Kenalkan Budaya Lokal, Libatkan Mahasiswa Asing

Yogyakarta - Upaya pengenalan dan pelestarian budaya terus dilakukan. Salah satunya dalam kegiatan yang bertajuk AIESEC Faculty #2 Fun, Art, Culture and Charity. Kegia-tan yang mengemas kekayaan seni budaya Indonesia ini digelar Kamis malam (26/2) bertempat di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta (TBY).Ketua Faculty #2 Andre Benito mengungkapkan kegiatan ini mer-upakan upaya pelestarian kekayaan seni budaya Indonesia. Uniknya, metode yang digunakan adalah mengajak para mahasiswa asing belajar kebudayaan Indonesia.”Sesuai misi, maka AIESEC selalu mengangkat isu budaya lokal. Tapi kita ingin kampanye yang tidak biasa dan terlihat berbeda. Sehingga dalam kesem-patan ini melibatkan para maha-siswa asing,” kata Andre.

Dipilihnya mahasiswa asing, lanjut Andre, merupakan bentuk provo-kasi positif, di mana keinginan un-tuk belajar para mahasiswa asing ini cukup tinggi. Terutama dalam mempelajari ragam kesenian dae-rah yang dimiliki Indonesia.Harapannya, dengan pola ini dapat memancing generasi muda untuk mengenal dan mempelajari kese-nian dan kebudayaan Indonesia secara serius. Dalam kesempatan ini, setiap mahasiswa asing menam-pilkan kesenian mulai dari ketoprak, seni musik dan seni tradisi.”Harapannya menjadi cambuk agar generasi muda kita tergelitik. Meski ada kendala bagi para ma-hasiswa asing ini untuk belajar. Terutama kendala bahasa dan memahami makna dari kesenian yang dipelajari,” ungkapnya.

AIESEC kali ini melibatkan be-berapa mahasiswa asing khususnya dari Asia. Para mahasiswa asal Ti-ongkok, Taiwan dan Thailand ini mempraktikkan ragam kesenian daerah Jogjakarta. Tentu saja dengan berkolaborasi bersama unit kegia-tan mahasiswa UGM Jogjakarta.Mulai dari Swagayogama, UKM Ketoprak FIB, dan keluarga Angklung FEB. Dalam kesempatan ini AIESEC juga menggandeng paguyuban Reog asal Jogjakarta Manggolo Mudo Pawargo Jogjakarta. Dijelaskan, Faculty #2 ini hadir dengan konsep yang unik di mana kesenian ketoprak dijadikan sebagai pengantar atau prolog pementasan. Digambarkan sosok Srikandi yang mencari hiburan karena ditinggal Arjuna. Lalu munculah ragam kesenian dari berbagai daerah di Indonesia.

Local Committee President AI-ESEC Kartika Dwi Baswara men-gungkapkan kesempatan ini juga mengakrabkan para mahasiswa. Terutama dengan media kekayaan budaya lokal. AIESEC memiliki misi development dan leadership bagi pesertanya.”Tahun ini juga terwujud dalam bentuk charity social. Selain dalam bidang seni, kita juga melakukan kampanye di bidang pendidikan. Selama dua minggu pertama, para mahasiswa asing ini meng ajar di SD Negeri di Jogjakarta. Caranya dengan mengenalkan ragam ke-senian negara mereka masing-masing,” katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts