Dipamerkan, Surat Kabar Melayu Terbitan Amsterdam 1897

Malang, Jatim - Surat kabar berbahasa Melayu terbitan Amsterdam Belanda, Pewarta Boemi, dipamerkan di gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang, Rabu, 16 Agustus 2015. Surat kabar edisi 2 Juni 1897 yang dibingkai dalam kaca itu berjudul "Radja Koetai di Nederland". Surat kabar ini melaporkan kunjungan Raja Kutai yang tengah bertemu dengan para bangsawan Kerajaan Belanda.

"Surat kabar ini saya peroleh di Jakarta," kata kolektor naskah klasik, Erwin Dian Rosyidi. Surat kabar Pewarta Boemi juga menjelaskan apa saja yang diperbincangkan dalam pertemuan itu.

Pewarta Boemi terbit pada 1890 dan dikelola mantan Asisten Residen Y. Strik. Ia adalah guru bahasa Melayu di sekolah pertanian. Pewarta Boemi bukan surat kabar pertama berbahasa Melayu yang terbit di Belanda. Sebelumnya, surat kabar Bintang Utara terbit pada 1856 di Rotterdam, Belanda. Redaksi dikelola P.P. Roorda van Eysinga.

Erwin juga memajang sejumlah naskah klasik lain dalam Pameran Naskah Klasik Nusantara ini. Total 12 koleksi naskah dan kitab kuno yang ditulis pada 1700-1800 miliknya dipamerkan. Erwin juga memamerkan surat kabar Persatoean Indonesia yang diterbitkan PNI pada 20 Januari 1931.

Untuk mendapatkan naskah kuno itu, Erwin berkeliling Nusantara. Menurut dia, naskah itu tak ternilai harganya. Erwin juga memajang naskah kuno Surat Darmogandhul Gatholotjo yang dibuat pada 1800. Ada yang menafsirkan, pengarangnya adalah Ronggo Warsito yang menggunakan nama samaran Ki Kalam Wadi. Nama itu artinya rahasia atau kabar yang dirahasiakan.

Pameran naskah klasik ini diselenggarakan Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya. Pameran tersebut menghadirkan naskah klasik, buku, dan surat kabar kuno koleksi Perpustakaan Bung Karno Blitar, Yayasan Sastra Lestari, Pusat Studi Peradaban UB, Museum Mpu Tantular, dan koleksi pribadi Erwin Dian Rosyidi.

"Pameran ini untuk mendidik masyarakat mengenal kitab atau naskah klasik," ujar Wakil Ketua Studi Peradaban UB, Jazim Hamidi. Menurut dia, naskah klasik ini menunjukkan kebudayaan dan perkembangan sastra di Indonesia. Selain itu, naskah klasik merupakan peninggalan sejarah yang harus dilestarikan.

-

Arsip Blog

Recent Posts