PNS Mesum di Kantor Pemkab Bantul Terekam CCTV

Bupati Bantul telah memerintahkan pengusutan kasus oknum pegawai negeri sipil (PNS) yang berbuat mesum di salah satu ruangan di Gedung Parasamya, kompleks pemerintahan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. Bahkan, perbuatan asusila itu terekam kamera pengawas (CCTV) Pemkab.

Kepala Kantor Inspektorat Bantul, Bambang Purwadi, mengaku telah mendapat perintah dari Bupati untuk mengungkap kasus itu. "Sudah ada perintah untuk menyelidiki kebenaran kasus tersebut oleh Bupati," katanya kepada wartawan, Rabu, 15 Oktober 2014.

Kabar seorang PNS di Inspektorat Kabupaten Bantul melakukan tindak asusila dengan salah satu sekretaris pribadi (sekpri) Wakil Bupati muncul belakangan ini. Perbuatan itu terekam kamera pengawas yang terpasang di beberapa titik di kantor Pemkab.

Dari pantauan VIVAnews, sejak Selasa, 14 Oktober 2014, kabar adanya tindakan tak senonoh yang terekam dalam CCTV tersebut sudah beredar di kalangan PNS di lingkungan Pemkab Bantul, termasuk di lingkungan kantor Inspektorat.

Seorang PNS di Bantul yang enggan disebutkan namanya mengaku, rekaman CCTV tindak asusila yang dilakukan dua oknum PNS tersebut telah diamankan dan akan diserahkan ke DPRD Bantul.

"Saya berharap adanya tindakan tegas dari DPRD kepada dua oknum PNS tersebut," katanya, Rabu 15 Oktober 2014.

Dia mengaku memiliki rekaman tersebut dan pernah diimingi-imingi uang sebesar Rp50 juta oleh salah satu pelaku agar rekaman itu dihapus. Ia juga mengaku menyimpan sejumlah barang bukti lainnya. “Guru sama guru ada. Kemudian pejabat juga ada. Total ada tiga bukti,” ujarnya.

Ratusan warga Tulungagung arak pasangan mesum

Tulungagung - Ratusan warga di sebuah desa pinggiran Kota Tulungagung, Jawa Timur, menggerebek pasangan selingkuh yang kepergok mesum di dalam rumah pelaku perempuan, Rabu.

Koresponden Antara di Tulungagung melaporkan, dua orang pria dan wanita berusia sekitar 20 tahun yang diidentifikasi berinisial Alf (perempuan) dan Hrs (pria) tersebut sempat diarak di jalanan kampung Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, sekitar pukul 22.00 WIB.

Mereka berdua kemudian dibawa ke balai desa setempat untuk menjalani persidangan adat disaksikan ratusan warga yang penasaran ingin melihat pasangan mesum yang telah membuat heboh tersebut.

"Sesuai kesepakatan dan atas kesediaan pihak pelaku laki-laki, mereka kami kenai denda berupa kewajiban menyerahkan 50 sak semen dan pasir sebanyak 20 ritase untuk desa," kata Kepala Desa Wates, Jani.

Ketua dan tokoh adat desa yang memimpin langsung secara kolektif persidangan tersebut mengingatkan pihak pelaku pria, Hrs, untuk membayar denda (semen) paling lambat dua hari setelah pernyataan tertulis ditandatangani.

KTP yang bersangkutan untuk sementara disita sebagai jaminan kesediaan Hrs memenuhi denda adat yang dijatuhkan.

"Kami minta jaminan juga pada pelaku perempuan untuk memastikan pasangan selingkuhnya membayar denda. Jika tidak, beban dialihkan ke pihak wanita," kata Jani.

Informasi dari warga, pihak perempuan dari pasangan selingkuh itu sebenarnya telah bersuami.

Namun menurut pengakuan Saman (24), suami Alf, perilaku ibu muda yang telah dikaruniai seorang balita itu tiba-tiba berubah drastis dalam beberapa hari terakhir.

"Dia tiba-tiba aneh. Masak ada saya istri saya berulang kali didatangi tamu pria," tutur Saman.

Merasa ada yang janggal, Saman akhirnya membuat skenario pulang ke kampung halamannya di sebuah desa di Kabupaten Blitar.

Namun sebelum pulang, ia terlebih dulu berpesan ke sejumlah tetangga sekitar rumahnya di Desa Wates untuk mengawasi gerak-gerik istrinya di rumah.

Benar saja, belum sehari ditinggal mudik, Hrs bertamu di rumah Alf hingga larut malam.

Warga yang curiga lalu melakukan penggerebekan sehingga ditemukan pasangan mesum itu sedang berhubungan badan. (*)

Ngeseks di Pantai, Dua Sejoli Digaruk

Keasikan karaoke (oral seks) di kawasan wisata Pantai Rancong, Lhokseumawe, sepasang kekasih tak menyadari telah diincar petugas Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (WH).

Saat sedang klimaks, petugas menggerebek pasangan kekasih tersebut.

Informasi dihimpun Rakyat Aceh (Grup batampos.co.id) AE,23, warga Lhoksukon, merupakan mahasiswa tingkat akhir di salah satu kampus terkemuka di kota Lhoskeumawe.

Sementara sang kekasih AI ,21, asal Uteun Geulinggang, Dewantara, Aceh Utara. Aksi mesum itu dilakukan di sebuah gasebo kawasan Wisata Pantai Rancong Muara Satu, Lhokseumawe.

“Saat diamankan, keduanya tergesa-gesa merapikan pakaian. Namun aksi itu sudah diperogoki angota di lapangan. Keduanya langsung kita gelandang ke markas,” jelas Kasat Pol PP dan WH Kota Lhokseumawe, M Irsyadi, kepada Rakyat Aceh, Rabu (15/10).

Tak hanya itu, kepada petugas pasangan non muhrim itu mengaku telah melakukan oral sex sebanyak 5 kali di kawasan pantai tersebut. Sementara hubugan layaknya badan, menurut pengakuannya, baru dilakukan satu kali.

“Kita sudah panggil kedua orang tua kedua belah pihak. Dalam kesepakatan antara kedua keluarga, mereka akan dinikahkan pada 1 November mendatang,” pungkas Isrsyadi. (spt/jpnn)

Gamelan, Sekaten, dan Lumpia Dapat Pengakuan Dunia

Semarang, Jateng - Tiga kebudayaan Indonesia akan mendapat pengakuan dunia tahun 2014. Warisan budaya asli Indonesia yang mendapat pengakuan dunia yakni Gamelan, Sekaten dan Lumpia. Dengan pengakuan dunia internasional maka warisan budaya asli Indonesia tersebut tidak bisa diklaim oleh negara luar.

Sebelumnya, juga tiga warisan kebudayaan asli Indonesia yang telah lebih dulu mendapat pengakuan dunia yaitu batik, keris, dan wayang.

"Yang sudah dicatatkan sebagai warisan budaya dunia tahun lalu adalah batik, keris, dan wayang. Tahun ini kita mendapat pengakuan warisan budaya asli Indonesia lagi yakni gamelan, sekaten, dan lumpia. Sebenarnya ada satu lagi yakni sintren, tetapi untuk sintren masih dikaji ulang mudah-mudahan untuk 2015 kita bisa mengusulkan lebih banyak lagi," ujar Kepala Seksi Nilai Budaya Bidang Nilai Budaya Seni dan Film Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, Eny Haryanti saat ditemui Tribun Jateng, Rabu (22/10/2014).

Secara teknis, pengusulan itu melewati beberapa proses. Pertama dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terkait bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya di Yogyakarta (membawahi tiga kawasan di Jawa yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur).

Selanjutnya usulan dikaji ke Subdit Kekayaan Budaya Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian dilanjutkan ke UNESCO untuk mendapat pengakuan.

Eny berharap selain untuk melestarikan budaya, tembang dolanan juga akan diusulkan menjadi warisan budaya dunia non benda.

Kuliner Berbasis Budaya Perkuat Destinasi Wisata

Bandung, Jabar - Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Lia Embasari mengatakan pengembangan bisnis kuliner berbasis budaya akan memperkuat pengembangan suatu destinasi wisata.

"Kuliner berbasis budaya akan memperkuat pengembangan destinasi wisata karena akan menjadi pemikat belanja wisatawan dan memberi nilai tambah kawasan itu," kata Lia Embasari di Bandung, Kamis (23/10/2014).

Menurut Lia, kuliner menjadi pendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan pemikat tingkat belanja wisatawan serta pelengkap kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanannya.

Untuk mencapai hal tersebut, menurut dia, harus ditopang oleh keberhasilan dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) termasuk masyarakat pariwisata yang andal, kreatif dan inovatif.

Peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata adalah sebagai motor penggerak kelangsungan industri, pelaku utama yang menciptakan produk inti pariwisata serta salah satu faktor penentu daya saing industri.

"Wisata kuliner diharapkan mempunyai pemaknaan yang lebih mendalam ketimbang sekadar unsur pemuas selera lidah. Produk kuliner tidak hanya menampilkan makanan khas, akan tetapi dapat berkembang menjadi suatu media interpretasi yang memperluas wawasan wisatawan," katanya.

Wawasan itu, lanjut Lia, tidak hanya berkutat seputar cita rasa atau bumbu apa yang dipakai dalam hidangan, namun juga menambah pengetahuan tentang cara makan, gaya hidup, tradisi, kebudayaan, kesejarahan, sampai unsur geografis yang direpresentasikan lewat penyajian dan cita rasa hidangan tersebut.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar secara khusus menggelar pelatihan peningkatan kompetensi tenaga kuliner yang dilaksanakan 22-24 Oktober 2014 di Kota Cimahi, yang diikuti 30 peserta yang seluruhnya berasal dari Kota Cimahi.

"Penyelenggaraan pelatihan tenaga kuliner kali ini, penting dan tepat waktu. Di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, produk kuliner sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus-menerus dikembangkan," katanya.

