Batik Tradisional Lampung Tergusur

Bandar Lampung, Lampung - Batik printing bermotif khas Lampung semakin membanjiri pasar. Harganya yang murah dan motif beragam membuat batik ini laris manis di pasaran. Penjualannya pun lebih banyak dibanding batik tradisional Lampung.

Pemilik Toko Sami Sutera, Syakir mengatakan, di tokonya batik printing bisa terjual 20 potong dalam sehari. Sementara batik tradisional khas Lampung atau batik tulis hanya terjual tiga potong dalam seminggu. Kondisi ini, kata Syakir, karena harga batik printing yang jauh lebih murah dibandingkan batik tradisional. Harga batik printing Rp 40 ribu per meter. Sedangkan harga batik tradisional Rp 500 ribu per potong.

"Penyebab mahalnya harga batik tradisional, karena proses pembuatan batik tulis cukup lama. Bisa sampai satu bulan. Proses pembuatan batik tulis adalah proses yang membutuhkan teknik, ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Hal ini karena, proses pembuatannya dikerjakan manual oleh tangan terampil manusia (ditulis) tanpa menggunakan mesin," katanya Kamis (1/1).

Sementara proses pembuatan batik printing lebih cepat karena teknik pembuatannya melalui proses sablon manual. Satu warna hanya membutuhkan waktu lima menit dengan hasil sesuai dengan ukuran ang digunakan. Selain itu motif batiknya juga bisa lebih detail.

"Karena proses pembuatannya yang cepat, harga produksi batik ini lebih hemat. Sehingga harganya menjadi lebih murah. Selain itu, jika dilihat dengan detail, motif dari batik printing seperti motif gajah dan sigernya jauh lebih sempurna. Dibandingkan dengan batik tulis yang bentuknya sedikit tidak beraturan," lanjutnya.

Hal yang sama dikatakan oleh pemilik Toko Sambordir, Syamsidar. Pembeli yang datang ke tokonya lebih banyak mencari batik batik printing dibandingkan dengan batik tradisional. Dalam sehari, hingga 50 potong batik printing laris terjual. Sedangkan batik printing hanya 15 potong dalam sehari.

"15 potong itu juga tidak setiap hari. Ini karena batik printing jauh lebih murah dibandingkan dengan batik tradisional. Harga batik printing hanya Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per potong. Sedangkan harga batik tradisional Rp 150 hingga Rp 225 ribu per potong. Selain itu, pembeli juga lebih tertarik dengan batik printing karena motifnya yang lebih sempurna dibandingkan dengan batik tradisional," kata dia.

Pemilik Toko Ruwa Jurai, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, batik printing lebih banyak dicari pembeli terutama kalangan menengah kebawah, dibandingkan dengan batik tradisional. Hal ini dikarenakan batik printing jauh lebih murah dibandingkan dengan batik tradisional. Harga batik printing Rp 40 ribu per potong. Sedangkan harga batik tradisional Rp 350 ribu hingga Rp 3,5 juta per potong.

Zulkifli mengaku, dia memproduksi sendiri batiknya. Dalam satu hari dia bisa menghasilkan hingga 200 kodi batik printing. Sedangkan batik tradisional bisa membutuhkan waktu hingga satu bulan. Disini saya bisa stok batik printing hingga ribuan lembar. Sedangkan batik tradisional hanya saya sediakan 30 meter.

"Kalau ada yang ingin membeli dalam jumlah banyak harus pesan dulu. Mungkin karena proses pembuatannya yang lama dan harganya yang mahal, orang yang datang lebih memilih batik printing daripada batik tradisional," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts