karena keinginannya.

Selat Lembeh
Lembeh adalah yang terbaik di dunia untuk Kehidupan Laut Makro. Beberapa spesies makro yang ada diantaranya Nudibranch dan cacing pipih, Ikan kodok sang pemangsa, tapi jangan khawatir karena mereka menargetkan mangsanya jauh lebih kecil daripada rata-rata penyelam, sebenarnya banyak yang lebih kecil. Udang Mauritis adalah simbol ikon evolusi alam yang terbaik. Ia memiliki mata sensitif super yang memungkinkan untuk bereaksi dengan cepat terhadap ancaman dan melindungi dirinya.

Alam Desa Mengkang

Bagi pecinta wisata alam sekaligus penyuka tantangan trekking, Desa Mengkang bisa menjadi sebuah pilihan. Desa mengkang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Desa ini menjadi penting letaknya karena berada di tengah-tengah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Taman Nasional yang berada di dua Provinsi tersebut, yakni Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki luas wilayah 287.115 hektar, dengan 62,32% berada di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow bagian Timur. Desa Mengkang juga dikenal sebagai desa mandiri energi, karena kearifan penduduknya yang memanfaatkan kelimpahan air menjadi sumber pembangkit listrik. Sehingga mereka tak tergantung sama sekali pada pasokan listrik dari PLN.

Desa Mengkang dapat diakses dari Manado dengan berkenderaan lebih kurang 4 jam. Memasuki Desa Mengkang, kita telah disuguhi dengan pemandangan alam pedesaan yang indah. Sebuah jembatan gantung menjadi pintu gerbang masuk ke desa yang sudah berada dalam wilayah taman nasional ini. Datanglah ke Mengkan pada waktu malam, agar subuh bisa melakukan trekking menuju lokasi air terjun.

Air terjun Mengkang harus ditempuh lewat jalan kaki sejauh 6 KM. Start dari jam 5 subuh merupakan pilihan terbaik. Kabut yang tersisa dari semalam adalah ucapan selamat pagi yang indah. Dari jembatan gantung, belokan jalan setapak ke arah kanan telah menyuguhkan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Flora dan Fauna akan menyapa sepanjang jalan. Bagi pehobby fotografi, mata harus tetap awas sepanjang perjalanan. Objek foto tersaji dengan melimpah. Baik berupa landscape, nature, macro flora, macro serangga, maupun binatang-binatang liar yang melintas.

Sediakan tenaga dan bekal. Sebab trekking sepanjang 6 KM harus ditempuh melalui berbagai rintangan. Tak kurang dari 12 anak sungai berbatu harus dilewati. Siap-siap juga merayap diantara popohonan raksasa yang roboh. Jembatan-jembatan bambu menjadi sebuah sajian eksotisme alam yang mengoda. Jalanan setapak yang kadang sempit, menanjak, menuruni punggung bukit menambah seru perjalanan mencapai Air Terjun. Dan dijamin, kelelahan perjalanan akan terbayar lunas dengan apa yang disajikan dengan air terjun. Air Terjun Mengkang terdiri dari 5 tingkat.

Mulai dari tingkat pertama yang agak kecil, rendah dan sempit. Hingga pada tingkat ke-4 dengan sajian pemandangan yang dahsyat. Air Terjun pada tingkat ke ke-5 hanya bisa dijangkau oleh orang yang nekat dan persiapan yang matang. Sebab, tingkat ke-5 berada diketinggian yang harus dipanjat melalui batu raksasa yang terjal dan licin. Bekal yang dibawa, bisa dinikmati di hamparan batu-batu raksasa pada tingkat ke-4. Sambil mandi dibawah guyuran air jatuh tersebut, kita bisa berisitirahat dan menyatu dengan alam. Bunyi air jatuh bagaikan simfoni orkestra alam yang harmoni. Mengingatkan kita pada karya Sang Agung yang dahsyat. Satu lagi, lokasi alam yang dapat menjadi referensi bagi pencinta traveling di Sulawesi Utara. Sungguh alam kita memang indah.

Pantai Jumiang

Pamekasan. Kota yang juga dikenal kota batik ternyata juga memiliki pantai. Memang, Madura adalah kepulauan yang dikelilingi oleh pantai. Terdapat beberapa pantai yang indah tidak kalah dari pantai Kuta di Bali. Contohnya adalah pantai Lombang di Sumenep.

Pantai ini merupakan pantai satu-satunya di dunia yang ditumbuhi cemara udang di sekeliling pantai.

Pamekasan juga punya pantai. Jelas, karena batas utara dan batas selatan kabupaten ini adalah laut. Di sisi selatan berbatasan langsung dengan selat Madura dan di sisi utara berbatasan langsung dengan birunya laut Jawa. Pantai Jumiang adalah salah satunya.

Pantai ini terletak di sisi selatan kabupaten Pamekasan. Untuk menuju ke lokasi, kita harus menuju ke arah tenggara kota Pamekasan. Perjalanan menuju pantai ini akan disuguhkan pemandangan khas pedalaman Madura. Bahkan kita akan melewati tambak garam yang juga sebagai latar syuting film Mestakung yang dibintangi Lukman Sardi, Revalina S. Temat, dan beberapa bintang film terkenal.

Pantai ini mempunyai pasir putih. Pemandangan langsung ke selat Madura. Ombaknya tidak terlalu besar, tetapi deburan ombaknya pasti menentramkan hati dan pikiran. Salah satu sisi yang menjorok ke laut mengingatkan kita pada pantai Kuta yang bersebelahan dengan jalur pesawat yang akan mendarat ke bandara Ngurah Rai. Hal ini juga bisa terjadi di Pamekasan.

Bandara Trunojoyo di Sumenep tidak terlalu jauh, hanya satu jam perjalanan. Pantai Jumiang bisa menjadi alternatif keluarga bersantai menikmati sunset dan sunrise yang sama-sama bisa dinikmati dari pantai ini. Pantai ini sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu obyek wisata di Pamekasan. Di bibir pantai sudah ada beberapa gazebo yang bisa dipakai pengunjung beristirahat.

Jalan akses diperbaiki, disertai pengelolaan yang berkesinambungan, ditambah promosi pariwisata kota akan menjadikan pantai Jumiang ini menjadi salah satu tempat yang bisa menarik wisatawan untuk hadir menikmati begitu beragamnya pariwisata di Madura.

