SIPA Bisa Jadi Etalase Seni Indonesia

Jakarta - SIPA atau Solo International Performing Arts adalah sebuah ajang pergelaran seni budaya berskala international dengan materi berupa seni pertunjukan. Sedangkan pertunjukan yang dimaksud wilayah genre seninya mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni teater dan atau tidak menutup kemungkinan melebar ke wilayah seni yang lain. Melalui SIPA, warga dunia dapat menndapat gambaran tentang kekayaan seni yang hidup di Indonesia. Ya, SIPA pada akhirnya bisa menjadi salah satu etalase seni Indonesia.

SIPA 2015 ini akan mengusung konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya dimana puncak acara SIPA akan dimeriahkan dengan pesta budaya Korea yang berjudul Korean Cultural Night. Nantinya akan penampilan berbagai kesenian dari negara yang mayoritas artisnya tengah digandrungi anak muda Indonesia.

Dipilihnya pesta budaya Korea sebagai acara puncak sekaligus penutupan SIPA karena remaja di Indonesia termasuk Solo tengah gandrung dengan budaya Korea. Kesenian yang akan dimainkan beberapa orang delegasi dari Korea dan sejumlah mahasiswa Indonesia yang pernah bersekolah di Korea. Selain pertunjukan, ada juga pameran tentang kebudayaan Korea diantaranya kerajinan, pakaian tradisional, dan lainnya.

SIPA atau Solo International Performing Arts adalah sebuah ajang pergelaran seni budaya berskala international dengan materi berupa berbagai seni pertunjukan antara lain seni tari, seni musik, seni teater, dan seni pertunjukan lainnya. Solo International Performing Art adalah pergelaran seni budaya yang bertaraf internasional tidak hanya diikuti oleh peserta dari dalam negeri saja tetapi juga peserta dari luar negeri seperti dari Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, Thailand, Korea, Filipina, Malaysia, Singapura, dan juga Myanmar.

Melalui pendekatan seni pertunjukan, SIPA 2015 akan menggali kekuatan dunia kontemporer melalui beragam seni pertunjukan yang sudah menjadi tradisinya selama ini. Seni tari, musik, teater dan wilayah seni yang lain akan hadir untuk mengungkap tentang kekuatan dunia kontemporer. Acara Solo International Performing Art (SIPA) 2015 akan berlangsung pada 10-12 September 2015 di Benteng Vastenberg Solo.

Pada semabutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan menyatakan "Solo International Performing Arts" (SIPA) memberi ruang dunia untuk mengapresiasi seni dan budaya Indonesia.

"Indonesia mempunyai kekayaan luar biasa di bidang seni budaya. Oleh karena itu, biarkan dunia mengapresiasi, lalu menyerap seni dan budaya Indonesia," katanya dalam pembukaan SIPA VII di Benteng Vastenburg Solo, Kamis Malam, seperti dikutip Antara.

Dia mengharapkan SIPA dan kegiatan seni budaya lain kian menunjukkan posisi Indonesia di dunia internasional. Partisipasi delegasi seni pertunjukan dari Korea, Rusia, Perancis, Jerman, dan Singapura itu, menurut Menteri, menunjukan pengakuan dunia internasional terhadap eksistensi SIPA.

"Saya melihat kegiatan SIPA juga menjadi ekspresi masyarakat Solo. Seni dan budaya bukan lagi bagian dari penghidupan masyaraat, melainkan menjad bagian hidup warga Solo dan bangsa Indonesia," kata mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.

SIPA digagas tujuh tahun lalu ketika Joko Widodo, yang kini menjadi Presiden Indonesia, menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"SIPA lahir dari spirit seni pertunjukan sebagai instrumen kota yang sekaligus memberi ruang ekspresi serta interaksi antarmasyarakat," katanya.

Pembukaan SIPA 2015 yang diawali dengan penampilan seniman Fajar Satriadi dan Sanggar Semarak Candra Kirana itu sukses memukau ribuan penonton. Penampilan seni pertunjukan berjudul "Mandala Gula Klapa" memang memukau, bahkan terlihat spektakuer sehingga memicu penonton memberikan aplaus panjang.

Apresiasi serupa juga ditunjukkan oleh para penonton dari luar negeri, seperti rombongan dari Korsel yang berada baris VIP.

Dedikasi panjang Fajar Satriadi dalam seni pertunjukan menjadikan dirinya didaulat sebagai maskot SIPA 2015.

Penataan panggung dan video "mapping" serta pencahayaan yang gemerlap menambah suasana panggung megah menjadi lebih menakjubkan. Percikan cahaya dari kembang api yang dinyalakan oleh ribuan penonton juga menambah meriah permbukaan SIPA.

SIPA pada hari pertama menampilkan grup "Dance Horison Troupe" dari Singapura dilanjutkan Phonix Dance asal Semarang, kemudian seniman Ayo Sunaryo asal Bandung, Bale Seni Ciwasiat (Banten), dan Rianto Dewandaru (Banyumas).

-

Arsip Blog

Recent Posts