Tari "Niqhung" Tampil pada Festival Tabot

Mukomuko, Bengkulu - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menampilkan tari Niqhung atau Tampi pada Festival Tabot yang digelar di Kota Bengkulu, mulai tanggal 24 Oktober 2014.

"Kami menampilkan Tari Niqhung pada Festival Tabot," kata Kabid Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Yulia, di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan, tari Niqhung dari daerah itu akan menjadi salah satu peserta dalam lomba ajang kreativitas antarpelajar untuk kategori tari kreasi baru.

Yulia menyebutkan, sebanyak tujuh orang pelajar SMA terbaik di daerah itu dipilih untuk membawakan tarian ini pada Festival Tabot. Tujuh pelajar ini yang lulus seleksi untuk membawakan tarian tersebut.

"Tujuh orang yang kami pilih adalah pelajar SMA yang kreatif dalam membawakan tari Niqhung," ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa tari Niqhung merupakan persembahan dari sanggar seni bunga teratai kabupaten itu.

Tari Niqhung diangkat dari kehidupan masyarakat Kabupaten Mukomuko. Di mana pada zaman dahulu hingga sekarang para petani saat panen tiba selalu membawa alat untuk membersihkan hasil panen padi berupa Baku (Bakul) dan Niqhung (Tampi).

Menurutnya, penata tari mencoba menuangkan garapan ke dalam sebuah pertunjukan tari yang dikembangkan sesuai kebutuhan garapan.

Adapun gerakan dalam tari ini, lanjutnya, penata memadukan dari unsur gerak tari "gandai" dan gerak silat sebagai akar tradisi di daerah itu.

Selanjutnya, katanya, dikembangkan menjadi bentuk sebuah garapan tari kreasi yang berjudul tari Niqhung.

Lebih lanjutnya, ia menjelaskan, tema garapan tari Niqhung adalah kegotongroyongan dan kebersamaan pada saat pesta panen padi sawah.

FKNU Sulut gelar pentas seni di Jakarta

Manado, Sulut - Masyarakat Kabupaten Sangihe, Talaud dan Sitaro yang tergabung dalam Forum Komunikasi Nusa Utara (FKNU), Sulawesi Utara (Sulut) menggelar pentas seni budaya selama tiga hari di Taman Mini Indonesia Indah(TMII) Jakarta.

"Pergelaran tersebut, menampilkan semua seni dan tradisi asal tiga kabupaten tersebut yang dipentaskan terbuka untuk umum," kata Panitia Pelaksana, Jufry Janis, di Manado, Kamis.

Janis mengatakan, dalam pentas senin tersebut semua kesenian yang berasal dari Nusa Utara, sebutan bagi tiga kabupaten kepulauan di Sulawesi Utara tersebut ditampilkan oleh para seniman dari daerah terebut.

"Kami mementaskan masamper atau tunjuke yakni paduan suara rakyat yang menyanyi berbalas-balasan, kemudian ada penampilan tarian lenso, ampa wayer, hingga tagonggong dan pembacaan puisi," katanya.

Menurut Janis, tim kesenian masyarakat Nusa Utara dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara Djouhari Kansil, dan melakukan pementasan sejak Rabu 22 Oktober tanggal 25 nanti.

Acara tersebut menurut Janis bertujuan untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan kebudayaan Nusa Utara di jakarta dnegan harapan akan makin dikenal dan disukai.

Khusus untuk pembacaan puisi menurut Janis, semua tulisan karya seniman berdarah Sangihe JE.Tatengkeng, juga dibacakan dalam pergelaran seni tersebut.

"Panitia menampilkan semua karya semaksimal mungkin, sehingga, bisa menarik perhatian publik, bukan hanya warga Jakarta, tetapi seluruh asal Nusa Utara yang menetap di bukota.

Harapkan terbesar kedepan menurut Janis, adalah bagaimana menjadikan kebudayaan Nusa Utara dikenal di seantero nusantara, Asean, bahkan hingga ke mancanegara.

Tujuannya menurut Janis agar bisa menarik wisatawan serta meningkatkan pendapatan masyarakat dari sisi ekonomi dan pariwisata.

Gelar Budaya Rakyat Dirancang Jadi Kegiatan Kelas Dunia

Jakarta - Gelar Budaya Rakyat, lanjutan rangkaian acara Syukuran Rakyat menyambut presidan baru Indonesia, dirancang menjadi kegiatan berkelas dunia. Sekretaris Umum Gelar Budaya Rakyat Eddhi Wahyudi mengungkapkan, acara itu diciptakan untuk meningkatkan Indonesia di mata dunia.

"Kembalikan bangsa Indonesia (sebagai) bangsa budaya di mata dunia. Makanya, kita ciptakan itu. Sejauh ini, kita tidak punya event kelas dunia yang mengangkat budaya Indonesia. Biasanya (hanya sebatas) nasional saja budaya itu," kata Eddhi kepada Kompas.com, di Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Gelar Budaya Rakyat dari Rumah Kreasi Indonesia Hebat itu rencananya dilaksanakan pada 1-2 November 2014 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat. Menurut Eddhi, kegiatan ini akan digelar rutin setiap tahun dan dimeriahkan dengan pertunjukan wayang, parade, hingga musik tradisional.

Penyelenggaraan rutin itu guna menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam budaya. Rencananya kegiatan tahunan ini digelar setiap November.

"November itu kan kita memperingati Hari Pahlawan. Ini buat event tahunan November (sekaligus) peringati budaya," ucap dia.

Eddhi menambahkan, Gelar Budaya Rakyat merupakan acara yang bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.

21 Artis Mahabharata Ikut Kirab Budaya di Solo

Solo, Jateng - Sebanyak 21 tokoh Mahabrata termasuk 1800 perserta yang akan terlibat dalam kirab budaya Babad Kepatihan, Kamis (23/10/2014). Kirab kali ini turut menyajikan permainan gamelan renteng Kyai Manik Mojo peninggalan Paku Buwono (PB) X.

Jumadi, perwakilan komunitas pedagang Pasar Gede, mengaku penampilan para tokoh Mahabharata ini selain menjadi cerita pewayangan yang diangkat kembali ke layar televisi dan menjadi tontonan kaum ibu, juga sudah hadir dalam budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa.

"Warga Pasar Gede ingin mengangkat Mahabharata yang juga telah hidup dalam tradisi Jawa selayaknya kirab yang juga jadi tradisi Jawa. Selain itu untuk menarik lebih banyak pengujung karena ini saat ini film Mahabrata banyak yang menonton," ujar Jumadi, Selasa (21/10/2014).

Tokoh Mahabharata yang dihadirkan dalam kirab budaya nanti akan menggunakan kebaya yang disebut kebaya motif Mahabharata.

Lurah Kepatihan Wetan Hartanto mengatakan, Kelurahan Kepatihan Wetan akan menyelenggarakan Gelar Seni dan Kirab Budaya Babad Kepatihan sebagai agenda rutin tahunan. Tahun ini, kali keempat acara Badad Kepatihan digelar.

"Tujuannya untuk memperingati dan melestarikan budaya terutama lahirnya Notasi Laras Kepatihan Pelog dan Slendro yang sampai sekarang dipakai bahkan seluruh dunia," katanya.

Walikota Solo F.X Hadi Rudyatmo rencananya akan membuka langsung acara ini. Penampilan nanti akan dimeriahkan kesenian seperti reog, barongsai, liong, Ramayana lengkap dengan pasukan kera, prajurit Mahabarata, tumpeng buah dari komunitas pedagang Pasar Gede dan tumpeng jajanan pasar.

100 Seniman Siap Ramaikan Pentas Budaya Sunda

Bandung, Jabar - Sekitar 100 seniman dan budayawan akan meramaikan pentas budaya Sunda di halaman Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Nomor 748, Bandung, Minggu (26/10/2014). Acara digelar pukul 08.30-24.00 WIB.

Kapolda Jawa Barat, Mohammad Iriawan, merasa pihaknya berkewajiban melestarikan budaya Sunda. Apalagi, "Ada tempat di Polda buat gelar acara, mengapa tidak kita buat acara pelestarian budaya. Yang penting masyarakat senang dan keamanan terjamin," ujar Iriawan ketika ditemui di Mapolda Jabar, Minggu (19/10).

Seniman beken macam Bimbo dan Doel Sumbang dipastikan tampil dalam pesta rakyat tersebut. Panitia juga bakal menyuguhkan berbagai atraksi kesenian Sunda seperti permainan alat musik angklung, samba Sunda, wayang golek, jaipong, dan lainnya.

Jika acara ini berhasil menarik minat warga, Polda Jabar akan membuat jadwal rutin tiap tahun buat menghibur masyarakat.

Salah satu panitia acara pentas akbar itu adalah Acil Bimbo. Menurut dia, pelestarian budaya ini sangat penting agar anak-anak cucu tetap mengenal budayanya.

"Pentas musik akbar ini pertama kali dilaksanakan. Bahkan baru sekali juga pesta rakyat berlokasi di Polda Jawa Barat," kata dia.

Festival Budaya Akan Meriahkan Jakarta Marathon 2014

Jakarta - Festival Budaya akan memeriahkan gelaran Jakarta Marathon 2014 pada 26 Oktober mendatang. Festival tersebut akan menampilkan berbagai atraksi seni budaya nusantara dan kontemporer.

Gelaran ini tidak terlepas dari upaya untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Jakarta. Sedikitnya akan ada 20 titik pertunjukkan dengan beragam budaya nusantara di sepanjang lintasan lari Jakarta Marathon tersebut.

"Ini diharapkan dapat mensejajarkan acara Jakarta Marathon dengan acara marathon bergengsi lainnya di dunia," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman, dalam konferensi pers Festival Budaya Jakarta Marathon, Rabu (22/10).

Arie mengatakan, panggung-panggung di lokasi yang sudah ditentukan itu dapat bergerak dan disebar di sepanjang lintasan lari Jakarta Marathon.