Kebun Teh Wonosari

Kebun teh Wonosari yang berada di desa Toyomarto kecamatan Singosari, kabupaten Malang telah dibuka sejak tahun 1875 oleh NV. Cultuur Maatschappy. Pada awalnya ditanami teh dan kina selama 32 tahun. Namun ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942-1945, sebagian teh diganti tanaman pangan. Pada tahun 1950 yang ditandai pada masa nasionalisasi, maka perusahaan milik penjajah diambil alih oleh pemerintah. Sehingga tanaman kina secara keseluruhan diganti dengan tanaman teh. Kemudian pada tahun 1996 resmi dikelola oleh PTP Nusantara XII (Persero) kantor pusat di Jl. Rajawali no. 44 Surabaya.

Adapun luas kebun the Wonosari 1.144,31 Ha yang terbagi menjadi 3 kebun, yakni adf. Wonosari 370,31 Ha di Desa Toyomarto, afd. Gebug Lor 344,11 Ha di desa Wonorejo kecamatan Lawang, afd. R.Agung 429,89 Ha di desa Ambal-ambal kecamatan Kejayan. Luas budidaya tanaman pokok teh 628,86 Ha dengan produksi teh sebanyak 1000 ton/th dan produksi harian 3000 kg. Produk teh Wonosari kurang lebih 90% di ekspor ke mancanegara, sedangkan 10% dijual di dalam negeri.

Pabrik teh Wonosari memiliki tugas untuk mengolah teh melalui 5 tahap, proses penerimaan pucuk teh; proses pelayuan; proses penggilingan; fermentasi ; pengeringan; sortasi; pengepakan dan pengiriman.

Wisata agro Wonosari berada pada ketinggian 950-1.250 meter dpl. Sedangkan jarak tempuh dari kota Lawang 6 km, jarak 30 km dari kota Malang dan 80 km dari kota Surabaya. Daerah wisata tersebut menyediakan berbagai fasilitas rekreasi, olahraga dan penginapan. Hal tersebut meliputi taman bermain, kolam renang, kereta mini, kebun binatang mini, lahan perkemahan, hiburan musik electone dan band, kesenian daerah, depot rolas dan catering, wartel, rumah bunga, swalayan, aula Santoon dan Java Cocoa, tea walk, out bond, berkuda, kunjungan pabrik dan tour kebun, jalur sepeda sehat, lapangan sepak bola, lapangan volley dan lapangan tenis.

Dikutip dari http://puditour.com

Teluk Triton

Propinsi Papua Barat di negara kita tercinta Indonesia, sudah sangat terkenal di mancanegara akan keindahan panorama bawah lautnya. Selain Kepulauan Raja Ampat di Papua yang memiliki keanekaragaman biota laut terbanyak di Indonesia, ada satu lagi objek wisata bawah laut yang tidak kalah indahnya, namanya Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, Propinsi Papua Barat.

Teluk Triton merupakan potensi wisata baru di wilayah Indonesia bagian timur ini selain Raja Ampat dan Wakatobi yang sudah sangat terkenal. Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah setempat agar objek wisata ini bisa lebih dikenal di mancanegara sehingga menjadi tujuan wisata bertaraf internasional. Salah satunya dengan menggandeng Conservation International Indonesia (CII) untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata yang dimiliki oleh Teluk Triton.

Seperti halnya Kepulauan Raja Ampat, Teluk Triton juga menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa. Di teluk ini menyimpan kekayaan alam berupa ikan dan terumbu karang yang beraneka ragam. Di perairan ini terdapat 937 jenis spesies ikan yang 16 diantaranya merupakan jenis ikan baru yang ditemukan, dan terdapat pula 492 jenis terumbu karang yang 6 jenis diantaranya merupakan jenis baru. Teluk Triton ini juga terkenal akan karang lunaknya atau dalam bahasa kerennya soft coral.

Selain panorama alam berupa ikan dan terumbu karang yang tidak diragukan lagi keindahannya, di teluk ini wisatawan juga bisa melihat beberapa ikan paus dan lumba-lumba yang sedang bermain atau mencari makan di sela-sela pulau yang tersebar di teluk Triton ini. Ada juga spesies ikan hiu yang menghuni perairan ini seperti hiu martil, hiu paus, hiu gergaji, hiu macan dan lain - lain.

Bagi yang hobi diving dan menyelam, harap membawa perlengkapan selam sendiri karena di daerah ini masih belum ada operator diving atau tempat yang menyewakan peralatan selam. Ya mungkin tempat wisata ini belum begitu dikenal.

Di sekitar teluk Triton terdapat beberapa pulau kecil yang bisa digunakan untuk berkemah atau pun berjemur, karena pulau-pulau itu memiliki pantai yang indah. Selain itu di sebuah perkampungan di kawasan teluk ini yang bernama Kampung Mai-Mai terdapat lukisan di tebing kapur setinggi puluhan meter. Garis-garis merah yang tergurat di dinding tersebut membentuk motif manusia, tanaman, reptil, ikan, dan aneka bentuk yang masih misteri. Lukisan ini seakan ingin bercerita tentang perilaku masyarakat pribumi kuno dan juga menggambarkan aneka ragam satwa pada masa itu.

Kesenian Betawi

Sejak abad ke 5, tanah Jakarta, khususnya kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, telah menjadi kawasan internasional. Saat itu Pelabuhan Sunda Kelapa sudah terjadi interaksi antar etnik maupun bangsa. Makanya tidak mengherankan bila keragaman budaya Betawi tidak bisa lepas dari pengaruh budaya lain. Sejumlah kesenian yang dikenal sebagai kesenian asli Betawi, sebenarnya merupakan saksi betapa sejak beratus-ratus tahun lalu di tanah Betawi telah terjadi akulturasi budaya dengan berbagai suku bangsa. Apa sajakah kesenian itu? Nyok, kite simak!

Ondel-ondel
Sekilas ondel-ondel mirip dengan ogoh-ogoh dari Bali. Ondel-ondel dipengaruhi oleh budaya Hindu. Seperti kita ketahui bersama dahulu tanah Betawi pernah dikuasai oleh kerajaan Hindu Tarumanegara. Pada saat itu pertanian mulai dikenal di tanah Betawi.
Ondel-ondel diarak saat panen raya untuk menghormati Dewi Sri. Sedangkan lambat laun filosofi ondel-ondel mulai bergeser. Boneka besar setinggi sekitar 2 meter tersebut dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yang masih hidup. Makanya ondel-ondel biasanya sengaja ‘ditanggap’ untuk memeriahkan hajatan besar Betawi. Maksudnya untuk mengusir segala roh jahat yang akan mengganggu jalannya acara.

Gambang Kromong
Sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong. Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong. Biasanya permainan musik ini dikolaborasikan dengan tarian cokek.

