Seni Karawitan Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Kudus, Jateng - Irama gamelan lancaran mengalun merdu di balik bangunan tua bekas sekolah itu. Belasan anak usia Sekolah Dasar Negeri 2 Undaan Lor, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, pagi itu berlatih bermain seni Karawitan.

Di tangan kecil mereka, permainan gending Jawa yang terkenal rumit itu bisa berubah menjadi alunan musik yang halus nan cantik. Bagi Diva Rizki Ardianto,bermain alat musik gamelan dalam seni karawitan memberikan efek positif bagi dirinya, “Saya jadi lebih percaya diri,” kata Diva, Kamis, 25 Juni 2015.

Bertugas sebagai penabuh gendang, bocah berusia 11 tahun itu mengaku bermain alat musik tradisional ini bisa melatih kesabaran dia. “Saya dituntut harus sabar dan fokus dengan permainan gamelan yang dimainkan teman. Kalau tidak nanti tabuhannya tidak pas,” ujar siswa yang baru lulus SD tersebut.

Bermula dari ajakan gurunya untuk mengikuti lomba tingkat Kabupaten. Diva mengikuti pelatihan seni Karawitan sejak kelas 4‘SD. Tak disangka pertunjukan perdananya itu bisa memenangi kompetisi lomba seni Karawitan se-Kabupaten Kudus dan keluar sebagai pemenang juara tiga.

Hasil yang berbuah manis itulah yang menjadi dasar dari keinginannya untuk menjadi seniman pengawit di masa depan. Ia berharap bisa melanjutkan sekolahnya agar cita-citanya tersebut dapat terwujud.

Apalagi selama berlatih seni Karawitan, Diva bisa bertemu dengan teman-temannya dan itu merupakan momen yang menyenangkan baginya. “Kami di sini berlatih tapi juga bermain dan bertemu teman-teman merupakan hal yang menyenangkan,” ujar Diva.

Tak hanya berlatih gamelan dan seni karawitan, siswa SD yang berlatih juga diberi informasi mengenai seni karawitan dan perkembangannya kini di Indonesia. Konon dari kaca mata sejarah, ini merupakan seni asli Indonesia yang telah ada jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu.

Sayang dengan seiring berjalannya waktu. Seni karawitan dan gamelan Jawa justru tengah populer di kalangan masyarakat Eropa dan Amerika.

Berawal dari keprihatinan itulah, Fandelan, yang merupakan pensiunan pemain karawitan tergerak menjadi seorang pengajar seni karawitan dari sekolah ke sekolah. Ia berharap dengan ilmunya tersebut bisa menumbuhkan rasa cinta seni pada anak-anak.

“Pelajaran seni itu sangat baik tidak hanya tentang eksistensi seni saja. Tetapi memberikan efek besar bagi tumbuh kembang anak,” kata pria berusia 63 tahun itu.

Ia menyebutkan ada banyak dampak positif yang akan diterima anak-anak jika diajarkan seni sejak dini. Selain mengenalkan kekayaan budaya dalam negeri, pelajaran seni ternyata dapat menumbuhkan rasa percaya diri mereka.

Bahkan dari beberapa siswa didiknya itu diketahui memiliki nilai yang memuaskan dalam prestasi di sekolah, “Ini artinya rasa percaya diri mereka menumbuhkan rasa ingin belajar lebih, lagi dan lagi,” ujar Fandelan.

-

Arsip Blog

Recent Posts