Permainan Bedil Bambu Menghilang

Bangka, Babel - Dentuman meriam minyak tanah dari bambu atau bedil bambu, sejak beberapa tahun belakangan tidak terdengar lagi di wilayah Pangkalpinang dan daerah lainnya.

Padahal permainan khas anak-anak Melayu ini medio tahun 2000 an merupakan bagian dari semaraknya bulan ramadhan.

Permainan tradisional ini biasanya dimainkan kala menunggu waktu berbuka puasa atau usai sholat tarawih.

Kini dentuman tersebut berganti dengan bunyi petasan.

"Saya sudah tidak mendengar lagi ada suara khas Bedil Bambu di Pangkalpinang. Ini sudah sekitar lima tahun ini kalau tidak salah,‎" ungkap Yadi warga Pangkalpinang, Senin (29/6).

Menurutnya, ada kerinduan tersendiri akan permainan Bedil Bambu saat bulan ramadhan, soalnya permainan ini merupakan bagian dari masa kanak-kanaknya bersama teman-teman saat kecil.

Ia masih ingat bagaimana ia berlomba menciptakan suara dentuman yang besar dari Bedil Bambu.

Makin besar bambu yang digunakan, semakin besar dentuman yang dihasilkan.

"Mungkin karena sudah sulit mencari bambu dan minyak tanah‎. Kalau dulu kita masih mudah mencari bambu. Sekarang sulit mencari bambu, apalagi yang ukuran besar," jelasnya.

Yadi mengungkapkan salah satu kenangan yang tidak bisa dilupakan adalah insiden terbakarnya alis mata atau rambut saat memainkan permainan bedil bambu.

"Ini rambut pernah habis kena api saat main bedil," ungkapnya seraya tertawa.

Randi, warga Bangka Tengah mengungkapkan di Desa-desa di wilayah Bangka Tengah permainan Bedil Bambu juga sudah menghilang.

"Saya sering jemput istri dari Pangkalpinang malam-malam. Nggak pernah lagi dengar suara Bedil Bambu. Kangen juga mendengarnya karena teringat masa kecil," ungkap Randi.

Ia berharap pihak pemerintah daerah dapat melestarikan permainan anak-anak Melayu saat bulan ramadhan tersebut.

"Sayang kalau tidak dilestarikan. Nanti anak-anak kita hanya tau ceritanya saja. Padahal ini bagi kita merupakan bagian dari bulan ramadhan," imbuhnya.

Menurut Randi, selain Bedil Bambu, ada tradisi ramadhan yang kini juga ikut menghilang yaitu tradisi selikuran pada malam 21 ramadhan.

"Dulu kita masaih ada tradisi selikuran. Sekarang sepertinya sudah jarang. Kalaupun masih ada itu di wilayah Bangka Barat," ungkapnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts