Bandung, Jabar - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dinilai tidak konsisten menjalankan Perda Nomor 05 Tahun 2012 dan Kepwal nomor 059 Tahun 2013. Pelaku seni budaya tradisional Kota Bandung harus berjuang sendiri menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional.
Puluhan kesenian dan kebudayaan tradisional di Kota Bandung, menurut Ketua Bidang Seni Budaya Kompepar (Kelompok Penggerak Pariwisata) Kota Bandung, Wawan Supriadi, diambang kepunahan dan mati suri. “Pemkot Bandung dalam 10 tahun terakhir seakan tutup mata dan telinga terhadap kondisi pelaku seni dan kesenian serta kebudayaan tradisional di Kota Bandung, padahal nyata-nyata Pemkot Bandung membuat Perda Nomor 05 Tahun 2012 dan Kepwal nomor 059 Tahun 2013 untuk melestarikan seni budaya warisan leluruh masyarakat sunda, tapi nyatanya dilapangan tidak ada realisasi,” ujar Wawan pada launching Kampung Wisata Kreatif, Sabtu (21/11/2015) bertempat di Saung Budaya Eco Bambu, Jalan Cipaku, Kel. Ledeng, Kec. Cidadap Kota Bandung.
Dikatakan Wawan, sejumlah kesenian tradisional asal Kota Bandung dulu pernah membawa nama harum Kota Bandung, Jawa Barat maupun Indonesia. Selain kesenian Angklung, juga berbagai aneka tarian seperti ketuk tilu dan tayuban, serta seni mamaos (Cianjuran), wayang golek, wayang cepak dan wayang kulit, kacapi janaka, bodoran, sandiwara sunda, badawang dan lainnya, pernah mengharumkan nama Kota Bandung.
Terhadap kondisi seni budaya tradisional tersebut menurut Wawan, Pemkot Bandung seakan tutup mata tutup telinga. Salah satu contoh rangkaian peringatan hari jadi Kota Bandung ke 205 yang dilaksanakan sejak 25 September 2015 hingga akhir November ini di setiap akhir pekan selama hampir tidak menampilkan seni budaya tradisional.
“Demikian pula halnya dengan pembangunan ruang publik untuk dipergunakan masyarakat Kota Bandung. Tapi peruntukan tidak serta merta untuk pengembangan seni budaya dengan latarbelakang tradisional,” ujar Wawan, yang berharap Pemkot Bandung memperkuat komitmennya untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com