Setiap panggungnya akan menampilkan atraksi budaya yang berkaitan dengan musik Indonesia baik tradisional maupun kontemporer. Musik dipilih untuk menghibur dan memberi semangat para peserta lari.

Beberapa jenis kesenian yang akan ditampilkan di antaranya adalah gambang kromong dan tanjidor dari DKI Jakarta, gendang beleg dan semprong dari Nusa Tenggara Barat (NTB), kolintang dan idiokordo dari Sulawesi, liong dan barongsai dari Tionghoa, dol dan tasa dari Bengkulu, balegaur dan gamelan dari Bali, serta dari Papua atraksi seni tifa dan yospa.

Film Gunung Emas Almayer Potret Masyarakat Melayu Abad ke-19

Jakarta - Film berjudul Gunung Emas Almayer yang diangkat dari novel "Almayers Folly" karya maestro dunia Joseph Conrad menceritakan tentang kehidupan masyarakat Melayu pada abad ke-19.

"Film ini terkonsep ketika saya menemukan cerita dari Almayers Folly karya Joseph Conrad yang mengarungi daratan Malaka sejak abad XIX. Novel itu saya dapatkan di tahun 1996," kata Sutradara Film Gunung Emas Almayer, U-Wei Bin Haji Saari, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/10).

Melihat dari sinopsisnya, film Gunung Emas Almayer yang mengambil setting Malaka awal abad 19 dan berdurasi sekitar 116 menit ini, menceritakan tentang perjuangan seorang pedagang senjata berkebangsaan Belanda yang sekaligus mempunyai minat arkeologi, Kaspar Almayer, mengejar impiannya menemukan Gunung Emas di Malaka.

Impian Almayer untuk menemukan Gunung Emas, tak terlalu mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi, baik dari para pedagang Arab, manuver politik ketua suku adat setempat, tentara militer Kolonial Inggris, pejuang kemerdekaan maupun dari keluarganya sendiri.

Almayer memiliki seorang anak perempuan bernama Nina, buah pernikahannya dengan wanita Melayu berdarah Betawi bernama Mem. Pangeran Malaka yang tampan bernama Daen Maroola ingin membeli bubuk mesiu dari Almayer.

Ketika Daen melihat Nina, Daen pun jatuh cinta. Daen mengetahui letak Gunung Emas yang Almayer inginkan. Daen akan membantu Almayer menemukan Gunung Emas tersebut dengan syarat Almayer harus membantu Daen mendapatkan bubuk mesiu yang ia butuhkan.

"Film ini memberi kita jendela ke dalam melihat masyarakat Melayu di Malaka pada akhir abad ke-19. Campuran yang sangat kompetitif antara adat Melayu, pribumi suku, Eropa, Arab, India, dan China yang hidup dan bekerja sama," tuturnya.

Sutradara ternama asal Malaysia berdarah Padang itu menjadi komandan dalam pembuatan film ini menyulapnya menjadi sebuah film luar biasa dengan judul "Gunung Emas Almayer".

Film ini mengombinasikan antara seniman Indonesia dan Malaysia sebagai pemeran penting dalam cerita tersebut.

Cerita novel "Almayers Folly" diangkat ke layar lebar sebagai sebuah produksi kerja sama antara Media Desa Indonesia dengan eksekutif produser Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan rumah produksi Tanah Licin dengan eksekutif produser U-Wei Bin Haji Saari. Film kolosal ini akan tayang perdana di bioskop Indonesia pada 6 November 2014.

Ribuan Koin Kuno dan Keris Berkarat Ditemukan di Sungai Komering

Martapura, Sumsel - Ribuan koin yang diduga berusia ratusan tahun ditemukan Edi dan tiga rekannya di lokasi galian tambang pasir Desa Negeriagung, Kecamatan BP Peliung, ketika menyedot pasir di Aliran Sungai Komering yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Kabupaten OKU Timur, Martapura, Sumatera Selatan.

Penemuan koin kuno seberat 25 kilogram tersebut membuat warga heboh dan berbondong-bondong untuk melihat dan meminta beberapa buah untuk dijadikan sebagai koleksi.

"Ini tidak ada gunanya bagi kami. Lebih berharga pasir dibandingkan koin ini. Namun karena ini terlihat sangat kuno, jadi kami bawa pulang siapa tahu berguna. Dan ternyata memang berguna untuk mengetahui fungsi aliran sungai Komering zaman dahulu," katanya, Rabu (22/10/2014).

Dari tempat yang sama, para penyedot pasir itu juga menemukan keris yang sudah berkarat.

"Keris ini kita temukan tidak lama setelah ditemukan koin kuno itu. Namun kerisnya sudah berkarat, mungkin sudah ratusan tahun usianya," ungkap Edi, pengelola tambang.

Setelah menemukan ribuan koin kuno, giok, dan keris, salah seorang warga juga mengaku menemukan besi buruk berbentuk gembok yang sudah tidak berbentuk.

“Saya menyelam ke dasar sungai untuk mencari kemungkinan ada batu. Di sana saya melihat ada hamparan uang kuno dan satu buah besi buruk berbentuk seperti gembok. Saya tidak mengambilnya, saya biarkan saja berada di dasar sungai,” ungkap Hadira, warga Negeriagung yang mengaku pernah menyelam ke dasar aliran Sungai Komering, tempat ditemukan koin berusia ratusan tahun tersebut.

Pemerintah Baru Harus Hentikan Impor Batik

Imogiri, DIY - Kabar penghargaan Jogjakarta sebagai Kota Batik Dunia dari dewan kerajinan dunia telah sampai ke telinga para perajin batik di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri. Dengan adanya penghargaan bergengsi ini para perajin pun menaruh banyak harapan. “Apalagi ini bebarengan dengan pelantikan presiden baru,” terang Imaroh, pemilik batik Sri Kuncoro kemarin (20/10).

Imaroh pun berharap pemerintahan baru memperhatikan nasib para perajin batik lokal. Toh, presiden terpilih Joko Widodo juga berasal dari Surakarta yang notabene sebagai salah satu pusat kerajinan batik Jawa.

Selain mendorong pertumbuhan kerajinan kecil, wujud perhatian pemerintah juga bisa berupa adanya kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal. Misalnya, membatasi impor batik printing dari China. “Syukur-syukur malah bisa menghentikan impor batik,” ujarnya.

Sebab, sebagian konsumen tidak dapat membedakan ciri batik lokal dengan batik impor. Itu kian diperparah dengan murahnya harga batik impor. Dari itu, di pasaran batik lokal selalu kalah dengan produk batik impor. “Akhirnya batik tulis nggak terlindungi,” bebernya.

Jika kebijakan penghentian impor batik dihentikan, Imaroh optimistis industri batik lokal akan lebih menggeliat. Konsumen akhirnya akan membeli batik lokal karena memang tak ada pilihan lain.

Senada diungkapkan Topo Harto Prayitno, perajin batik asal Dusun Pijenan, Wijirejo, Pandak. Dia mengaku kondisi perekonomian para perajin batik belakangan ini memang mengalami peningkatan cukup signifikan. Itu setelah batik mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai salah satu warisan dunia. “Kalau kebijakan impor dihentikan otomatis akan muncul perajin-perajin lokal baru,” tambahnya.

Festival Mahakam 2014, Hiburan Spesial di Enam Lokasi

Samarinda, Kaltim - Untuk pertama kali, Festival Mahakam (Fesma) XIV/2014 yang digelar pekan depan, menampilkan berbagai hiburan secara bersamaan di enam lokasi berbeda di Samarinda. Hal itu merupakan persembahan spesial panitia penyelenggara kepada warga Kota Tepian. Fesma tahun ini merupakan ajang tahunan yang memasuki edisi ke-14 dan telah menjadi agenda wisata tahunan.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo (Disbudpar) Samarinda M Faisal menuturkan, seremonial pembukaan Festival Mahakam XIV/2014 dilakukan pada Jumat (31/10) pukul 09.00 Wita di Coffe Time Resto & My Chef. Wali Kota Syaharie Jaang dijadwalkan membuka.

"Untuk hiburan di awal gelaran Festival Mahakam kali ini, kami akan persembahkan atraksi hiburan yang berbeda-beda di sepanjang Tepian Mahakam. Mulai dari orkes melayu, band indie, akustik, drum band, seni budaya hingga jazz," ucap mantan Kabag Humas Pemkot Samarinda itu.

Penyelenggara berharap, semakin variatifnya hiburan yang ditampilkan membuat warga bebas memilih hiburan sesuai selera. “Festival Mahakam kali ini lebih atraktif dibanding tahun lalu. Ini sengaja kami buat. Acaranya dimulai di Tepian Mahakam. Puncak acara berakhir Minggu (2/11) nanti. Acara ini untuk segala segmen usia dan kegemaran. Ini adalah pesta rakyat-nya Samarinda. Mudah-mudahan menambah kecintaan terhadap Festival Mahakam ini dan warga terhibur," jelasnya.

Masran Daduy selaku ketua panitia pelaksana berharap, warga bisa membanjiri rangkaian acara Festival Mahakam. "Ayo saksikan gelaran awal Festival Mahakam mulai di hari pertama. Silakan datang dan nikmati acara sesuka hati. Nontonlah dengan tertib dan hindari pemakaian perhiasan yang berlebihan," imbaunya.

Untuk Informasi lebih lanjut Festival Mahakam, silakan menghubungi sekretariat panitia di Kantor Disbudpar Kominfo, Jalan Dahlia, Nomor 69 Samarinda.

Festival Reog Berkolaborasi dengan Musik Kuaetnika

Ponorogo, Jatim - Festival Reog Nasional XXI dalam rangka pergelaran Gerebek Suro tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Festival tahun ini tak hanya mempertontonkan kepiawaian rancak gerak tetarian reog, tapi juga berkolaborasi dengan musik Kuaetnika (Jaduk Ferianto) dan Butet Kertaredjasa. Kolaborasi ini diharapkan kian menyegarkan ruh kesenian khas Ponorogo.

"Untuk menjaga eksistensi kesenian Reog Ponorogo agar tak monoton, perlu ada proses kreatif dan inovasi. Kita tak bisa hanya menampilkan kesenian reog. Oleh karena itu, dalam pergelaran seni dan budaya yang mengusung tema Ethnic Art of Java kali ini festival reog mencoba berkolaborasi dengan kelompok musik Kuaetnika dan Butet Kertaredjasa," kata Ketua Panitia FRN XXI Sapto Djatmiko, Selasa (21/10).

Kolaborasi ini diharapkan kian menggelorakan pergelaran kesenian reog. Dengan begitu kesenian reog kian diminati khalayak banyak.

"Apalagi jika kolaborasinya dengan kelompok musik yang punya warna, tentu akan lebih terasa unik dan kuat etniknya," papar Sapto Djatmiko yang juga kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo ini.

Sesuai jadwal, tambah Sapto, pergelaran kesenian reog berkolaborasi dengan Kuaetnika dan Butet Kertaredjasa akan unjuk kebolehan di Gedung Kesenian di Jalan Pramuka, Rabu (22/10) malam. Sementara untuk festival lomba kesenian reog berlangsung di panggung kesenian Alun-Alun Ponorogo, pada 19-25 Oktober 2014.

Selain menjaga kelangsungan hidup reog, kolaborasi dengan kelompok musik Kuaetnika dan Butetkertredjasa juga dalam upaya kian memantapkan kesenian tradisional khas Ponorogo yang sudah go internasional. Di antaranya juga mengeliminasi klaim oleh daerah lain atau negara lain.

Seperti diketahui Malaysia beberapa waktu lalu pernah mengklaim reog sebagai miliknya.

"Maka tak bisa kesenian reog itu hidup dengan begitu saja. Harus selalu ada proses kreatif dan inovasi agar kesenian reog Ponorogo selalu bisa diterima penyuka kesenian di Tanah Air maupun mancanegara," jelas Sapto.

Selain berkolaborasi dengan musik Kuaetnika dan Butet Kertaredjasa, FRN XXI yang berlangsung pada 19-25 Oktober itu juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Di antaranya pameran keris, pameran produk unggulan UMKM, pameran bonsai, pameran wisata, wayang kulit, macapat, larung risalah doa di Telaga Ngebel. Puncaknya pada 1 Suro (Muharram) akan digelar kirap budaya.

Dalam FRN XXI ini tercatat ada sekitar 40 group reog. Mereka datang dari berbagai daerah di pelosok Tanah Air, seperti dari Surakarta, Yokyakarta, Jakarta, Jambi, Pontianak, dan Jayapura. Festival ini untuk memperebutkan kejuaraan tropi dari Presiden Joko Widodo.

300 Penari dan Pemusik Siap Buka Pekan Olahraga Provinsi

Samarinda, Kaltim - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Kaltim tinggal menunggu hitungan hari. Sejumlah persiapan pun terus dimatangkan untuk menyukseskan ajang empat tahunan ini.

Demi memeriahkan acara tersebut akan ada penampilan 300 penari dan pemain musik di acara pembukaan Porprov, selama 30 menit. Mereka dikomandoi Hamdani, selaku sutradara pagelaran tari massal Porprov, dan dibantu oleh asistennya Iwan Setiawan, Hartapik, Iwan Kukubus, serta penata musik Bob Aridimansyah.

Hamdani mengatakan, penari yang mengisi acara tersebut berasal dari berbagai latar pendidikan yang berbeda, kolaborasi pelajar dan mahasiswa. “Selain itu kami juga merangkul Sanggar Tari Borneo Etnika dan Sanggar Tari Talabang,” ujarnya.

Ditambahkan oleh dia mereka yang terdaftar sebagai penari tersebut direkrut bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Samarinda.

Selain itu, Hamdani mengatakan ada berbagai jenis tarian nantinya yang akan dipertunjukkan. “Tari hudoq, perang, enggang terbang, jepen, dan kontemporer teatrikal,” terangnya.

Dijelaskannya tarian tersebut memiliki makna khusus. “Selain melambangkan semangat seni budaya Kaltim, semangat olahraga pun akan terlihat nantinya pada pertunjukkan tersebut,” jelas dia.

Halaman parkir Kompleks GOR Segiri Samarinda menjadi arena untuk memantapkan diri, sejak 6 Oktober lalu. “Sebelumnya kami berlatih di Taman Budaya Samarinda, namun karena tak dapat menampung banyak orang akhirnya kami pindah,” ujar Hamdani.

3 November nanti akan dilangsungkan geladi bersih. Untuk itu dia berharap penarinya tersebut mampu tampil sukses nantinya. “Selain itu ketika mereka kembali ke sekolah, memiliki bekal menari,” tutup Hamdani.

Ragam Indonesia Terbungkus dalam Kirab Budaya

Jakarta - Gelaran Kirab Budaya dalam rangka memeriahkan pelantikan Jokowi-JK, Senin (20/10/2014) menyiratkan ragam budaya Indonesia. Peserta Kirab Budaya berjalan dari Bundaran Hotel Indonesia dan berakhir di Monas secara berkelompok.

Mereka menyuguhkan beragam tradisi, merepresentasikan betapa kaya budaya di Indonesia. Beberapa di antaranya yang meramaikan adalah Reog Ponorogo, beragam pakaian adat, delman, bajaj listrik hingga para seniman.

Salah satu kelompok peserta yang menarik, ialah Red Batik Solo, kelompok pengisi karnaval yang didatangkan dari Surakarta.

"Senang dapat meramaikan Kirab Budaya ini, ini memang tempat kami sebagai bagian dari Tanah Air. Apalagi yang datang dari seluruh Indonesia," ujar Koordinator Red Batik Solo, Arif Gultom saat Kirab Budaya, Senin (20/10/2014).

Red Batik Solo memang memiliki daya pikat, gabungan kerajinan asal Solo seperti batik dan rotan dirangkai menjadi pakaian yang unik. Saat Kirab Budaya, banyak orang yang terkesan sehingga mengambil gambar.

"Ini yang menjadi ciri khas kami, yaitu berkeahlian untuk menggabungkan segala macam kerajinan Solo," tuturnya.

Pada Kirab Budaya tersebut selain pakaian adat juga terdapat aksi peserta yang menunjukkan kebolehan bermain barongsai. Walaupun identik dengan Tiongkok, barongsai juga dinilai sebagai salah satu tradisi yang juga berkembang di Indonesia.

"Kita semua tahu kalau budaya Tiongkok juga sangat berpengaruh pada budaya Indonesia. Maka tak salah bila ada aksi barongsai di sini," ujar Stephen, salah satu peserta yang unjuk kebolehan barongsai.

Pawai Budaya Meriahkan HUT ke-224 Kota Tanjung Selor

Tanjung Selor, Kaltara - Pawai Pekan Budaya memeriahkan HUT ke-224 Kota Tanjung Selor, Sabtu (18/10). Ratusan peserta meramaikan even yang bernuansa Bhinneka Tunggal Ika tersebut. Meliputi pelajar, pegawai pemerintahan dan swasta serta masyarakat umum. Pawai berawal dari Jalan Ahmad Yani dan berakhir di lapangan Agathis.

Seorang warga, Jannah (23) mengaku terharu atas pawai pekan budaya yang terbilang sangat meriah. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun ini cukup meriah, pesertanya juga banyak,”ujarnya kepada Radar Tarakan, kemarin.

Panitia Pawai Pekan Budaya, Muhammad Isnaini mengungkapkan keikutsertaan peserta di tahun ini cukup banya. Karena setiap daerah seperti Tanjung Selor, Tanjung Palas Timur, Tanjung Selor Tengah bahkan sampai Pimping ikut ambil bagian.

“Kalau sebelumnya peserta yang mendaftar cuma 70 orang, tetapi pas hari ini sekitar seratusan lebih yang ikut serta,” sebutnya.

Bupati Bulungan Budiman Arifin mengapresiasi pawai yang tahun ini lebih meriah. “Saya merasa bangga dari setiap peserta karena yang ikut bukan hanya orang dewasa, tetapi dari anak-anak SD hingga PAUD juga berpartisipasi,” ungkapnya.

Sumber: www.jpnn.com

Karnaval Seni Budaya Sukoharjo Semarak

Sukoharjo, Jateng - Masyarakat antusias menyaksikan karnaval seni budaya yang diselenggarakan Pemkab Sukoharjo, Minggu (19/10/2014). Acara tersebut sengaja digelar untuk mewadahi seniman Sukoharjo untuk tampil dihadapan masyarakat.

Ketua panitia sekaligus kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (DPOPK) Suramto mengatakan, Kabupaten Sukoharjo merupakan gudangnya seniman. Berbagai bentuk karya seni terlahir disini. Karena itu sebagai wadah untuk memfasilitasi keberadaan mereka perlu diberikan kesempatan tampil dihadapan masyarakat.

Salah satunya, kata Suramto melalui penyelenggaraan karnaval seni budaya yang dibuka secara langsung oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya. Para peserta menyisiri Jalan Jenderal Sudirman dan finis di Jalan Veteran atau tepatnya didepan gedung DPRD Sukoharjo.

"Sukses acara ini membuat DPOPK Sukoharjo berencana melaksanakan kegiatan serupa tahun depan. Selain memberikan fasilitas bagi seniman untuk tampil. Juga sebagai bagian dari hiburan dan pengenalan budaya kepada masyarakat umum."

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan, penyelengaraan karnaval seni budaya ini sangat memiliki banyak nilai positif. Sebab masyarakat umum bisa melihat secara langsung berbagai seni budaya yang ada. Selain itu, sebagai bentuk dukungan dari Pemkab Sukoharjo untuk melestarikan seni budaya.