Tanjidor
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang di Batavia pada abad ke 14 hingga 16. Tanjidor sendiri berasal dari bahasa Portugis ‘tanger’ yang artinya bermain musik. Hanya saja lidah Betawi melafalkannya tanjidor. Pada zaman penjajahan Belanda, tanjidor biasa dimainkan oleh para budak untuk menghibur tuan kompeni dan para tamu. Sampai sekarang tanjidor masih dimainkan untuk memeriahkan pesta hajatan orang Betawi.

Keroncong Tugu
Sejak abad ke-18 keroncong Tugu popular di kalangan warga Tugu. Warga Tugu adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau bekas anggota tentara Portugis yang dibebaskan dari tawanan Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Sisa peninggalan gereja tua yang dibangun pada tahun 1600-an menjadi saksi cikal bakal keturunan Portugis di Tugu. Keroncong Tugu biasa dimainkan oleh warga terutama muda-mudi saat ‘kongkow’ untuk menikmati malam bulan purnama di tepian Sungai Ciliwung. Keroncong Tugu juga dibawakan untuk mengiringi kebaktian di gereja. Alat-alat musik yang digunakan adalah keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.

Orkes Gambus
Irama musik gambus tidak bisa dipisahkan dari unsur budaya Timur Tengah. Sudah lama orkes gambus menjadi bagian dari kesenian Betawi yang tumbuh subur di kalangan Betawi keturunan Arab. Biasanya musik gambus dimainkan untuk mengirimi para penari zapin.

Rebana
Musik rebana adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Musik ini dipeengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Sama seperti tanjidor, musik ini biasanya untuk memeriahkan pesta atau arak-arakan pengantin. Beberapa jenis musik rebana yang kita kenal, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang.

Orkes Samrah
Orkes samrah merupakan salah satu bentuk kesenian hasil akulturasi dengan bangsa Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam orkes samrah adalah lagu-lagu Betawi tempoe doeloe seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain. Orkes samrah biasa mengiringi tari samrah. Tari samrah biasa dilakukan oleh pasangan muda-mudi. Gerakannya pun merupakan perpaduan antara silat Betawi dan gerakan tari khas Betawi lainnya.

Tari Topeng
Tari topeng yang memadukan seni musik, tari dan teater ini mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Sunda. Para penarinya menggunakan topeng mirip topeng Banjet (Karawang), hanya saja pada tari topeng Betawi menggunakan bahasa Betawi.

Wayang Betawi
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang yaitu wayang kulit dan wayang golek. Wayang merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Betawi dengan budaya Jawa dan Sunda. Namun pengaruh Sunda terasa lebih kental, dengan penggunaan bahasa Betawi medok campur Sunda dalam pertunjukan wayang Betawi. Alat musik utama yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang Betawi ini adalah gamelan yang mirip gamelan Sunda, dan tehyang (alat musik khas Betawi).

Lenong Betawi
Teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an ini mendapatkan pengaruh kebudayaan Melayu. Ada dua jenis cerita dalam lenong yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan. Lenong Denes biasanya menggunakan bahasa Melayu, sedangkan Lenong Preman menggunakan bahasa Betawi medok.

Dikutip dari : jakarta.com

Suami Tangkap Istri Selingkuh dengan Oknum PNS

KUPANG--Kasus perselingkuhan kembali terjadi. Kali ini menimpa biduk rumah tangga MW dan RW, warga Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo. MW menangkap basah RW dan selingkuhannya Antonius Mau (45), oknum PNS di dalam kamar kos milik MW, Minggu (8/6/2014) dini hari.

Kasus perselingkuhan ini terungkap ketika RW mendatangi Polres Kupang Kota untuk mempolisikan istrinya bersama pasangan selingkuhannya. RW menuturkan, awalnya ia memang sudah menaruh curiga kalau istrinya telah memiliki pria idaman lain (PIL). Ia sudah yakin istrinya sedang memadu cinta dengan lelaki lain.

Ia bisa merasakan hal itu dari perilaku istrinya yang sudah berubah. Rasa sayang seperti masa pacaran hingga awal pernikahan sudah tidak lagi diperlihatkan istrinya. Rasa curiga mulai muncul dalam dirinya. Namun RW butuh bukti. Salah satu caranya adalah berusaha menangkap basah kelakuan istrinya.

RW pyn mulai mencari tahu aktivitas istrinya di luar rumah. Ia ingin menangkap basah kedua pasangan terlarang ini. Pada Sabtu (7/6/2014) sekitar pukul 22.00 Wita, RW melihat istrinya, MW, bersama pasangannya, Antonius Mau bertemu di Jalan RW Monginsidi, Kelurahan Fatululi. RW kemudian membuntuti mereka berdua. Ternyata mereka berdua masuk ke dalam kamar kos milik RW. Mereka mengunci pintu kamar lalu mematikan lampau.

Tak tahan dengan perilaku istrinya, sekitar pukul 00.30 Wita, RW mendobrak pintu kamar itu. Ia mendapati kedua pasangan lawan jenis itu sedang berduaan di dalam kamar yang gelap. "Saya sungguh sakit hati melihat tingkah laku istri saya. Namun saya hanya mencoba untuk kuat. Saya lalu menyuruh istri saya keluar dari dalam kamar dengan menggunakan daster lalu diikuti oleh pria selingkuhannya tersebut ujar," RW yang terlihat sakit hati ketika menceritakan peristiwa perzinahan istrinya kepada Bripka AH Harun yang menerima laporan tersebut di Polres Kupang Kota, Minggu (8/6/2014).

RW tidak bisa berbuat banyak dengan kelakuan istrinya itu. Ia hanya berharap, istri sahnya dan pria selingkuhannya dihukum sesuai aturan yang berlaku sehingga tobat dan tidak lagi melakukan perbuatan terlarang itu.

Kasus pencurian perzinahan ini dibenarkan Kasubag Humas Polres Kupang Kota, AKP Januarius Mau saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/6/2014). Januarius Mau mengatakan, laporan itu sudah ditindaklanjuti dengan memeriksa pelapor dan pihak- pihak yang terkait. *

Festival Budaya Harus Tonjolkan Keistimewaan Yogya

Yogyakarta - Beragam festival kebudayaan yang digelar di kawasan ikon pariwisata Yogyakarta seperti Jalan Malioboro beberapa waktu lalu bisa menjadi ajang mencari masukan bagi penataan obyek wisata tersebut. Pengemasannya pun harus cerdas, jangan sampai malah menenggelamkan budaya dan keistimewaan Yogyakarta. Hal itu disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta Yogyakarta, Santosa.

Menurut dia, festival kebudayaan jangan sampai terjebak pada pentas musik belaka, dan meninggalkan identitas budaya khas Yogyakarta.

