20 Seniman Yogyakarta "Menginvasi" Bali

Denpasar, Bali - Sebanyak 20 seniman yang tergabung dalam Kelompok Suka Parisuka Yogyakarta menggelar pameran bersama di Bentara Budaya Bali (BBB) selama sepekan, 30 Januari-7 Februari 2015.

"Pameran merupakan kelanjutan kolabarasi serupa dari komunitas bersangkutan yang sebelumnya berlangsung di BBB Yogyakarta, 14 sampai 19 Mei 2013," kata penggagas pameran tersebut Romo Sindhunata SJ di Denpasar, Jumat.

Rohaniwan Katolik itu mengatakan, pameran tersebut dibuka budayawan Agung Rai Sabtu (30/1). Pameran bersama kali ini bertujuan membingkai kreativitas dalam solidaritas, menghidupkan iklim pergaulan antarpara seniman Yogya.

Boleh dibilang, ini bentuk "invasi" dengan "i" huruf kecil yang dibingkai dalam kreativitas di jagat seni.

Melalui pameran para seniman dapat berkarya sembari mengekspresikan kegembiraan sepuas-puasnya dan sebebas- bebasnya.

Seniman yang ikut ambil bagian antara lain Kartika Affandi, Djoko Pekik, Putu Sutawijaya, Jumaldi Alfi, Nasirun, Hari Budiono, Ridi Winarno, Budi Ubrux, Ivan Sagito, Hadi Soesanto, Yuswantoro Adi, Melodia, Wayan Cahya, Bambang Pramudiyanto, Dyan Anggraini Hutomo, F. Sigit Santoso, Bambang Herras, Edi Sunaryo, Hermanu dan Samuel Indratama.

Pameran mengusung tema "Still life" atau melukis alam benda sebagai sebuah upaya interpretasi ulang atas konsep sebuah objek atau benda.

Romo Sindhunata menambahkan, yang menarik dalam pameran kali ini selain tema juga untuk merunut kembali pertautan yang terjalin selama ini antara dunia seni rupa Yogyakarta dan Bali.

Dalam pameran kali ini dua perupa kelahiran Pulau Dewata ikut ambil bagian yakni Putu Sutawijaya dan Wayan Cahya.

"Peristiwa itu secara khusus akan dibincangkan dalam satu sesi diskusi yang berlangsung pada Sabtu (31/1) di Bentara Budaya Bali. Sebagai pembicara dialog adalah seniman Yuswantoro Adi dan Edi Sunaryo," ujar Sindhunata.

Tema alam benda itu bukanlah hanya memindahkan citra objek apa adanya secara artifisial pada bidang kanvas, namun sebuah upaya menghadirkan benda berdasarkan dari hasil kajian, interaksi, dan identifikasi ulang objek tersebut, ujar Romo Sindhunata.

-

Arsip Blog

Recent Posts