Gelar Budaya Aceh 2015 Ajang Pelestarian Budaya Negeri

Bandung, Jabar - Indonesia adalah Negara yang ditakdirkan dengan keanekaragaman budaya yang ditinggalkan oleh para pendahulu. Budaya, adat istiadat and sejarah adalah warisan penting yang patut dilestarikan. Seiring perkembangan zaman yang bergeser pada era modernisasi dan globalisasi, tak jarang anak cucu ibu pertiwi sudah tak mengenal warisan kekayaan daerahnya sendiri. Kegelisahan ini sepatutnya sudah dirasakan oleh para generasi muda untuk senantiasa melestarikan adat istiadat, budaya dan sejarah setempat.

Maka dari itu, untuk menjawab kegelisahan tersebut, sekumpulan pemuda-pemudi yang tergabung dalam Unit Kesenian Aceh (UKA ITB) menggelar pagelaran budaya Aceh yang bertujuan untuk melestarikan, mengeksistensikan kebudayaan Aceh sekaligus untuk memperkenalkan ragam budaya Aceh ke seluruh masyarakat Bandung hingga Pulau Jawa. Acara pagelaran yang diadakan pada Minggu, (08/03/15) bertempat di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga ITB) ini turut mengundang tokoh penting yakni Bapak Fery Mursyidan Baldan selaku Menteri Agraria dan Tata Ruang RI, Bapak Dedy Mizwar selaku Wakil Gubernur Jawa Barat, Bapak Kadarsyah Suryadi selaku Rektor ITB, dan Wali Nanggroe Aceh serta para tamu lainnya.

Pembina UKA ITB, Abdullah Sanny, disela pidato sambutannya mengakui bahwa acara ini mendapat dukungan penuh dari rakyat Aceh di Pulau Jawa dan di Provinsi Aceh sendiri. Beliau juga berterimakasih kepada Jawa barat atas kerjasama pasca Tsunami Aceh 10 tahun silam dan kerjasama dalam pengembangan pendidikan dengan mengirim 100 guru aceh ke ITB untuk mengenyam pendidikan dan selanjutnya dikembalikan ke Aceh.

Pagelaran budaya Aceh yang dihadiri kurang lebih ratusan masyarakat dari berbagai elemen ini mendapat percikan kagum dan takjub pada setiap tampilan budaya yang disajikan. Pasalnya, pagelaran ini adalah hasil kolaborasi dan kerjasama badan seni di Indonesia seperti Mahasiswa Saman Gayo, Saka UGM, Rafly, Rara Tarmizi, Ida Azwar, T.ryo dan Studi Teater Mahasiswa ITB. Acara yang dikemas dengan unsur kebudayaan Aceh seperti pembacaan Ayat Al-Quran, penampilan lagu-lagu, syair dan tarian mengangkat cerita Sultan Iskandar Muda sebagai unsur drama teatrikalnya.

Pagelaran yang berlangsung di malam hari itu adalah acara puncak dari serangkaian Gelar Budaya Aceh (GBA) tahun ini. Berbagai rangkaian acara telah berlangsung sebelumnya secara berturut-turut yaitu Meuratoh Sajan (Pre-Event), Saweu Budaya (Pameran budaya dan Wisata kuliner) dan acara puncaknya yang berlangsung di Sabuga Minggu malam itu. GBA ini adalah acara akbar dari Unit Kebudayaan Aceh yang diadakan rutin 3 Tahun sekali dan pada tahun 2015 ini merupakan GBA yang ke-6 yang diketuai oleh Mauliady Satria.

"Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia, sponsor, dan media partner serta elemen lapisan masyarakat yang telah membantu menyukseskan acara ini, semoga GBA selanjutnya semakin baik," tutur Satria dalam sambutannya.

-

Arsip Blog

Recent Posts