"Band-band-an boleh saja, tapi harus ada identitas budaya Yogyakarta," kata Santosa saat ditemui Tribun di kantornya, Senin (23/6/2014) siang.

Menurut dia, justru akan menjadi tidak pas jika pengelola festival memaksakan konsep pentas musik band sembari mengusung nama festival budaya. Pengelola seharusnya berani mengangkat budaya dan identitas Yogya, yang pada akhirnya akan dilihat sebagai pembeda pariwisata Kota Pelajar dibanding wilayah lain.

Secara umum, Santosa menanggapi positif berbagai festival budaya dan seni di kawasan Malioboro.

Dalam jangka menengah, penyelenggaraan festival dapat membantu pengelola Malioboro untuk melakukan penataan terhadap kawasan wisata tersebut.

Ia mengakui, dampak keberadaan even-even tersebut terhadap kunjungan wisatawan memang belum dapat didata secara pasti. Namun, jika mampu dikemas secara baik, bukan tidak mungkin kelak acara-acara itu bisa menjadi tambahan daya tarik pariwisata Bumi Mataram.

Gelar Budaya Betawi, Kado untuk Jakarta

Jakarta - Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, hari ini, Minggu (22/6/2014), menggelar pertunjukan seni dan budaya betawi. Hal tersebut diadakan sebagai kado ulang ke-486 Kota Jakarta.

"Kita adakan gebyar pertunjukan seni dan budaya Betawi. Sekaligus kita rayakan ulang tahun Kota Jakarta," ujar pengelola Perkampungan Budaya Betawi, Indra Sutisna.

Dalam pertunjukan seni dan budaya Betawi tersebut, ditampilkan pertunjukan musik Gambang Kromong dari Grup Puja Betawi. Selain itu, warga yang datang akan dihibur dengan tarian betawi, nasyid, dan topeng blantek.

Pada bagian penutup, musik gambus bernuansa islami turut menghibur warga. Selain itu, kata Indra, dalam acara tersebut, pengelola juga menghadirkan patung-patung berpakaian adat khas Betawi. Hal ini bertujuan memberikan pengetahuan seputar tata cara dan pakem berpakaian khas Betawi.

Jenis pakaian khas Betawi yang ditampilkan adalah kebaya encim, kebaya panjang, kebaya pendek, baju jas serong, kebaya haji, kebaya enyak, dan kebaya krancang Betawi. Menurut Indra, meskipun kota Jakarta diisi oleh penduduk dari berbagai macam adat budaya, pelestarian budaya Betawi sebagai tuan rumah adalah sebuah keharusan. Terutama dalam hari jadi Kota Jakarta.

"Semuanya kita adakan sebagai kado untuk Kota Jakarta," ujar Indra.

Nantikan, Serba Herbal di Festival Jamu

Jakarta - Jawa Tengah memang terkenal dengan produk-produk jamu. Oleh karena itu, pada 9-11 Oktober mendatang, akan diselenggarakan Festival Jamu dan Kuliner Internasional.

"Di festival ini akan dipamerkan aneka produk herbal dan jamu. Kami juga melibatkan asosiasi jamu. Karena Jateng (Jawa Tengah) terkenal dengan jamu yang bagus. Tapi sekarang banyak jamu bermasalah, makanya kita adakan ini untuk kasih edukasi jamu yang baik," jelas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Prasetyo Aribowo, di Jakarta, Kamis (18/6/2014).

Festival ini, lanjut Prasetyo, akan berlangsung di Purwokerto. Selain pameran aneka produk jamu dan herbal, pengunjung juga bisa mengikuti coaching clinic soal jamu, spa, hingga pengobatan dengan jamu.

"Ada sekitar 40 stan. Tahun ini ada 11 stan dari internasional, terutama negara-negara Asia Tenggara. Ada juga Korea Selatan," tambah Prasetyo.

Sementara itu, di sisi kuliner juga masih berkaitan dengan jamu dan herbal. Misalnya, pengunjung bisa mencicipi minuman jamu bahkan es krim berbahan dasar jamu.

Acara lainnya yang akan diselenggarakan di Jawa Tengah antara lain Festival Batik Pekalongan yang akan berlangsung di bulan Oktober 2014. Ada pula, tambah Prasetyo, World Parachute yang yaitu lomba terjun payung melibatkan 40 negara. Acara berkaitan pariwisata olahraga lainnya adalah Borobudur Interhash dan lomba lari maraton MesaStila Ultra Challenge.

120 Kelompok Habsy Tampil dalam Festival Maulid

Banjarmasin, Kalsel - Sebanyak 120 kelompok Maulid Al-Habsy tampil dalam Festival Maulid Habsy 2014 yang diselenggarakan RRI Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia Banjarmasin, H La Sirama, Sabtu mengatakan, peserta Festival Habsy RRI yang terdaftar dari 13 kabupaten/kota se-Kalsel totalnya 120 grup, yakni 70 grup putra dan 50 grup putri.

Peserta terbaik pada acara tersebut, lanjut Sirama, akan diambil 15 grup masing-masing dari putera puteri.

"Mereka akan kita siarkan selama Ramadhan, untuk mengisi acara bernuansa Islam," ujarnya.

Dia mengakui, seni robbana istilahnya Grup Maulid Habsy ini sangat berkembang di sini, sehingga ditampilkan pada acara tahunan ini yang terus diselenggarakan RRI Kalsel.

Sirama mengatakan, selain Maulid Habsy pada acara ini juga digelar tiga lomba lainya, tilawatil Quran, tausiah, dan cerdas cermat.

Untuk lomba tilawatil Quran, pesertanya sebanyak 50 qori. "Pada lomba tilawatil Quran ini qori terbaik putra dan putri akan kita kirim pada festival tilawatil quran di Banda Aceh pada 14--19 Juli," tuturnya.

Demikian juga untuk tausiah, yang kini pesertanya 35 orang saat ini terdaftar, pemilik nilai tertinggi akan juga dikirim kelomba festival tausiah di Banda Aceh.

Tidak ketinggalan untuk lomba cerdas cermat, katanya, terdaftar pada festival ini sebanyak 24 grup, peraih nilai tertinggi atau juaranya akan juga dikirim ke festival cerdas cermat di Banda Aceh.

"Kita berharap, peserta kita nantinya berprestasi di tingkat nasional. Sebab mereka tidak hanya membawa nama baik RRI Kalsel, tapi juga provinsi Kalsel," ujarnya.

Mengunjungi Festival Budaya dan Kuliner Indonesia di Jerman

Hamburg, Jerman - Musim panas di Eropa, matahari bersinar lebih lama. Suhu kadang mencapai lebih dari 30 derajat celsius dan pepohonan penuh daun. Dengan suhu demikian, wajarlah bila acara pertemuan dengan sesama warga negara Indonesia (WNI) banyak diselenggarakan.

