Antisipasi Kepunahan, Perlu Upaya Revitalisasi Seni Budaya

Banjar, Jabar - Untuk mengantisipasi kepunahan kesenian dan kebudayaan lokal yang ada di Kota Banjar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar mengusulkan kepada pemerintah Provinsi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar untuk segera merevitalisasi kesenian dan kebudayaan di Kota Banjar.

Dikatakan Kasie Seni dan Film Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Banjar, Aco Karso mengatakan seni budaya yang hampir punah di Kota Banjar dan harus direvitalisasi adalah kesenian hiburan sandiwara. Diera kejayaannya pada tahun 70 hingga tahun 80 hiburan sandiwara banyak dipentaskan. Namun hingga tahun 90 sampai sekarang hiburan sandiwara kalah bersaing dengan hiburan modern lainnya. Artinya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap hiburan tradisonal semakin sedikit, maka diperlukan revitalisasi baik tempat atau pun pelaku keseniannya. Demikian dijelaskan Aco Karso saat di wawancarai diruang kerjanya, Jum’at (8/5/2015).

“Masih banyak kesenian dan kebudayaan kita yang hampir punah bahkan sejumlah permainan tradisional seperti sorodot gaplok, ucing sumput, bancakan, rerebonan saat ini sudah tidak dikenal lagi oleh anak-anak kita, anak-anak sekarang lebih saat menonton televisi dan bermain game online ketimbang permainan seni budaya,” Ujar Aco. Untuk mengenalkan kembali seni budaya tradisional Pihak Disdikbud beberapa waktu lalu sudah mengirimkan sanggar seni mekar saluyu tampil di pentas sandiwara di Taman Mini Jakarta.

Tujuannya agar kesenian dan kebudayaan itu tetap hidup dan regenerasi atau pewarisan kebudayaan lokal masih digandrungi generasi saat ini. Untuk itu, Aco berharap peran serta semua elemen masyarakat, pemerintah dan legislatif memberikan anggaran untuk pelestarian seni dan budaya.

“Alhamdulilah tahun ini Disdikbud memiliki anggaran untuk membuat ruang ganti pakaian di pangung area terbuka gelar karya pemuda dibidang seni dan budaya komplek pusdai, secara in out tata pentas panggung terbuka di komplek pusdai itu sudah betul, tapi sayang belum ditunjang tempat ganti pakaian dan penyimpanan alat-alat kesenian,” ujar Aco.

Dia manambahkan, agenda kedepan setelah adanya fasilitas ruang ganti pakaian dan tempat pemyimpanan alat-alat seni budaya, pentas seni budaya baik hiburan sandiwara, seni hujungan dan kesenian tradisional lainnya yang ada di Kota Banjar akan lebih sering dipentaskan di komplek panggung terbuka pusdai.

-

Arsip Blog

Recent Posts