Tarian Kolosal Matah Ati akan Tampil di Malaysia

Kuala Lumpur, Malaysia - Tarian Kolosal, Matah Ati yang bercerita tentang perjuangan dan pencarian cinta wanita Jawa saat berjuang melawan penjajah Belanda akan ditampilkan di Kuala Lumpur, Malaysia, awal Mei Mendatang.

Pagelaran yang melibatkan pihak Indonesia dan Malaysia ini akan berlangsung di Pentas Istana Budaya, Kuala Lumpur, pada 7-9 Mei, mulai pukul 20.30 waktu Malaysia.

Pagelaran sendratari Matah Ati hasil karya Atilah Soeryadjaya ini terinspirasi oleh Langendriyan yang merupakan karya Raja Mangkunegoro IV. Langendriyan adalah tarian klasik dalam gaya Mangkunegaran disertai dengan lagu-lagu Jawa sebagai bentuk ekspresi visual.

Dalam cerita tersebut, Rubiah, seorang gadis desa yang mendampingi Raden Mas Said (Pangeran Sambernyowo) ikut berjuang melawan penjajah Belanda.

Atilah saat jumpa pers di Kuala Lumpur menjelaskan bahwa pagelaran Matah Ati di Malaysia ini sebenarnya sudah tahun lalu dirancangnya, namun baru tahun ini bisa terlaksana.

"Baru setelah mengadakan pembicaraan dengan Ibu Tiara Jacquelina, dari Enfiniti Event Organizer, keinginan mementaskan Matah Ati di Kuala Lumpur bisa terealisasikan,"ungkapnya.

Atila menyampaikan bahwa pemain dan setting pagelaran ini hampir sama dengan pementasan di Singapura, Jakarta dan Solo.

Untuk pagelaran di Kuala Lumpur, akan dibawa properti sekitar 20 ton dengan hampir 70 pemain dan bahasa pengantarnya tetap menggunakan bahasa aslinya, yakni bahasa Jawa.

Sementara itu, Penata Artistik Matah Ati, Jay Subyakto mengharapkan pementasan di Kuala Lumpur ini dapat terjadi pertukaran serta komunikasi seni oleh pelaku seni kedua negara.

"Melalui pagelaran ini akan terjadi pertukaran dan komunikasi antar pelaku seni Indonesia dan Malaysia," ungkapnya.

Dukungan KBRI

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno menambahkan bahwa pihaknya akan senantiasa memberikan dukungan atas terselenggarakan kegiatan seni budaya yang melibatkan kedua negara.

"Kita (KBRI) akan bantu agar pagelaran ini sukses. Termasuk memberikan penggunaan gamelan Pelog yang dimiliki KBRI untuk kegiatan tersebut," ucapnya.

Dikatakannya, pagelaran ini juga sebagai wujud silahturahmi masyarakat kedua negara yang ditakdirkan bertetangga dekat.

"Silahturahmi tidak saja dilakukan pada tingkatan pemimpin kedua negara, tapi juga termasuk antar seniman," kata Dubes Herman.

KBRI juga akan turut mempromosikan pagelaran ini agar semakin banyak masyarakat kedua negara yang menyaksikannya.

-

Arsip Blog

Recent Posts