60 Jeep Iringi Pawai Budaya Nusantara

Kupang, NTT - Sekitar 60 mobil jeep mengiringi Pawai Budaya Nusantara yang diikuti 65 delegasi Stasiun Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) dari seluruh Indonesia. Satu jeep membawa perwakilan dari masing-masing provinsi.

Ratusan peserta Lomba Bintang Radio Indonesia & ASEAN memamerkan pakaian adat daerah masing-masing. Pawai mulai dari depan Rumah Jabatan Gubernur NTT dan finis di halaman RRI Kupang.

Pawai dilepas oleh Kepala Biro Humas Setda NTT, Lamber Ibi Riti, mewakili Gubernur NTT; Direktur Utama LPP RRI Pusat, Rosarita Niken Widiastuti; dan Kepala LPP RRI Kupang, Enderiman Butar-Butar, SP, Sabtu (18/10/2014) sore.

Hadir, Dewan Pengawas LPP RRI, Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang, Danlanud, Danlanal Kupang, pimpinan satuan kerja perangkat daerah, Direktur Program dan Produksi LPP RRI Pusat, Kepala TVRI Kupang, para Kepala RRI seluruh Indonesia dan undangan lainnya.

Pawai Budaya Nusantara yang merupakan rangkaian acara Pemilihan Bintang Radio Nasional, diramaikan oleh Drum Band SMA Katolik Giovanni Kupang.

Delegasi dari Medan menjadi perwakilan pertama yang membuka Pawai Budaya Nusantara. Disusul Sibolga, Gunung Sitohing, Banda Aceh, Lokseumawe, Melabo, Tatengah, Ambon, Papua, Bali, Singaraja, Pekanbaru, Jambi, Madiun, Surakarta, Bandung, Jakarta, Maluku, Palu, Bukit Tinggi, Ternate, Kupang, dan lannya.

Pantauan Pos Kupang, walaupun terik menyengat, para peserta antusias mengikuti pawai tersebut. Mereka merasa senang memamerkan pakaian adat mereka di atas mobil terbuka. Berbagai ragam warna, model dari suku dan ras yang berbeda menjadi satu dalam tali persaudaraan Indonesia.

Direktur Utama LPP RRI Pusat, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan, Pawai Budaya Nusantara merupakan salah satu implementasi dari visi dan misi RRI sebagai perekat bangsa.

Di Kupang, NTT inilah, demikian Rosarita, seluruh anak bangsa dari Sabang sampai Merauke berkumpul untuk saling memahami budaya masing-masing. Para peserta bisa bertemu, berkenalan dan bersilaturahmi di ajang kompetisi ini.

Menurut dia, Pawai Budaya Nusantara telah memberikan hiburan kepada masyarakat Kota Kupang. Terlihat masyarakat tua dan muda antusias menyaksi pawai yang diselenggarakan oleh RRI ini. Rosarita mengatakan, biasanya pawai hanya seputar daerah saja, tetapi kali ini pawai diikuti delegasi dari seluruh Nusantara.

Rosarita menjelaskan, pawai ini bertujuan memperlihatkan kepada masyarakat Kota Kupang ciri khas berbagai daerah dan budaya Indonesia yang begitu kaya. Namun, tetap satu dalam kebersamaan dan persaudaraan.

Seorang penonton, Bella, terlihat antusias menyaksikan arak-arakan peserta Pawai Budaya Nusantara. Bella mengatakan, perlu diadakan pawai seperti ini agar masyarakat Kota Kupang bisa melihat langsung berbagai ragam budaya dari provinsi lain di Indonesia.

Pekan Raya Sulsel Berakhir

Makassar, Sulsel - Pekan Raya Sulsel (PRS) 2014 dan Pekan Budaya Bugis, Makassar, Mandar, Toraja di Celebes Convention Center berakhir, Minggu 19 Oktober. Pameran yang diharapkan sebagai forum bisnis dan festival budaya itu diselenggarakan khusus untuk masyarakat Sulsel.

Direktur PT Wahyu Promo Citra, M Sukur Sakka mengatakan pameran selama sepuluh hari tersebut terbilang baik, mulai dari jumlah peserta diikuti 112 peserta yang mengisi 200 stan. “Semua agenda berjalan, seperti agenda top model Sulsel, lomba busana adat Sulsel, festival dangdut, lomba lagu pop daerah Sulsel, dance compettion, festival music dance, bintang pelajar, pakkak’kala, lomba tari kreasi, bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Selain itu, pelaksana tugas Sekretaris Provinsi Sulsel, Abdul Latif ikut mengapresiasi kinerja penyelenggara. “Kita berharap tetap bisa diagendakan secara rutin,” ujarnya saat menutup Pekan Raya Sulsel.

Sultan Salehoeddin II Nikmati Kampong Kutai

Tenggarong, Kaltim - Sultan Kutai Ing Martadipura HAM Salehoeddin II mengunjungi arena Sepekan Kampong Kutai Tempo Dulu. Dia terlihat menikmati gambaran suasana permukiman masyarakat Kutai asli.

"Sudah dua hari berturut-turut saya ke sini. Saya suka dan menikmati suasana seperti ini," ujar Sultan Kutai ke-21 tersebut, saat keluar dari salah satu bangunan berdinding nipah, Kamis (16/10).

Di rumah itu, Sultan duduk di lantai bersama penghuni rumah. Dia juga menyantap salah satu masakan khas Kutai yaitu bubur jalo. Dia didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kukar Sri Wahyuni.

Sultan mengapresiasi acara Sepekan Kampong Kutai Tempo Dulu. Menurutnya, kegiatan tersebut untuk melestarikan adat dan tradisi masyarakat. Sehingga generasi saat ini bisa melihat dan melestarikannya. Tentu saja, sebagai daya tarik wisata. "Dulu di lingkungan istana, kami juga punya pondok seperti ini. Gunanya untuk bersantai, sekaligus menikmati suasana kampung," ujarnya.

Dia berharap, bangunan yang ada di arena Sepekan Kampong Kutai Tempo Dulu itu tidak dibongkar.

Sementara Sri mengatakan, karena letaknya di jalur hijau tepi Sungai Mahakam, bangunan tersebut tidak dibuat permanen dan akan dibongkar usai kegiatan. "Insya Allah kami akan memindahkan atau membuat bangunan serupa yang permanen. Rencananya di areal Museum Kayu," ujar Sri.

Kerajaan Matan Tanjungpura Gelar Festival Budaya

Pontianak, Kalbar - Kerajaan Matan Tanjungpura Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat menggelar Festival Budaya Keraton ke-III di Istana Keraton Matan Tanjungpura yang diikuti 11 dari 12 kerajaan yang ada di Kalbar.

"Festival Keraton Matan Tanjungpura digelar bertujuan untuk memperkenalkan adat istiadat dan budaya keraton Melayu di Ketapang kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda sekarang," kata Ketua Panita Festival Keraton Matan Tanjungpura Uti Mahmud saat dihubungi di Ketapang, Minggu.

Selain itu, menurut Uti acara ini juga untuk melestarikan seni budaya budaya Melayu yang sudah ada sejak dahulu kala.

Festival Budaya Keraton Matan Tanjungpura ke-III ini juga dimeriahkan oleh sejumlah perlombaan kesenian dan olah raga, seperti perlombaan tepung tawar, pangkak gasing, lomba sampan, hadrah, qasidah, sair gulung, lomba menombak, serta perlombaan lainnya.

Raja Matan Tanjungpura Pangeran Ratu Kertanegara Gusti Kamboja mengatakan adat mempunyai tiga dimensi, yakni dimensi ketuhanan, kemanusian, dan alam sekitarnya.

Ia mengajak masyarakat Ketapang agar menjunjung adat karena memiliki kearifan lokal, serta memiliki sistem nilai, seperti unsur-unsur kebaikan, dan kepatutan sesama manusia, antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.

"Festival budaya ini bertemakan adat dijunjung budaya disanjung. Sehingga budaya Melayu ke depannya semakin dikenal oleh generasi mendatang," ujarnya.

Sekda Ketapang Mahyudin menyatakan festival budaya ini harus tetap dilaksanakan setiap tahunnya, karena selain memperkenalkan seni dan budaya kepada masyarakat Kalbar, juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat luar, baik tingkat nasional, maupun dunia.

"Mudah-mudahan dengan acara ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Ketapang," ujarnya.

Fetival Budaya Kerajaan Matan Tanjungpura dibuka, Sabtu (18/10) oleh Sekda Kabupaten Ketapang Mahyudin yang ditandai dengan penyulutan meriam pusaka Kerajaan Matan Tanjungpura Meriam Padam Pelita.

Pembukaan Fetival Budaya Kerajaan Matan Tanjungpura ke-III selain dihadiri 11 kerajaan dari 12 kerajaan yang ada di Kalbar, juga dihadiri Pangeran Mangkubumi Nooryakin, dari Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan, Sultan Palembang Iskandar Mahmud Badaruddin, dari Kesultanan Palembang Darussallam yang juga merupakan Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara. Hadir pula sejumlah raja dari Kerajaan Malaysia, yang dipimpin oleh yang mulia Pangeran Huzaipah.

24 Pasang Sapi Madura Berebut Piala Presiden

Pamekasan, Jatim - Sebanyak 24 pasang sapi akan berebut Piala Bergilir Presiden RI dalam lomba karapan sapi se-Madura yang akan digelar, Minggu (19/10).

"Ke-24 pasang sapi yang akan berebut Piala Bergilir Presiden RI tersebut adalah pasangan sapi yang menang dalam lomba karapan sapi tingkat kabupaten," kata Kepala Bakorwil IV Pamekasan Jonathan Judianto di Pamekasan, Jatim, Sabtu malam.

Karapan sapi yang akan digelar di Stadion Soenarto Hadiwidjojo itu akan dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana.