Untuk kedua kalinya, sekolompok warga Indonesia di Hamburg, kali ini menggelar sebuah bazaar terbesar di Jerman bertema Indonesia, dengan nama Pasar Hamburg. Bertempat di Magnushall, pusat kota Hamburg, pada 7 Juni 2014.

Memasuki Magnushall, napas Indonesia sangat terasa dengan adanya umbul-umbul warna-warni serta dekorasi khas Bali. Pameran sejumlah foto tentang keindahan Indonesia bisa ditemui di pintu masuk.

Para tamu langsung merasakan keakraban khas Indonesia saat disambut hangat oleh panitia yang mengenakan batik. Di ujung selasar, terdapat sebuah becak yang langsung digunakan sebagai spot foto oleh para pengunjung.

Magnushall terbagi dalam dua aula besar. Aula pertama dikhususkan untuk penjualan barang barang khas Indonesia, cendera mata, batik bahkan buku. Universitas Hamburg jurusan studi Bahasa Indonesia pun ikut berpartisipasi di sini.

Sebuah panggung besar ada di aula ini. Dibuka dengan pemutaran film pendek tentang tari Jacko Siompo berjudul The Story of Street Pass, rangkaian pertunjukan budaya dimulai sekitar pukul dua siang.

Di sini tampil kelompok-kelompok budaya di Hamburg yang menampilkan berbagai tontonan, dari tari Tempurung asal Minang, orkestra angklung, pertunjukan solo gitar hingga dangdut.

Puncaknya adalah penampilan Tuti Kanta dan sebuah band asal Bali Nosstress. Rangkaian pertunjukan budaya ini memukau penonton yang bertahan hingga pukul sembilan malam.

Aula kedua dikhususkan untuk 14 stan kuliner khas Indonesia. Di sini, pengunjung Pasar Hamburg dimanja dengan jajanan seperti rujak, satai ayam, satai padang, bakso, es campur, dawet, kue kue, siomay atau nasi kuning lengkap. Harga sepotong kue atau seporsi satai ayam berkisar antar 1,5 Euro hingga 5 Euro.

Mega Juwita, yang tinggal di Luebeck, rela datang khusus ke Pasar Hamburg dengan suami dan putranya dengan tujuan ingin bertemu dengan sesama warga Indonesia yang telah lama dikenalnya namun tinggal di kota kota lain. Ia juga sangat menikmati hidangan favoritnya, satai ayam yang dibakar dengan arang.

"Rasanya seperti satai di Indonesia,” ujarnya.

Mega tidak sendiri. Pasar Hamburg memang digunakan oleh para WNI yang tinggal di Jerman sebagai tempat berjumpa dan temu kangen.

Kepada VIVAlife, penggagas dan tokoh masyarakat, Julie B, mengatakan bahwa gagasan pertama kali menyelenggarakan kegiatan ini adalah mempererat persaudaraan.

"Walaupun di Jerman, atau sama sama di Hamburg, banyak dari kita yang tidak saling kenal. Melalui pasar Hamburg kita bisa saling kenal. Yang sudah kenal bisa temu kangen sekaligus juga mempromosikan Indonesia," katanya.

Kultur Bersahabat

Seorang tenaga ahli asal Indonesia yang tinggal di Hamburg, Prio Adhi Setiawan, berharap suatu saat nanti Pasar Hamburg dapat berkembang seperti pasar Tong Tong di Belanda.

“Mungkin Pasar Hamburg sekarang ini sudah bisa jadi trademark besar di Hamburg. Di mana orang bisa berkumpul. Tidak hanya makan tapi juga bisa bersilaturahmi. Sekaligus menunjukkan kultur kita yang ramah dan bersahabat pada warga Jerman," ucap dia.

Tahun lalu, Pasar Hamburg diselenggarakan untuk pertama kalinya di tempat yang sama. Namun saat itu hanya menggunakan satu aula seluas 3.000 meter per segi. Sekitar 1.400 orang mengalir mendatangi pasar Hamburg.

Dengan banyaknya peminat Pasar Hamburg, tahun ini lokasinya digandakan menjadi dua aula, sehingga orang bisa lebih leluasa menikmati kuliner atau pertunjukan budaya.

Karcis tanda masuk Pasar Hamburg seharga lima Euro bagi dewasa dan anak-anak di bawah dua belas tahun tidak dikenakan biaya apapun.

Menurut pengamatan VIVAlife, pengunjung Pasar Hamburg bukan hanya Warga Indonesia yang tinggal di Hamburg dan kota-kota sekitarnya, namun juga warga Jerman yang berminat pada budaya Indonesia.

WNI yang tinggal di kota Hamburg dan sekitarnya tercatat ada sekitar 2.500 orang.

Atraksi Perkusi dan Festival Topeng Meriahkan HUT Jakarta

Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta telah mempersiapkan serangkaian acara dalam perayaan HUT ke-487 Kota Jakarta. Mereka menjamin, perayaan tahun ini akan lebih meriah ketimbang tahun lalu karena akan dimeriahkan atraksi perkusi dan festival topeng.

Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Daya Tarik Destinasi Wisata Disparbud DKI Ida Zubaidah, perayaan HUT DKI akan dimulai Sabtu (21/6/2014) malam. Acara akan dibuka dengan pergelaran Jakarta Night Festival (JNF) yang akan dimeriahkan acara perkusi. Acara ini akan digelar di sepanjang Jalan MH Thamrin, tepatnya dari Monas hingga ke Bundaran HI, dari pukul 18.00-23.00.

"Kegiatan ini merupakan acara pendukung dalam event Jakarta Night Festival. Melalui pertunjukan itu, diharapkan ke depannya musik perkusi memperoleh apresiasi yang lebih baik. Dengan bantuan teknologi dan tata pertunjukan yang lebih baik, maka genre musik itu bisa berkembang pesat," ujar Ida, di Balaikota Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Perayaan HUT Jakarta akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan Jakarnaval yang akan digelar Minggu (22/6/2014) sore, dari pukul 15.00-18.00. Pada tahun ini, acara karnaval budaya itu akan mengambil tema "Keajaiban Topeng Nusantara".

Menurut Ida, acara Jakarnaval 2014 akan menampilkan 1.200 peserta jalan kaki, lima topeng raksasa, penampilan grup dari Bali, Ponorogo, Solo, Indramayu dan Kalimantan Timur, serta 30 unit mobil hias bertema topeng nusantara.

"Ada banyak ragam dan bentuk topeng yang tersebar di nusantara. Tema itu pun bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai seni budaya topeng. Yang lebih penting, melahirkan kreativitas baru dalam melestarikan tradisi topeng yang pada akhirnya dapat dijadikan warisan budaya serta terdaftar di UNESCO," imbuhnya.

