Dugder dan Kirab Potensi Pangan Sambut Ramadhan di Semarang

Semarang, Jateng - Kemeriahan kirab budaya Dugderan setiap tahunnya memang tidak pernah surut. Tradisi jelang bulan Ramadhan itu, selalu dinanti-nanti masyarakat Kota Semarang sebelum menjalankan ibadah puasa.

Rangkaian puncak prosesi dugderan diawali di Lapangan Simpang Lima. Ribuan peserta karnaval mulai pelajar tingkat TK, SD, SMP serta peserta perwakilan dari 16 kecamatan se-Kota Semarang sejak pagi sudah memadati lapangan, Senin (15/6).

Mereka kemudian menampilkan berbagai kreasi penampilan dengan aksesoris warak ngendok, kembang manggar serta atraksi drumb band dan lain sebagainya.

Selain karnaval dugder, diselenggarakan juga Kirab Potensi Pangan 2015. Kirab ini dimeriahkan dengan 60 mobil hias yang menampilkan potensi pangan dari 16 kecamatan dan SKPD Kota Semarang.

Dengan Kirab potensi pangan, dapat membangun Kota Semarang sebagai kota agropolitan dan kreatif. Berbagai potensi Kota Semarang ini, diharapkan dapat memacu kreativitas dalam mengolah potensi pangan yang dimiliki masing-masing wilayah yang ada di Kota Semarang.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Kesra, Ayu Entys dalam membacakan sambutan Walikota Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, Karnaval Dugder dan Kirab Potensi Pangan 2015 ini mengapresiasi penampilan hebat-hebat peserta karnaval. “Semua itu adalah sesuatu yang membanggakan dimana generasi penerus bangsa memiliki kedisiplinan, kecintaan yang tinggi terhadap budaya dugder dan senang akan datangnya bulan suci Ramadhan. Ini harus kita pertahankan untuk menanamkan rasa handarbeni dan cinta terhadap budaya Kota Semarang,” ungkap Ayu Entys.

Sebagai tradisi budaya khas Semarang, katanya, dugderan mengandung makna ungkapan suka cita, khususnya kaum muslim akan datangnya bulan suci Ramadhan. “Yang lebih penting adalah even dugderan ini mengandung makna kebersamaan dan semangat mengangkat kearifan budaya lokal yang digambarkan dengan ikon warak ngendog,” terangnya.

Menurutnya, ikon ini menyiratkan adanya kebersamaan, kerukunan dan guyubnya masyarakat Kota Semarang tanpa melihat etnis atau latar belakang budaya maupun agama. “Intinya karnaval ini bukan hanya sekedar arak-arakan saja, namun menjadi salah satu cerminan keberagaman yang ada di Kota Semarang namun tetap rukun dan guyub,” jelasnya.

Pihaknya berpesan kepada seluruh peserta dapat mengikuti even karnaval dugderan ini dengan penuh sukacita dan semangat serta dapat memanfaatkannya sebagai sarana memperbanyak teman dan bersilaturahim.

Selain itu, seluruh peserta agar semakin mencintai budaya Kota Semarang sekaligus mempersiapkan diri memasuki bulan suci Ramadhan 1436 Hijriyah.

-

Arsip Blog

Recent Posts