Piala Bergilir Presiden RI yang akan diberikan kepada pasangan sapi peraih juara satu ini adalah piala berlapis emas 24 karat. Jenis piala ini berbeda dengan jenis piala sebelumnya.

Menurut Jonathan, kebijakan Presiden RI menghadiahkan piala bergilir berlapis emas ini, karena para pemilik karapan sapi di Pulau Madura mau menghapus praktik kekerasan yang selama ini dilakukan saat lomba karapan sapi.

Seperti menggaruk pantat sapi dengan paku, memoleskan balsam dan cabai ke mata dan dubur sapi sebelum sapi-sapi diadu agar larinya lebih secap, serta menusuk dubur sapi dengan pentungan.

"Pada pelaksanaan karapan sapi yang akan digelar di stadion besok itu, tidak akan ada lagi praktik kekerasan seperti itu," terang Jonathan.

Piala Bergilir Presiden RI untuk lomba karapan sapi di Pulau Garam Madura ini, sejak Presiden Pertama RI yakni Ir Soekarno.

Yogyakarta Dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia

Beijing, Tiongkok - Yogyakarta dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia, oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC), pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, pada 18--23 Oktober 2014.

Penghargaan diserahkan Presiden WCC Wang Shan kepada HRH GKR Pembanyun.

Batik sebagai karya tradisional Indonesia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Yogyakarta. Selain memiliki seni tinggi serta sejarah tak ternilai, batik telah mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat Kota Gudeg tersebut.

"Karenanya, sangat penting bagi Indonesia, untuk hadir dalam peringatan 50 tahun WCC," kata Wakil Senior Presiden WCC Asia Pasifik Ghada Hijjawi-Qaddumi pada kesempatan terpisah.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional DIY, Roni Guritno mengatakan Yogyakarta bersaing dengan enam kota di enam negara di Asia Pasifik dalam ajang itu.

Ia mengemukakan pusat kerajinan batik di Indonesia terpusat di Yogyakarta. Yogyakarta lengkap, baik dari sisi sejarah, seni, hingga perajin batik yang memiliki nilai ekonomi.

Dengan penobatan tersebut Dewan Kerajinan Dunia akan mempublikasikan kota batik ke berbagai belahan dunia, sehingga masyarakat dunia akan semakin mengenal Yogyakarta dan sekitarnya dengan batik khasnya.

"Dewan ini memang fokus ke kerajinan khas, makanya batik yang kami maksud adalah batik tulis, dan di sentra batik Giriloyo produknya sudah sangat dikenal masyarakat luas," kata Roni.

Sebelum penetapan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, tim penilai Dewan Kerajinan Dunia telah meninjau sentra batik tulis di kota tersebut, sehingga tim melihat langsung seluruh rangkaian proses pembuatan batik tulis, sebagai bahan penilaian.

Kota Bengkulu Bakal Gelar Seminar Kebudayaan Tabot

Bengkulu - Pemerintah Kota Bengkulu akan menggelar seminar kebudayaan Tabot bersamaan dengan kegiatan Festival Tabot 2014 di Bengkulu, 25-10 November mendatang.

"Saat Festival Tabot digelar kami akan menggelar seminar kebudayaan Tabot di Bengkulu. Ini dilakukan untuk mendapatkan masukan guna meningkatkan kualitas Festival Tabot Bengkulu ke depan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreaktif (Disparekraf) Bengkulu Bujang HR kepada SP, di Bengkulu, beberapa hari lalu.

Ia mengatakan, seminar kebudayaan Tabot akan mengundang berbagai pihak di Bengkulu, di antaranya Keluarga Kerukunan Tabot (KKT), pemerintah, kalangan akademisi, budayawan dan pemerintah pusat.

Selain itu, seminar yang akan dilaksanakan di Balai Adat Bengkulu juga akan menghadirkan pembicara dari kedutaan Iran di Jakarta. "Kami berharap mereka bersedia datang ke Bengkulu untuk menjadi pembicara dalam seminar tersebut," ujarnya.

Bujang mengatakan, untuk menyukseskan Festival Tabot Bengkulu 2014 pihaknya telah menganggarkan dana sekitar Rp 300 juta. Uang tersebut akan dibagikan kepada KKT setempat untuk biaya pembuatan Tabot.

Sampai saat ini, kata dia, persiapan Festival Tabot Bengkulu sudah mencapai 80 persen. Berbagai acara pendukung Festival Tabot pun sudah dipersiapkan dengan baik.

Dalam Festival Tabot Bengkulu akan digelar berbagai kegiatan, di antaranya bazar berbagai produk lokal dari berbagai provinsi di Tanah Air, pagelaran seni budaya, lomba kesenian tradisional masyarakat 10 kabupaten dan kota di Bengkulu, dan kegiatan lainnya yang bernuasa Islam.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bengkulu Edi Nevian mengatakan, pelaksanaan Festival Tabot 2014 siap digelar pada 25 Oktober mendatang.

"Kami pastikan Festival Tabot 2014 di Bengkulu, siap digelar akhir Oktober nanti, karena persiapan untuk menyelenggarakan kegiatan yang merupakan kelender tetap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bengkulu sudah dilaksanakan dengan baik," ujarnya.

Bawomataluo Diajukan Jadi Cagar Budaya Nasional

Medan, Sumut - Pemkab Nias Selatan mengajukan Desa Bawomataluo ke Kementerian dan Pariwisata agar dijadikan sebagai cagar budaya nasional. Pengajuan ini didasarkan karena nilai budaya dan sejarah yang ada di desa tersebut sangat tinggi.

"Di desa ini banyak terdapat cagar budaya seperti rumah raja yang dulunya ditempati oleh kaum-kaum bangsawan. Kemudian tradisi loncat batu. Desa ini juga merupakan awal mula perkembangan budaya di Nias," kata Kabag Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Selatan, Bidaya kepada MedanBisnis saat menyaksikan atraksi loncat batu di Bawomataluo, Nisel, Kamis (16/10).

Bidaya memaparkan, Bawomataluo merupakan desa adat di Kabupaten Nisel yang sering dikunjungi wisatawan. Banyak daya tarik yang dimiliki desa ini, mulai dari rumah adat, tradisi lompat batu, hingga peninggalan megalitikum.

Desa Bawomataluo berada di daerah perbukitan yang sejuk. Karena posisinya yang berada di bukit, desa ini diberi nama Bawomataluo yang berarti bukit matahari.

"Sudah sebulan lalu kita usulkan berkas ke Kementerian Pariwisata. Tapi masih kita tunggu jawabannya, mudah-mudahan dikabulkan," ujarnya.

Pempek Resmi Jadi Warisan Budaya Indonesia

Palembang, Sumsel - Makanan khas Palembang, Pempek, akhirnya mendapatkan sertifikat barisan budaya tak benda dari Kementerian Budaya dan Pariwisata, Jumat, (17/10/2014) malam di Jakarta. Diberikannya sertifikat ini membuat Pempek terlindung dari usaha-usaha pihak asing yang ingin mengakui makanan khas Palembang ini.

"Jadi tidak bisa lagi negara lain mengakuinya," ujar Sekretaris Dewan Kesenian Palembang, Vebri Al Lintani.

Selain pempek ada lima kebudayaan Sumsel yang mendapatkan sertifikat yaitu musik Batang Hari Sembilan, sastra lisan Guritan Basemah, rumah ada Limas dan Ulu serta tarian Gending Sriwijaya.

"Tahun ini ada 6 kebudayaan, tahun lalu ada 2 yaitu Dul Muluk dan Songket," tambahnya.

Manfaat lain telah disertifikatnya kebudayaan Sumsel ini membuatnya bisa diusulkan untuk menjadi budaya warisan dunia. Pengembangan budaya juga bisa semakin digalakkan.

"Sertifikat budaya ini memicu masyarakat, serta pemerintah untuk terus mengembangkan dan menggali budaya sendiri," ujarnya.

Sumsel dinilai Vebri memiliki banyak peninggalan budaya, baik berupa makanan, sastra, tarian, rumah adat, pakaian adat, dan lain sebagainya. Tugas pemerintah dan masyarakat serta pencinta budaya untuk tidak lantas berpuas diri. Masih banyak budaya-budaya di Sumsel yang harus dijadikan barisan budaya Indonesia.

"Tahun depan ada beberapa budaya yang akan kita ajukan kembali," terangnya.

Mekanisme pengajuan untuk mendapatkan sertifikat budaya sangat panjang mulai dari pendaftaran hingga proses verifikasi oleh kementerian pusat.

"Jadi budaya ini diusulkan oleh masyarakat lalu dibahas secara bersama. Kementerian akan melakukan verifikasi," tambahnya.

Acara yang dilangsungkan di Museum Nasional, Merdeka Barat, Jakarta ini dihadiri oleh perwakilan dari 30 provinsi dan mengukuhkan 98 warisan budaya Indonesia. Sastra lisan Guritan Basemah yang dibawakan oleh Vebri Al Lintani mendapatkan pujian serta tepuk tangan dari semua tamu undangan.

Budaya Indonesia Mengalami Erosi

Jakarta - Budaya Indonesia mengalami erosi khususnya budaya-budaya lokal di Tanah Air karena terpengaruh dengan budaya luar, kata pengamat budaya Kautsar AS.

"Indonesia seperti tidak berbudaya lagi dan sangat memprihatinkan, semua terkait kemiskinan dan kesejahteraan," katanya dalam Seminar Budaya 'Kepribadian dalam budaya Indonesia' di Kahmi Center, Jakarta, Jumat (17/10).

Mantan Dirjen Otonomi daerah Kementerian Dalam Negeri tersebut menyatakan bahwa kondisi itu disebabkan karena nilai intelektual masyarakatnya rendah dan mudah terpengaruh dengan budaya lain atau budaya luar.

"Perhatikan saja di Makassar saat ini, sudah tidak ada lagi 'siri'. Pengemis ada dimana-mana, padahal dulu masyarakat Makassar sangat menjunjung tinggi "siri" atau harga diri, malu," katanya.

