Beragam Atraksi Budaya Meriahkan Festival Mentaram

Mataram, NTB - Beragam atraksi budaya ikut memeriahkan "Festival Mentaram" yang diselenggarakan di sepanjang jalan Langko, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (8/8/2015). Festival Mentaram diawali dengan tarian masal melibatkan 1500 penari yang terdiri dari para pelajar dan pelaku seni dari berbagai sanggar tari di Kota Mataram.

Tarian masal yang diberi judul "Reramputan Paer Bawaq Kote Mentaram" ini memuat cerita legenda mengenai putri kerajaan cantik jelita yang sempat hilang terbawa angin dan diselamatkan oleh seorang pangeran. Legenda ini dikenal dengan Legenda Dende Seleh.

Selain tarian masal, berbagai atraksi seni dan budaya ikut memeriahkan Festival Mentaram. Seperti rudat yaitu tarian dengan gerakan pencak silat. Tarian ini merupakan tarian tradisional suku Sasak yang biasanya dibawakan untuk menyambut tamu.

Selain itu, dalam festival juga disuguhkan peresean yang merupakan seni adu ketangkasan dengan menggunakan alat pukul rotan dan perisai, nyongkolan atau tradisi masyarakat Sasak merayakan pernikahan dengan arak-arakan di jalan raya, dan gendang beleq atau musik tradisional Lombok. Ada pula ngurisan yaitu tradisi mencukur rambut bayi yang baru lahir dan praje atau sunatan yang merupakan tradisi mengarak anak yang akan dikhitan.

Selain seni dan tradisi masyarakat suku Sasak, beberapa kesenian dari daerah lain juga ditampilkan. Seperti Reog Ponorogo, tradisi potong gigi, Rimpu yaitu pakaian dari Bima, tari-tarian dari Sumbawa serta pertunjukan barongsai.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Abdul Latief Najib mengatakan, Festival Mentaram yang baru diadakan kali pertama ini nantinya akan dijadikan agenda tahunan pemerintah Kota Mataram yang akan dilaksanakan setiap bulan Agustus.

"Saya harap dengan pencanangan yang dilakukan Wali Kota Mataram Ahyar Abduh hari ini, maka Festival Mentaram akan menjadi kalender event setiap tahunnya," kata Latief.

Selain menyedot antusias masyarakat lokal dan mancanegara, pihaknya berharap festival ini nantinya dapat menggerakan seluruh stake holder di bidang pariwisata seperti travel agent, biro jasa, penerbangan, dan hotel.

"Kita berikan kesempatan masyarakat lokal yang mau mengeluarkan potensi yang ada. Enam kecamatan potensinya luar biasa. Kita punya ngurisan, nyongkolan, bekikir, tinggal kita kemas menjadi atraksi," kata Latief.

-

Arsip Blog

Recent Posts