Siak Libatkan Konsultan Wujudkan Pembangunan Kebudayaan

Mempura, Riau - Keinginan Pemkab Siak menjadikan daerahnya sebagai pusat kebudayaan Melayu di Riau yang tertuang dalam visi dan misi, nampaknya serius dilakukan. Dalam mewujudkan pembangunan kebudayaan itu, Pemkab melibatkan konsultan dalam pembuatan dokumen grand desain Melayu untuk dijadikan acuan.

“Saya lihat, konsep pembangunan kebudayaan ini belum ada, karena itu dipandang perlu membuat grand desainnya,’’ kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, baru-baru ini.

Untuk membangun fisik dinilai tak sulit, bisa dilakukan namun untuk membangun kebudayaan, ini yang dinilai sulit, karena performance-nya tak sama. Kenapa Pemkab sangat peduli dan serius terhadap pembangunan kebudayaan Melayu ini, tak lain dikarenakan untuk menjaga dan melestarikan budaya itu sendiri, agar ke depannya dapat terpelihara dengan baik, di tengah arus globalisasi yang begitu pesat saat ini.

Di tengah minimnya perhatian terhadap pengembangan dan kebudayaan, tentunya rasa dan sikap kepedulian harus dilakukan. ‘’Kalau bukan kita siapa lagi. Apakah kita rela warisan kebudayaan ini nantinya tergerus dengan budaya luar yang sangat bertentangan dan tak relevan dengan budaya kita,’’ tambahnya.

Pembuatan grand desain ini dalam mendukung pembangunan kebudayaan harus dari sekarang dilakukan, agar ke depannya ada pedoman dan landasan untuk melakukannya. Bahkan, jika grand desain ini selesai, Pemkab juga akan membuat payung hukumnya bersama DPRD. Pembangunan kebudayaan ini sebutnya, telah jadi isu nasional dan internasional. Masyarakat dunia, saat ini telah menyadari akan kehilangan kebudayaan mereka.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan suku bangsa dan budaya, sudah sepantasnya kebudayaan ini ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi. Terlebih lagi Siak, sebagai daerah perkembangan kebudayaan Melayu, sudah harus menyiapkan pondasi dan juga memajukan dalam pembangunan kebudayaan itu sendiri.

Dalam makna luas, pembangunan kebudayaan ini, akan dijabarkan secara keseluruhan, tak hanya dari pakaian dan berpantun, namun menjangkau dalam semua aspek. Jika pada hari ini, penerapan budaya Melayu hanya pada pakaian dan juga berpantun, ke depannya berkembang lebih luas lagi. Pemkab sendiri telah memasukkan muatan kurikulum lokal terhadap pengembangan kebudayaan Melayu.

Di samping itu, peran lembaga tentunya miliki andil besar, dalam menghasilkan produk kebudayaan melalui sinergisitas bersama SKPD. ‘’Ini semua merupakan warisan untuk anak cucu dan generasi mendatang terutama di Siak,’’ sebut dia. Tentu, agar mereka mengetahui, memahami dan menggunakan budayanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan sehari-hari.

-

Arsip Blog

Recent Posts