Banjarmasin Miliki Pusat Kuliner di Tepian Sungai Martapura

Banjarmasin, Kalsel - Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, kini memiliki sebuah pusat kuliner makanan khas setempat, yang berada di tepian Sungai Martapura yang membelah kota tersebut.

Pembukaan pusat kuliner yang ditujukan untuk kepariwisataan tersebut dilakukan oleh Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin di lokasi pusat kuliner yang terletak di Jalan Pos sepanjang sekitar 300 meter menghubungkan Jalan Hasanudin HM dengan Jalan Sudirman dekat Jembatan Merdeka.

Wali Kota Banjarmasin menyatakan bangga dengan peresmian pusat kuliner yang berada di kotanya karena dengan demikian akan memperkuat posisi Kota Banjarmasin sebagai kota wisata, khususnya sebagai wilayah pariwisata perairan.

Dengan adanya lokasi tersebut akan memudahkan wisatawan yang datang ke kota berpenduduk sekitar 700 ribu jiwa tersebut untuk menikmati kuliner khas setempat, seperti laksa, ketupat kandangan, nasi kuning, lupis, lontong, dan penganan 41 macam.

Selain itu juga tersedia makanan nasional, seperti nasi goreng, soto, masakan padang, masakan jawa, masakan palembang, dan aneka makanan nusantara lainnya di sejumlah kios yang tercatat 52 buah tersebut.

"Bagi wisatawan makan di lokasi ini akan merasakan nikmatnya udara Sungai Martapura berada di pepohonan rindang, sambil menikmati pemandangan hilir mudiknya berbagai perahu dan angkutan air lainnya," kata Muhidin.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Subhan menuturkan lokasi tersebut akan dimeriahkan lagi dengan aneka atraksi wisata, seperti lomba perahu (jukung), yang akan diagendakan serta jet ski.

Selain itu lokasi yang memperoleh dukungan Bank Mandiri tersebut juga akan ditambah pasilitas wisata seperti perahu karet, banana boat, dan aneka fasilitas bermain lainnya.

"Kita berharap lokasi ini menjadi ikon pariwisata, karena di seberang sungai juga sudah ada pusat kuliner Taher Square yang akan dilengkapi dengan patung Bekantan (kera hidung panjang)," kata Subhan.

Pusat kuliner ini bagian rute perjalanan obyek wisata air, selain pasar terapung, wisata religi Masjid Raya Sabilah Muhtadin, makam Habib Basirih, Masjid Sultan Suriansyah, Museum Wasaka, pusat kuliner katupat, pusat pelelangan ikan, dan dermaga Balaikota Banjarmasin.

Prosesi "Dugderan" Semarang Digelar Malam Hari

Semarang, Jateng - Prosesi "dugderan" yang menjadi tradisi menyambut datangnya bulan Puasa yang dimeriahkan karnaval budaya pada tahun ini digelar malam hari, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Prosesi dugderan digelar pada Jumat, 27 Juni 2014. Perayaannya bakal lebih meriah dibanding tahun-tahun lalu," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Masdiana Safitri di Semarang, Kamis.

Ia menjelaskan proses dudgeran diawali pembacaan suhuf hasil halaqoh ulama dan penabuhan beduk oleh Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat yang diperankan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Dari sejarahnya, suhuf itu merupakan hasil keputusan ulama-ulama yang sudah berkumpul di Masjid Kauman Semarang melakukan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan atau dimulainya bulan puasa.

"Prosesi pembacaan suhuf, penabuhan beduk disertai dentuman meriam, pembagian kue ganjel rel, dan air hataman Alquran akan dilaksanakan setelah shalat Maghrib. Kalau tahun-tahun lalu siang hari," katanya.

Prosesi dilanjutkan penyerahan suhuf halaqah dari Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat kepada Raden Mas Tumenggung Probohadikusumo yang diperankan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Penyerahan suhuf halaqoh dari Wali Kota Semarang kepada Gubernur Jateng, kata Masdiana, dilakukan di Masjid Agung Jawa Tengah, dilanjutkan pembacaan, penabuhan beduk, dan seterusnya oleh Gubernur Jateng.

"Namun, bukan berarti pembacaan suhuf halaqah ini sebagai penentu awal puasa. Ini hanya seremoni untuk melestarikan tradisi. Untuk penentuan awal Ramadhan, tetap menunggu keputusan pemerintah," katanya.

Ia menjelaskan karnaval budaya yang mengiringi proses dugderan terbagi dua, yakni karnaval budaya anak-anak TK, SD, MI, SMP, dan MTs yang diikuti sekitar 8.000 peserta dimulai pukul 06.00-11.00 WIB.

"Rute karnaval budaya ini dari Lapangan Simpanglima-Jalan Pahlawan-Taman Keluarga Berencana (KB). Masing-masing unit pelaksana teknis dinas (UPTD) pendidikan kecamatan menampilkan atraksi," katanya.

Sementara, karnaval dari Balai Kota menuju Masjid Kauman Semarang dan MAJT Semarang akan dilaksanakan sore hingga malam hari, yakni sekitar pukul 14.30-20.30 WIB pada hari yang sama, Jumat (27/6).

"Pesertanya terdiri dari perwakilan organisasi kemasyarakatan, seperti NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), perwakilan SMA, SMK, dan organisasi kepemudaan," katanya.

Lestarikan Budaya, Sabang Selenggarakan Festival Sabang Fair

Sabang, Aceh - Pemerintah Kota Sabang, Provinsi Aceh, menyelenggarakan Festival Sabang Fair (FSF) yang digelar mulai hari ini, Rabu (18/6) sampai dengan 24 Juni 2014. Festival ini diselenggarakan sebagai upaya melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang dulu kala.

Kepala Bidang Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Sabang, Ramlan Yahya, S.Ag pada merdeka.com mengatakan event ini juga ingin menunjukkan dan menjaga eksistensi kebudayaan warisan nenek moyang

"Event ini juga dalam rangka menyambut HUT ke-49 tahun Kota Sabang yang dimulai dengan pembukaan pawai budaya pada hari Rabu (18/6) yang berlangsung di arena Taman Sabang Fair," katanya.

Dia menjelaskan, akan ada pawai budaya yang mengambil start di Pujasera dan berakhir di arena Taman Sabang Fair. Ada 15 kabupaten atau kota di Aceh yang akan mengikuti pawai ini. Pawai berlangsung dari pukul 8 pagi dilanjutkan dengan pembukaan FSF oleh Gubernur Aceh berserta unsur Muspida Kota Sabang.