Ia menjelaskan kondisi ini tidak lepas dari peran pemimpinnya sendiri yang sangat mengangung-agungkan budaya yang berasal dari luar.

"Perhatikan pemimpin-pemimpin kita, mereka lebih memilih dan bangga menggunakan produk impor, belanja ke luar negeri daripada porduk lokal. Misalnya mereka lebih memilih produk made in China dibanding buatan Cibaduyut, Jawa Barat, padahal kualitasnya sama," katanya Dalam kesempatan yang sama budayawan Prof Abdul Hadi mengatakan kelamahan budaya bangsa Melayu adalah tidak mengenal potensi yang dimiliki.

"Tidak mengenal potensi dirinya, potensi kekuatan ekonomi, potensi pemikiran dan tidak mampu menyaring pengaruh negatif yang datang dari luar," katanya.

Ia berharap pemerintahan baru ini, nilai-nilai budaya lokal perlu ditingkatkan dengan meningkatkan kulitas masyarakatnya dari segi pendidikan, keterampilan dan etika.

“Seperti di Bali, masyarakat masih menjunjung nilai-nilai budaya, saya berharap itu dapat terjadi di semua di wilayah Indonesia," katanya.

Mahasiswa Asing Antusias Ikuti Parade Budaya

Bandung, Jabar - Dalam menyambut Dies Natalies Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ke-60, Rektor UPI, Sunaryo Kartadinata mengadakan parade budaya yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dan puluhan mahasiswa asing.

“Esensi dari parade budaya ini di antaranya untuk menyadarkan semua pihak bahwa kita tidak bisa memungkiri adanya keberagaaman, “ ungkap Sunaryo di sela-sela acara parade budaya di Kampus UPI, (17/10/2014)

Acara ini diikuti oleh seluruh dosen, pegawai tata usaha, dan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut, Rektor UPI, Prof. Sunaryo Kartadinata sempat naik sisingaan dan terlihat tegang saat menaiki sisingaan tersebut. Sekitar 10 menit berada di atas sisingaan ditemani, Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Keuangan, dan Administrasi Umum, Prof, Idrus Affandi.

Kegiatan ini juga salah satu upaya membangun kebersamaan dalam keanekaragaman yang melibatkan semua pihak di kampus UPI.

Ada yang unik dari parade budaya kali ini, yakni penampilan mahasiswa asing yang berkuliah di UPI. Mereka membawa bendera negara masing-masing. Terlihat dari benderanya ada, Jepang, Korea, Turki, dan Malaysia. Mereka terlihat antusia mengikuti longmarch parade budaya.

Menurut Sunaryo, mahasiswa asing sengaja diikutkan dalam parade ini untuk mengetahui kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa Barat. “Tak hanya mengadakan parade, Novenmber ini kami pun akan menggelar culture summit yang nantinya akan dihadiri oleh 25 negara,” tegasnya.

Pertahankan Khazanah Budaya, Pakemkan Langkah Tari Jepin Khas Kalbar

Pontianak, Kalbar - Masih dalam rangka Peringatan Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak yang ke 243. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak bekerjasama dengan Sanggar Bougenvile dan IAIN mengadakan seminar sehari membahas tentang Tari Japin Melayu Pontianak, Langkah Empat-empat Tahun 2014 di gedung UPT IAIN, Jumat (17/10) kemarin.

Materi seminar diisi Juhermi Thahir sebagai pelaku seni, yang membahas mengenai sejarah Langkah Empat-Empat. Kemudian Yuza Yanis Chaniago, pemilik sanggar Bougenvile yang juga putra Alm H Muhammad Yanis Chaniago, pencipta Langkah Tari Jepin Empat-empat yang karyanya dijadikan pakem langkah Tari Jepin khas Kalbar, memberikan materi tentang penerapan dan perkembangan langkah Tari Jepin Empat-empat.

Kegiatan dibuka Kepala Disbudpar Kota Pontianak, Hilfira Hamid mewakili Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono karena berhalangan hadir. Untuk peserta sendiri melibatkan siswa SMA sederajat, mahasiswa, pelaku seni budaya, dan masyarakat umum.

Menyampaikan sambutan wakil walikota, Hilfira mengungkapkan, kesenian merupakan bagian dari kebudyaan sesungguhnya bersifat dinamis. Perkembangan kesenian saat ini memunculkan persoalan, dimana nilai-nilai leluhur yang terkandung pada kesenian tradisional mulai punah terlindas budaya luar. Karena itu kegiatan seminar ini dirasa sangat penting, terutama bagi generasi muda penerus seniman-seniman terdahulu.

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan kesenian tari Jepin Melayu Pontianak, Langkah Empat-empat yang didalamnya terdapat nilai moralitas bisa membantu generasi muda membentuk karakter diri sebagai generasi muda yang berbudaya dan bermoral.

Hilfira menambahkan, kegiatan ini sangat positif sebab pakem-pakem tari melayu, salah satunya langkah empat-empat belum diketahui secara meluas. Banyak pencipta tari yang tak paham, sehingga dalam berkreasi tidak sesuai dengan pakem yang ada.

“Dalam festival tari melayu yang akan kita adakan besok jangan sampai ada peserta yang menampilkan tari tidak sesuai dengan kriteria nilai-nilia tradisi yang ada. Karena pakem tari melayu tidak bisa disamakan dengan tari kontemporer,” tambahnya.

Yuza Yanis Chaniago mengatakan kegiatan ini sangat peting mengingat metode langkah tari jepin empat-empat merupakan jati diri seniman maupun pelaku seni tari di Pontianak dan Kalbar. “Ini merupakan salah satu khazanah budaya, jangan sampai hilang ditelan zaman. Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya termasuk seniman terdahulu,” ungkapnya.

Karya seniman terdahulu, menurut dia tentu memiliki nilai moral dan filosofi yang tinggi. Karena itu jika tidak disampaikan pada generasi muda tentu akan hilang begitu saja. Harapannya seluruh seniman yang ada di Pontianak atau Kalbar pada umumnya bisa menyatukan visi untuk pengembangan metode tari jepin langkah empat-empat.

“Selain itu sebagai seniman saya berharap awak media juga bisa membantu mengembangkan lagi khazanah budaya kita, karena jika budaya hilang jati diri kita akan hilang. Dalam hal ini media juga harus mampu mengontrol pergeseran nilai-nilai budaya yang ada di tempat tinggal kita,” pungkasnya.

Batik Klasik Cirebonan Diminati Turis Jepang

Cirebon, Jabar - Para perajin batik di daerah Pantura, Kabupaten Cirebon mengaku batik tulis tradisional motif klasik Cirebonan cukup diminati oleh turis Jepang.

Haryono, salah seorang perajin batik di Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kepada wartawan di Cirebon, belum lama ini, mengatakan batik klasik dengan motif khas Cirebon cukup diminati turis Jepang.

Menurut Haryono, berbagai motif batik tulis klasik seperti motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dipesan turis Jepang untuk dijadikan bahan pakaian model Kimono.

Haryono memaparkan, permintaan batik tulis klasik tersebut cukup menggairahkan, karena kain batik tersebut semakin diminati oleh turis Jepang, Singapura, Taiwan, dan Eropa. Dalam satu pekan bisa terjual 90 lembar kain batik.

"Batik klasik Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, membutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya," katanya.

Cirebon merupakan daerah penghasil batik yang memiliki motif unik dan khas yang harus dipertahankan sehingga mampu bersaing dan diminati oleh pasar ekspor seperti Singapura dan Eropa.

Sementara itu Akiko, salah seorang turis Jepang mengaku motif batik klasik khas Cirebon memiliki gambat menarik, meski perpaduan warna cukup sederhana.

Ia mengatakan, bahan batik klasik cocok sebagai kain khas Jepang kimono, selain lembut dan halus bisa dikenakan saat musim panas. Akiko membeli tiga kain batik untuk dibawa pulang ke negaranya.

Festival Budaya Indonesia Kontemporer Kembali Digelar di London

London, Inggris - ARTiUK bekerja sama dengan Pusat Studi Asia Tenggara (CSEAS) SOAS University of London dan KBRI London- kembali akan menggelar Indonesia Kontemporer (IKON) 2014 di Kampus SOAS, Russel Square di pusat kota London, Sabtu.

Pendiri ARTiUK, Felicia Nayoan Siregar kepada Antara London, Kamis mengatakan festival sehari seni dan budaya Indonesia digelar di London, menyusul keberhasilan penyelenggaraan festival serupa pada tahun tahun sebelumnya.

Festival sehari penuh yang menampilkan beragam kegiatan ini merupakan kesempatan bagi pengunjung menikmati makanan Indonesia serta menyaksikan seni dan budaya Indonesia sebagai inspirasi panggung global.

Felicia Nayoan Siregar mengatakan Indonesia Kontemporer tahun ini bertema wayang.

Pasangan suami istri campuran Inggris-Indonesia, Anna Ingleby and Haviel Perdana - di bawah naungan Teater Indigo Moon- menampilkan wayang golek berjudul The Worm that Squirmed.

Saat tampil di IKON 2012 lalu, banyak pengunjung tidak dapat menonton karena ruangan penuh dan tahun ini akan ada dua pertunjukan wayang yang diikuti dengan workshop membuat wayang.

Sementara itu, murid-murid Sekolah Internasional ISL Surrey akan memajang karya seni mereka terinspirasi oleh wayang Indonesia.

Kerja sama ARTiUK dengan Anglo Indonesian Society menghadirkan diskusi tentang wayang dengan pembicara Prof Matthew Isaac Cohen dari Royal Holloway University dan Dr Alessandra Lopez y Royo dari SOAS University.

Dikatakannya tidak ada wayang tanpa gamelan. Untuk itu IKON 2014 akan diramaikan beberapa kelompok gamelan London seperti Lila Cita yang memainkan Semar Pegulingan dan Segara Madu yang memainkan Gender Wayang.

