Cirebon Tuan Rumah Festival Keraton Nusantara 2017

Cirebon, Jabar - Kesultanan Kasepuhan Cirebon diproyeksikan sebagai tuan rumah Festival Keraton Nusantara (FKN) XI Tahun 2017 mendatang.

Menurut Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, rencana itu sebagaimana Keputusan Musyawarah Raja, Sultan, dan Pemangku Adat Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) Tahun 2014.

Keputusan itu dihasilkan setelah melalui musyawarah para raja, sultan, dan pemangku adat, pada FKN IX di Kesultanan Bima, 9 September 2014.

“Dalam musyawarah itu, salah satunya disepakati dan disetujui penyelenggaraan Festival Keraton Nusantara XI Tahun 2017 di Kesultanan Kasepuhan Cirebon,” ungkap Arief, kemarin.

FKN selama ini memang diselenggarakan secara bergantian di daerah yang memiliki keraton. Sebelum itu, FKN X Tahun 2016 sendiri rencananya digelar di Kesultanan Kutaringin, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Selain itu, hal lain yang disepakati dan disetujui dalam musyawarah tersebut berupa penyelenggaraan Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara II Tahun 2015 di Kesultanan Ternate, Maluku Utara. Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara merupakan kegiatan selang waktu antara pelaksanaan FKN.

Rencananya, FKN XI dilaksanakan pada 1-5 September 2017. Pihaknya mengharap dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Dikatakannya, Cirebon sebelum ini pernah menjadi tuan rumah FKN II Tahun 1997 yang dibuka Wakil Presiden RI Tri Sutrisno.

“Kami membutuhkan dukungan Pemprov maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, maupun pemerintah daerah lain di Wilayah Cirebon untuk mengulang kesuksesan FKN II silam pada FKN XI nanti,” tuturnya.

Dia menyebutkan, hal krusial yang harus disiapkan berupa penataan Kota Cirebon sebagai tuan rumah. Penataan terutama dipandang penting di kawasan yang mengandung nilai sejarah, seperti Alun-alun Keraton Kasepuhan, Gua Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, maupun Keraton Kacirebonan.

FKN, lanjut dia, merupakan salah satu wujud pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Keraton dipandang sebagai pusat segala aktivitas sosial kemasyarakatan yang dihuni berbagai etnis dengan latar belakang, budaya, agama, yang berbeda.

Tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa, kebanggaan, serta kemanfaatan nasional, tegas dia, perlu tetap dipelihara dan dibina.

“FKN ini untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, semangat perjuangan, dan cinta tanah air. Selain itu, memelihara kelestarian budaya dalam kesinambungan pembangunan bangsa,” tambah dia.

-

Arsip Blog

Recent Posts