Sementara itu, sebanyak 53 grup seni (21 tari, 9 cagok, 14 musik dan 9 teater) dari 15 kabupaten dan kota se-Aceh untuk 4 cabang perlombaan di FSF ini juga sudah siap untuk tampil memukau dewan juri selama mulai dari 18-23 Juni, di antaranya perlombaan tari kreasi baru Aceh, cagok (lawak) Aceh, musik garapan etnik Aceh, dan teater rakyat Aceh.

Selain itu Ramlan juga memaparkan, puncak peringatan FSF akan dihelat pada hari Selasa, 24 Juni 2014 sekaligus penutupan pentas utama Sabang Fair. Namun, jauh sebelum penutupan FSF juga akan diisi oleh sejumlah talenta-talenta dan bintang tamu, seperti Seuramoe Reggae, Grup Singa Nagan, Amoba Band, Yafi n Friend, The Prak Band.

"Pada puncak peringatan FSF nanti akan ada pembagian hadiah pemenang lomba seni budaya Aceh serta prosesi seremonial HUT Kota Sabang yang ke-49 tahun. Dan penabuhan genderang rapai sebagai penanda berakhirnya Festival Sabang Fair tahun ini," paparnya.

Kepala Puskesmas dan Perawat Tepergok Mesum dalam Ambulans

BANDAR LAMPUNG - Warga Natar, Lampung Selatan, dihebohkan peristiwa "ambulans bergoyang" yang terparkir di halaman rumah toko (ruko) di jalan lintas sumatera (jalinsum), tepatnya di seberang SPBU Batu Puru.
Ambulans ini bergoyang, lantaran ulah dua oknum yang bekerja di Puskesmas Sukadamai, Tegineneng, yakni HB (42) yang menjabat kepala puskesmas dan MU (35) perawat di puskesmas yang sama.

Terbongkarnya perbuatan mesum pasangan di luar nikah ini diawali kecurigaaan warga akan keberadaan ambulans jenis Panther warna putih bertuliskan Dinas Kesehatan Lampung Selatan APBD Tahun 2013. Ambulans tersebut terparkir di halaman ruko sejak pukul 22.00 WIB, Jumat (30/5), tapi pengemudi ambulans tidak keluar dari mobil.

Kecurigaan warga makin menjadi ketika melihat ambulans bernomor polisi BE 2098 BZ itu, bergoyang-goyang. Sejumlah warga yang sedang berkumpul di depan SPBU Batu Puru akhirnya memeriksa mobil tersebut sekitar pukul 23.00 WIB.

Ketika diintip, warga kaget menemukan dua orang berlainan jenis melakukan perbuatan suami istri di bagian belakang ambulans.

Sontak, para warga meminta HB dan MU keluar dari mobil. Pasangan yang keluar dari ambulans dengan berpakaian seadanya itu, akhirnya digelandang ke Mapolsek Natar yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

Kapolsek Natar Komisaris Y Agustiandaru membenarkan penggerebekan yang dilakukan warga terhadap pasangan di luar nikah tersebut. Ia mengatakan, HB dan MU dipergoki sedang melakukan hubungan suami istri di dalam mobil ambulans.

"Diamankan dari dalam kendaraan ambulans. Dan oleh warga langsung dibawa ke Polsek Natar," kata Agustiandaru saat dihubungi Tribun Lampung, Sabtu (31/5).

Agustiandaru menambahkan, HB merupakan warga belakang Pasar Natar dan MU warga Sukadamai. Keduanya mengaku baru pulang dari Kalianda, Lampung Selatan. Saat melintasi SPBU Batu Puru, mobil yang dikendarai HB memutar arah dan parkir di halaman ruko tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, masing-masing pelaku sudah mempunyai keluarga. Keduanya menjalin hubungan sejak Januari 2014 lalu, dan mengaku baru dua kali melakukan hubungan suami istri.

"Perbuatan terlarang HB dan MU terjadi di lokasi yang sama dan di dalam ambulans yang sama pula," kata dia.

Agustiandaru mengungkapkan, perselingkuhan kedua oknum Puskesmas Sukadamai itu sudah dilaporkan oleh istri HB ke Polsek Natar dengan nomor laporan LP:541/V/2014/LPG/Resor Lamsel/ Sektor Natar.

"Sudah dilaporkan oleh istrinya (HB). Dan proses terhadap keduanya masih berlanjut," kata mantan Kapolsek Kedaton tersebut.

Namun, meski tertangkap basah sedang melakukan perbuatan tersebut, keduanya tidak ditahan karena ancaman hukuman perbuatan keduanya di bawah lima tahun.

"Ancaman hukuman untuk perbuatan mereka sembilan bulan. Mereka tidak ditahan, tetapi dikenakan wajib lapor ke Polsek Natar," kata Agustiandaru. (cr1)

Wuih, Ada Kamar Mesum Megah di Saritem Bandung

Bandung - Meski Pemkot Bandung sudah menutup lokalisasi Saritem pada 2007, nyatanya hingga kini praktik transaksi mesum tetap menggeliat. Rumah bordil masih berjejer mengelilingi gang-gang di kawasan padat permukiman ini.

Tiap bordil berisi kamar 'ritual' tempat wanita pekerja seks komersial (PSK) memanjakan pria hidung belang. Seperti apa kamar-kamar mesum di Saritem?

Kemarin, Jumat (13/6) sore, petugas gabungan terdiri personel Polri, TNI, Satpol PP, dan Dinas Sosial Kota Bandung, menggerebek tempat prostitusi Saritem. Gelaran razia itu bersandi operasi penyakit masyarakat (pekat).

Kendati dari luar terlihat bangunan permanen rumah bordil itu sepintas tempat hunian biasa, ternyata di dalamnya tersedia kamar-kamar. Tiap bordil memiliki tipe kamar berbeda-beda. Mulai kamar berkonsep sederhana hingga kamar bergaya mewah bak hotel bintang lima. Mayoritas bangunan bordil di Saritem ini tiga lantai. Ada juga bangunannya berlantai empat.

Tentu ukuran kamar bervariasi. Ukuran sempit yang fasilitanya cuma ranjang tipe single bed, ada pula ukuran luas yang di dalamnya ada ranjang empuk tipe double bed.

Sejumlah bordil bahkan mengemas interior dan fasilitas kamar dengan tampilan megah mirip kelas deluxe room. Tak tangung-tanggung, isi kamar dilengkapi televisi layar datar, pendingin ruangan, sofa, dan kamar mandi mini plus shower.