Kelompok gamelan kontemporer menampilkan pemain campuran warga Inggris dan Indonesia dari beragam usia termasuk Jagat Gamelan yang berkolaborasi dengan Margaret Coldiron, penari topeng yang pernah tinggal di Bali- serta penyanyi Gita Gutawa yang sedang belajar di Inggris Raya.

Paket wayang di IKON 2014 diperkaya dengan pemutaran film Unmasked, karya sutradara muda Mayang Irsan.

Kekayaan budaya Indonesia juga akan tercerminkan dengan kehadiran PPI London melalui Tarian Saman yang ditetapkan UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage serta kelompok penari Papua yang akan menemani Gita Gutawa menyanyikan beberapa lagu dari album terbarunya.

Duet Luke Green dan Peretta Anggerek akan mentransformasi lagu-lagu Indonesia menjadi kemasan musik klasik.

Mantan wartawan Reuters yang kini menjadi penulis buku, Elizabeth Pisani, akan berbagi cerita tentang pengalaman yang menginspirasi bukunya Indonesia etc.

Seperti tertulis dalam salah satu resensi: Dia menyantap anjing untuk makan malam, minum teh bersama orang mati dan berdebat dengan politisi tentang korupsi dan kemalasan.

Sedangkan Barbara Bisco, novelis tamatan Harvard University dan Cornell University, juga akan memperkenalkan novelnya yang berlatar belakang Yogyakarta, Tiger With Human Soul.

Dalam acara IKON juga digelar festival film mini diantaranya akan diputar film Tales of Waria, tentang komunitas transgender di Indonesia dan film Untuk Rena, yang bercerita tentang anak-anak di rumah yatim.

Festval Indonesia juga akan menyajikan bazar kuliner dengan warung makanan dari berbagai wilayah Indonesia disamping batik dan aneka kerajinan tangan dan buku yang dijajahkan di ruang pameran Brunei Gallery Suite.

Disainer muda Tiana Hannaford akan mengelar peragaan busana Batik. Keindahan Indonesia dibuktikan dalam pameran foto antara lain karya Nina Flynn, dengan tema Island Hopping.

IKON 2014 akan ditutup dengan pagelaran music dangdut dimana pengunjung boleh naik panggung untuk ikut berjoget.

Festival gratis tersebut antara lain disponsori Garuda Indonesia, yang membuka kembali rute penerbangan Jakarta-London pada awal September tahun ini.

Indonesia Kontemporer bukan hanya memperkenalkan seni dan budaya Indonesia ke khalayak yang lebih luas di Inggris, tapi juga merayakan keikutsertaan dunia internasional dalam pengayaan seni dan budaya Indonesia, demikian Felicia Nayoan Siregar.

Setiap Harjad PNS Wajib Kenakan Telok Belangak

Pontianak, Kalbar - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak menggelar seminar sehari seni budaya pakaian telok belangak dan baju kurung di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Rabu (15/10). Seminar ini digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak yang ke 243.

Seminar sehari seni budaya pakaian telok belangak dan baju kurung juga dimaksudkan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai historis dari pakaian tersebut. Tata cara pemakaian telok belangak dan baju kurung pun tak hanya asal dikenakan tetapi ada tata cara yang benar dan sesuai peruntukannya. “Mudah-mudahan seminar ini kita semua tahu bagaimana pakaian telok belanga sebagai pakaian harian, pakaian resmi, pakaian melayu dalam upacara adat, pakaian dalam upacara perkawinan dan pakaian dalam upacara keagamaan,” kata Zumyati, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kota Pontianak.

Dia mengatakan bahwa seminar ini digelar sebagai upaya dari Pemkot Pontianak untuk mempertahankan serta melestarikan seni budaya tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang terdahulu. Pemakaian baju kurung dan telok belangak diwajibkan bagi PNS di lingkungan Pemkot Pontianak pada peringatan hari jadi Pontianak yang jatuh setiap 23 Oktober.

“Pemakaian telok belanga dan baju kurung ini menjadi agenda tetap setiap ulang tahun Pontianak. Tidak menutup kemungkinan selain PNS di lingkungan Pemkot, BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan bahkan masyarakat Kota Pontianak juga ikut berpartisipasi mengenalkan, mempertahankan, serta melestarikan pakaian tradisional masyarakat Kota Pontianak,” ungkap Zumyati.

Seminar dihadiri 100 orang yang terdiri atas perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Pontianak, sanggar seni budaya dan bujang dare Kota Pontianak, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Provinsi Kalbar, MABM Kota Pontianak, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta perias pengantin yang ada di Kota Pontianak.

Ada tiga orang narasumber yang mengisi kegiatan seminar, yakni Syafaruddin Usman dengan materi tata cara berpakaian telok belangak dan baju kurung, Syarif Selamat Yusuf Alkadrie dengan materi sejarah pakaian Melayu telok belanga dan baju kurung, dan Syarifah Nur’aini Adeni dengan materi tata cara make-up berpakaian telok belangak dan baju kurung.

Hasil dari seminar ini juga diharapkan menjadi acuan atau pedoman dalam berpakaian telok belangak dan baju kurung yang merupakan pakaian adat khas masyarakat Melayu yang memiliki tata cara pemakaian yang tidak sembarangan. “Generasi muda juga diharapkan tidak meninggalkan pemakaian baju telok belangak dan baju kurung yang dapat menunjukkan bangsa yang santun dan tetap memegang teguh norma-norma berpakaian yang telah diwariskan nenek moyang kita,” kata Zumyati.

Pagelaran Seni Budaya Nusa Utara Siap Digelar

Manado, Sulut - Pagelaran seni budaya bertajuk Gelar Musik Bambu dan Rentak Tari Kolosal Nusa Utara siap digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut), sabtu (18/10) besok. wakil Gubernur Sulut Dr Djouhari Kansil Mpd yang bertindak selaku ketua pengarah pada kegiatan pagelaran seni dan budaya tersebut.

“Persembahan budaya dari ujung utara Sulut siap digelar akhir pekan ini”, ujarnya saat memimpin rapat akhir kesiapan pelaksanaan di ruang rapat Wagub, Kamis (16/10), kemarin.

Kansil pun mengingatkan untuk memperhatikan hal-hal kecil jangan sampai menjadi pengganggu jalannya acara yang akan berlangsung di Taman kesatuan Bangsa (TKB) itu.

Seluruh kesiapan pun langsung menjadi perhatian dari putra Sitaro ini, termasuk keamanan serta undangan.

“Kesiapan lain dimintakan kepada PLN untuk siap mengamankan kegiatan dengan penyiapan genset dan tanpa adanya pemadaman selama berlangsungnya acara tersebut,” tegasnya.

Kukuhkan Bahasa Melayu di Lima Negara

Kuala Lumpur, Malaysia - Malaysia perlu menjalinkan kerjasama dengan Indonesia, Singapura, Brunei dan Thailand bagi memperkukuhkan bahasa Melayu di negara masing-masing sebelum bahasa itu boleh diangkat menjadi satu budaya.

Penasihat Kerajaan Dalam Hal Ehwal Sosial dan Kebudayaan, Tan Sri Dr. Rais Yatim berkata, lima negara itu harus bertindak segera bagi menonjolkan peranan bahasa Melayu agar tidak diperkotak-katikkan oleh bahasa Inggeris atau bahasa lain sehingga hilang identiti bahasa warisan itu.

"Sebagai langkah awal, jalan penyelesaian terhadap kekangan untuk memartabatkan bahasa Melayu harus diteliti dengan melibatkan idea-idea para cendekiawan dan tokoh bahasa dari Malaysia dan Indonesia.

"Yang kedua, pengeluaran kamus Nusantara bersama beberapa negara yang majoriti penduduknya bertutur dalam bahasa Melayu akan dilaksanakan segera. Dalam hal ini Malaysia akan cuba mendapat perkenan daripada Sultan Brunei untuk bersama-sama menjayakannya," katanya kepada pemberita di sini hari ini.

Beliau ditemui selepas berucap dalam Persidangan Antarabangsa Bahasa Melayu bertemakan Keantarabangsaan dan Pengantarabangsaan Bahasa Melayu yang berlangsung selama empat hari bermula Isnin lalu.

Persidangan yang dianjurkan oleh Majlis Antarabangsa Bahasa Melayu (MABM) itu turut membentangkan beberapa kertas kerja daripada tokoh bahasa termasuk Ketua Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka, Datuk Dr. Awang Sariyan dan Prof. Emeritus Datuk Dr. Nik Safiah Karim.

Mengulas lanjut, Rais berkata, tidak ada ramuan rahsia atau mantera tertentu untuk memperkasakan bahasa Melayu sebagai bahasa perpaduan dalam kalangan rakyat negara ini sebaliknya ia mesti dipupuk melalui jati diri.

Katanya, pemimpin negara harus berani berucap dalam bahasa Melayu dengan baik dalam mana-mana majlis rasmi termasuk persidangan antarabangsa yang dihadiri delegasi luar kerana tindak-tanduk mereka akan menjadi teladan kepada rakyat.

Tambah beliau, sekiranya pemimpin segan atau malu untuk bertutur dalam bahasa Melayu tidak mustahil imej dan penyampaian bahasa kebangsaan negara ini tidak boleh diperkasakan hingga ke peringkat antarabangsa.

"Dalam hal ini, kita boleh lihat sendiri apabila berkunjung ke negara luar misalnya di Perancis, pelancong akan disambut dengan bahasa ibunda mereka begitu juga di Indonesia namun keadaan itu tidak berlaku di Malaysia apabila kita ditegur dengan bahasa Inggeris.

"Jadi bagaimana orang luar iaitu pelancong ingin menyedari bahasa Melayu merupakan bahasa kebangsaan Malaysia? Usaha ini perlu melibatkan semua pihak termasuk sektor pendidikan dan swasta," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts