Rumah Tudung Manto dan Rumah Sagu Dibangun di Daik

Lingga, Kepri - Setelah ditetapkannya sebagai warisan budaya Indonesia bulan September 2015 lalu, kerajinan Tudung Manto khas Daik, Kabupaten Lingga kembali mendapat perhatian serius pemerintah pusat. Untuk tahun 2015, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga akan mendapat bantuan pembangunan Rumah Terampil Tekat Tudung Manto dan Rumah Sagu.

Perhatian serius pemerintah tersebut untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan nilai ekonomi, dan membuka pekerjaan. Tentunya juga sejalan dengan pelestarian warisan kebudayaan di Bunda Tanah Melayu. Hal tersebut dibenarkan Said Asy’ari, Lurah Daik yang ditemui Batam Pos, di ruang kantornya, Kamis (22/10) sore.

“Tahun ini, kita dapat bantuan pusat. Pembangunan fasilitas Rumah Terampil Tekat Tudung Manto yang menjadi warisan budaya kita. Selain itu, kita juga dapat bantuan Rumah Sagu, yang nanti akan menjadi tempat kuliner pengolahan sagu yang menjadi komoditi pertanian di Daik Lingga,” ungkap Ari.

Untuk lokasi pembangunan Rumah Terampil Tudung Manto, setelah dilakukan pertemuan dengan masyarakat, disampaikan Ari, akan dibangun di Kampung Mentok. Sedangkan Rumah Sagu, akan di bangun di Kampung Melukap.

“Jadi lokasi sudah kita tetapkan. Di Kampung Mentok, selama ini ibu-ibu rumah tangga banyak yang berprofesi sebagai pengrajin. Jadi sangat cocok di sana. Begitu juga Rumah Sagu yang nanti akan kita bangun di Melukap. Nanti akan menjadi tempat pengolahan kuliner makanan yang berbahan baku sagu,” jelasnya.

Dijelaskan Ari lagi, Rumah Tekat Tudung Manto tersebut, nantinya akan menjadi galeri. Begitu juga dengan pelatihan dan menjadi salah satu pekerjaan bagi masyarakat Daik Lingga. Sejauh ini, dituturkan Ari, kerajinan Tudung Manto khas Daik, cukup populer hingga ke negara tetangga Malaysia yang notabennya berbangsa melayu. Tudung Manto juga memiliki nilai jual yang tinggi, hingga Rp 17 juta dan kini menjadi salah satu item antaran perkawinan orang melayu.

“Di situ nanti jadi pusat pelatihan. Akan menjadi pekerjaan, ekonomi kreatif yang memiliki nilai budaya dan tentunya menjadi pekerjaan ibu-ibu rumah tangga. Sekarang, semua tergantung keseriusan masyarakat pelakunya. Ini juga membutuhkan promosi dan pemasaran nanti. Kita berharap, hal ini disuport penuh pemerintah daerah dan provinsi Kepri khususnya,” papar Ari lagi.

Pembangunan fasilitas ini, tutur Ari akan terus berlanjut. Kedepan, akan dibuatkan lagi pelatihan. Untuk pembangunan fasilitas, yang merupakan Program peningkatan kesejahteraan keluarga pemberdayaan masyarakat pembangunan infrastruktur ekonomi (PKKPMIE) dari Kementerian Desadan Dderah Tertinggal, Kelurahan Daik tahun 2015 mendapat kucuran dana sebesar Rp 600 juta.

“Kita harapkan, dengan adanya Rumah Tudung Manto dan Rumah Sagu, dan keseriusan masyarakat, kebudayaan kita dapat terpelihara. Sejalan dengan pembangunan ekonomi yang baik tentunya. Kegiatan ini akan berlanjut, setelah pembangunan, nanti akan ada pelatihan,” tutupnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts