Ratusan Orang Menari di Tugu Pengantin

Bandarlampung, Lampung - Sebanyak 250 penari menari di kawasan Tugu Pengantin di Kota Bandarlampung, Lampung, Sabtu (12/12) malam. Ratusan penari itu tampil dalam rangka pentas road show Pelangi Seni Budaya 2015 yang digelar DKL.

"Kehadiran ratusan penari di ruang terbuka seperti itu adalah wujud reaksi spontan seniman tari agar lebih dekat dengan masyarakat daerah ini," ujar Sekretaris Dewan Kesenian Lampung (DKL), Bagus S Pribadi, Minggu (13/12/2015).

Rangkaian acara road show yang berlangsung sejak awal Desember itu akan berlangsung hingga enam hari ke depan. "Puncaknya tanggal 19 Desember, pukul 19.30 WIB, di Lapangan Korpri kantor gubernur Lampung," ungkapnya.

DKL, kata dia, berupaya menggairahkan kembali kehidupan kesenian di Lampung dengan menggelar serangkaian pentas seni di ruang-ruang publik.

Ketua Harian DKL, Heri Suliyanto, menambahkan, kegiatan itu telah diawali dengan menggelar acara Anjau Silau yang diusung Komite Seni Tradisi DKL bersama komunitas Ragom Budaya Lampung (RBL). Heri, yang juga Kepala Dinas Pendidikan Lampung itu, memaparkan, Anjau Silau merupakan tradisi ulun Lampung dalam menjalin silaturahmi dengan datang bertandang untuk saling mengunjungi kerabat atau sahabat.

"Kali ini Anjau Silau kami usung dalam bentuk silaturahmi budaya atau kesenian. Kita bisa berbagi dan saling mengapresiasi kesenian yang ditampilkan. Di tengah medan makna inilah kesenian tradisi diharapkan bisa bertumbuhkembang," ujar Heri.

Sementara, Ketua Umum DKL, Aprilani Yustin Ficardo mengatakan, program road show merupakan upaya mendekatkan kesenian kepada masyarakat, sehingga pentas itu digelar di ruang-ruang publik yang tersebar di Bandarlampung.

"Ini merupakan upaya perubahan pendekatan berkesenian. Untuk itulah road show ini mengusung narasi perubahan dengan puncak acara gelaran pentas Pelangi Seni Budaya Budaya," ujar Aprilani .

Menurutnya, kegiatan ini diniatkan untuk menyasar langsung masyarakat dan juga kantong-kantong budaya yang ada termasuk di kampus agar seni tak terkesan eksklusif. "Langkah ini juga sesuai dengan tujuan dan keberadaan DKL sebagai katalisator dalam upaya melibatkan masyarakat dalam membangun kesenian di Lampung," ujar Aprilani.

-

Arsip Blog

Recent Posts