Siak Jadi Tujuan Wisata Religi

Siak, Riau - Wisata religi di Kabupaten Siak, bukan hal yang baru. Selain wisata sejarah dan budaya serta alam, para pelancong dapat menikmati wisata religi di Negeri Istana ini. Aktivitas religi di Siak tak pernah terelakkan sedikitpun, baik itu dalam perayaan hari besar keagamaan Islam maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Adalah Masjid Sultan Syarif Hasyim Islamic Centre yang menjadi pusat aktivitas keagamaan oleh warga maupun pemerintah. ‘’Sejak awal, Siak dikenal sebagai wilayah yang sangat religius. Hal ini diakui oleh kabupaten/kota di Riau dan provinsi tetangga Sumbar. Orang Sumbar menjuluki Siak orang alim,’’ kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, baru-baru ini.

Dalam setiap kunjungan ke Siak ini, acapkali tujuan utama mereka adalah menikmati wisata religi yang sampai saat ini masih terus dilakukan, dan seakan menjemput rindu di sini. Syamsuar menambahkan, implementasi dari visi dan misi saat terpilih jadi kepala daerah, dalam pandangannya memajukan sektor pariwisata dilakukan melalui helat, baik itu olahraga, seni dan budaya, serta membenahi obyek yang ada.

Dari Siak ini, lanjut dia, akan membuka jendela dunia, bahwa ada satu daerah dibelahan bumi ini yang memiliki obyek wisata sejarah dan budaya peninggalan sejarah yang sampai saat ini terjaga. ‘’Kami memiliki motto, Siak The Trully Malay didasari dengan filosofi bahwa Melayu yang sebenarnya itu ada di Siak,’’ tambah dia.

Sebagai bukti dan warisan kebudayaan Melayu itu masih terus terjaga dan dapat dilihat secara nyata. Tak hanya fisik (bangunan) semata, namun benda-benda dan aksesoris peninggalan itu juga masih ada.

Di samping itu, Masjid Raya Syahbuddin, sudah tak asing lagi bagi warga Siak. Masjid peninggalan kesultanan ini masih terus terjaga dan juga jadi obyek wisatawan untuk menikmati wisata sejarah, dan religi di masjid ini.

Di masjid ini aktivitas keagamaan tak pernah henti dilakukan, baik itu menyambut hari besar keagamaan maupun hari biasa. Tak jarang wisatawan selalu menyempatkan diri untuk menunaikan salat sunat dan wajib di masjid ini, sekaligus ziarah ke makam sultan yang berada di samping.

Masjid yang dibangun pada 1926 semasa kejayaan Kerajaan Siak di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Qasim II. Di samping masjid inilah jasad Sultan Syarif Qasim II dan para permaisurinya dikebumikan. Karena itu, tempat ini kerap dikunjungi wisatawan. Selain ingin menikmati keindahan masjid, mereka juga ziarah ke makam sultan.

-

Arsip Blog

Recent Posts