Beberapa bordil di bagian lantai satu menyajikan mini bar. Aneka makanan dan minuman tersedia lengkap. Bahkan pemilik bordil menyiapkan minuman keras (miras). Barisan sofa sengaja terpampang untuk memamerkan para wanita PSK. Informasi dihimpun, tarif sekali kencan nilainya Rp 200 ribu hingga lebih Rp 1 juta.

"Ada sekitar 50 tempat (rumah bordil) di tempat ini," ucap Kasatnarkoba Polrestabes Bandung AKBP M. Ngajib di lokasi razia, kemarin.

Hasil razia, petugas menyita ratusan krat atau sekitar 4.000 botol miras yang dijual bebas di beberapa rumah bordil. Barang bukti botol miras ini diboyong ke markas Satnarkoba Polrestabes Bandung. Sebanyak 7 pria hidung belang dan 21 PSK diboyong ke kantor Dinas Sosial Kota Bandung.

"Pria dan PSK itu dikenai sanksi tindak pidana ringan (tipiring). Nantinya PSK akan dibawa ke tempat rehabilitasi di Palimanan, Kabupaten Cirebon," ucap Petugas Penyidik PNS Satpol PP Kota Bandung Ahmad Fauzan.

Revitalisasi eks lokalisasi Saritem sudah digaungkan sejak masa pemerintahan mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada. Pada 2007, Pemkot Bandung menutup kawasan lokalisasi Saritem. Sebanyak 23 rumah sudah dibebaskan sepanjang 2008 hingga 2010. Namun hingga kini proses revitalisasi tak terealisasi.

Membaca Maestro Seni Rupa Indonesia

JAKARTA, Setelah tiga bulan menggelar pameran tunggal karya seni Srihadi Soedarsono (80) di Art;1 News Museum, Jakarta, sejak 30 Mei, pada Sabtu (1/9) siang, sebagai penghormatan kepada salah satu maestro seni rupa Indonesia itu, dirilis buku Srihadi dan Seni Rupa Indonesia.

Buku yang ditulis kurator seni Jim Supangkat itu, sekaligus dibedah oleh Guru Besar dan ahli filsafat Universitas Katolik Parahiyangan, Prof Dr Bambang Sugiharto dan Irma Damajanti dari Institut Teknologi Bandung. Dibantu A. Rikrik Kusmara dari Lembaga Penelitian Seni Rupa ITB, segala sisik melik keberadaan Srihadi dalam kazanah seni rupa Indonesia, dikuak dalam momen itu.

Bebarengan dengan bedah buku itu, dilakukan juga lelang lukisan milik Srihadi berjudul "Bedaya Ketawang-Beauty of the Soul" yang dibuat dari bahan oil on canvas berukuran 240 x 130 cm. Keuntungan dari lelang lukisan yang pada angka pembukaannya oleh Balai Lelang Sotheby's Auction yang dipimpin Deborah Iskandar dihargai Rp 600 juta rupiah, dan akhirnya ditutup pada harga Rp 1,3 miliar itu, "Sebagian hasil lelangnya akan didonasikan ke Yayasan Kasih Mulia dan Yayasan Hati Suci," ujar Marta Gunawan di Jakarta, Sabtu (1/9).

Buku Srihadi dan Seni Rupa Indonesia diklaim sebagai upaya nyata dalam menuliskan sejarah seni rupa, teristimewa seni rupa lokal Indonesia, serta pemahaman tentang global art. Buku ini diharapkan dapat membantu perbedaan persepsi yang berkaitan dengan perbedaan budaya, konteks dan perkembangan.

Menggunakan pendekatan berbagai disiplin ilmu, buku ini membahas juga sejarah, posisi, dan peran Srihadi selama 65 tahun berkarya dalam sejarah perkembangan seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. "Sekaligus membuktikan karya-karya Srihadi menunjukkan benang merah sejarah seni rupa Indonesi," ujar Jim Supangkat.

Filosofi Jawa
Prof Dr Bambang Sugiharto mengatakan, "Buku ini sangat elaboret menempatkan karya-karya pak Srihadi dalam segala kiprah seni rupanya." Dia menambahkan, perjalanan berkesenian Srihadi layaknya, "The journey of soul." Srihadi, kelahiran Solo, Jateng pada 4 Desember 1931 di mata Bambang, sangat terpengaruh filosofi Jawa dalam setiap karyanya. Seperti gemar mempersoalkan Kawicaksanan (Kearifan) dan Widyantara (Pengetahuan tentang kehidupan/ilmu pengetahuan yang diperlukan sebagai dasar pendidikan).

Meski demikian, setelah kuliah di Fakultas Teknik UI di Bandung --yang kemudian menjadi ITB--, dan katam di sana pada 1959 ada beberapa pengayaan fase pendewasaan intelektualitas. Apalagi saat Srihadi melanjutkan pendidikan di Ohio State University, Columbus, Ohio AS pada 1960 hingga 1962 dan mendapatkan gelar Master of Art.

"Pada masa itu Srihadi bersentuhan dengan kecenderungan action painting dan abstract expressionisme yang sedang mendominasi di AS," kata Bambang.

Setelah itu, masih menurut Bambang, pergeseran gaya Srihadi mengarah ke gaya konstekstual. Dengan menghadirkan karya kritik yang mengarah ke militer, feodalisme, juga urbanisme, yang sempat membuat Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin tersinggung pada lukisan Srihadi berjudul "Air Mancur" (1973) yang dia nilai "menghina" kota Jakarta.

Si empunya gawe, yang terlihat masih sehat dan sentosa, didampingi istri terkasihnya, hanya berujar ringan menanggapi sanjung puji yang dialamatkan kepadanya, "Seni saya sebagai ibadah..," katanya. Pemikiran filosofis Srihadi itu, mengutip ceramahnya yang pernah dia katakan di Museum Nasional Singapura pada 1991, "Semata sebagai perenungan dan penghayatan." Meminjang ungkapan dalam Bahasa Jawa yang berbunyi, "Sing ana ora ana, sing ora ana, ana". Yang artinya, "Yang ada sesungguhnya tidak ada, yang tidak ada pada hakikatnya ada".

Sebagai catatan, pameran tunggal Srihadi kali ini, merupakan pameran tunggal Srihadi yang ke-16 kali, sejak pameran tunggalnya pada 1962, yang terdiri dari 130 karya seni rupa dari sketsa, print, drawing dan lukisan yang belum pernah dipamerkan sebelumnya. Via pameran ini, sebagaimana dikatakan Gunawan Jusuf dari Sugar Group Companies yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Seni Rupa ITB yang menaja kegiatan, "Diharapkan makin memperdalam cita rasa apresiasi publik kepada karya seni," katanya.

(Benny Benke/CN15)

Sumber : suaramerdeka.com
-

Arsip Blog

Recent Posts