Kartius: Anggarkan Pembangunan Rumah Melayu

Ketapang, Kalbar - Penjabat (Pj) Bupati Ketapang Kartius SH MSi meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD Kabupaten Ketapang, agar menyediakan anggaran untuk pembangunan rumah Melayu pada APBD tahun depan. Hal ini, menurutnya, dikarenakan rumah adat Dayak sendiri sedang dibangun sebagai bentuk pelestarian budaya dan menjaga kearifan lokal di Bumi Ale-ale ini.

"Saya minta kepada Ketua DPRD dan Kadis Budparpora agar tahun depan diangggarkan dana pembangunan rumah adat Melayu," pesan Kartius saat membuka Festival Keraton Matan Tanjungpura ke-4 tahun 2015, di Keraton Matan Gusti Muhammad Saunan Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong, kemarin.

Usulan pembangunan rumah adat Melayu yang dilontarkan dia dengan alasan jika di Kabupaten Ketapang terdapat Keraton Matan yang telah berusia lebih dari 200 tahun. Sementara, dia menambahkan, rumah Melayu khas Ketapang belum ada, sedangkan rumah adat Dayak saat ini sedang dibangun di jalan lingkar kota.

Dia menyarankan agar pembangunan rumah Melayu lokasinya tidak jauh dari Keraton Matan. Harapan dia agar bangunan tersebut kelak dapat menjadi destinasi wisata sejarah di Kabupaten Ketapang. Dengan demikian, dia yakin para pengunjung yang datang melihat keraton dapat mengetahui juga ada rumah adat Melayu. "Cari lokasi tidak jauh dari keraton ini, juga warga jangan jual tanah mahal-mahal kalau perlu dihibahkan untuk pembangunan rumah Melayu nanti," pesan Kartius kepada warga dan tokoh masyarakat yang hadir saat itu.

Kepada pengurus Keraton Matan dan Pangeran Ratu Kertanegara Gusti Kamboja, Kartius mengucapkan terima kasih karena telah menjaga barang barang milik keraton peninggalan pendahulu, sebagai bukti sejarah di Tanah Matan ini. "Keraton ini masih ada peninggalan sejarahnya, tapi disayangkan ada dibeberapa daerah peninggalan (malah) keraton sudah tidak lengkap karena dijual," sesal Kartius.

Kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Ketapang, Kartius juga menginstruksikan agar menyusun agenda kegiatan budaya setiap tahun, sehingga menjadi agenda tetap dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui kunjungan wisata. Agenda budaya yang dimaksudkan Kartius berupa festival budaya, dimulai dari capgomeh etnis Tionghoa, kegiatan naik dango etnis Dayak, festival keraton etnis Melayu, serta banyak lagi kegiatan budaya dari etnis-stnis yang ada di Ketapang.

"Kalau ada even-even budaya setiap bulan digelar, maka hotel kita penuh, restoran kita laku, masyarakat jual bakso, cendol, juga laku," kelakar Kartius.

Diingatkan Kartius jika kalender tahunan kegiatan budaya ini sudah dilaksanakan di Provinsi Kalbar. Kegiatan budaya itu sendiri, menurut dia, dimaksudkan dalam upaya pemerintah agar tetap melestarikan budaya, serta menjaga kearifan lokal. Di samping itu, dia menambahkan, juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, bahkan dapat mendongkrak pendapatan asli daerah di sektor pariwisata.

-

Arsip Blog

Recent Posts