Samudra Ensemble Puaskan Penikmat Musik Etnik Melayu Tanjungpinang

Tanjungpinang, Kepri - Kelompok musik Samudra Ensemble menampilkan mini konser tunggal di Aula Asrama Haji Tanjungpinang, Jumat (13/11) malam lalu. Berisikan musisi-musisi muda, Samudra Ensemble tampil memukau ratusan pengunjung yang sudah memadati aula. Berbeda dengan kelompok musik biasa. Samudra Ensemble memilih jalur musik etnik sebagai napas lagu-lagu mereka.

“Karena musik etnik Melayu ini sangat kaya. Sayang kalau tak digali dan ditinggalkan begitu saja,” ujar Adi Lingkepin, pemain biola Samudra Ensemble, kepada Batam Pos.

Pada acara yang bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) dan beberapa komunitas lain itu, Samudra Ensemble membuktikan semangat etnik yang diusungnya. Dibuka dengan lagu berjudul Boria, Tanjungpinang Kampong Kite, Kepri Berbenah, dan tentu saja Makyong Progresive, yang menjadi single andalan mereka, mini konser ini menyedot perhatian kalangan peminat musik Tanjungpinang.

Samudra Ensemble berhasil membuktikan, jalur etnik menentang-arus yang ditempuhnya masih punya peminat. Petikan gambus beradu dengan gitar elektrik. Gebukan drum berjejalin dengan tabuhan darbuka. Etnik yang merangkul modernitas adalah pilihan manis untuk membungkus nilai-nilai kearifan lokal menjadi teman anak-anak muda Tanjungpinang.

“Karena lagu dan instrumental yang kami bawakan itu bercorak khas Melayu, jadi kami menciptakan lagu itu tidak sembarangan, ada maksud tertentu dalam setiap kalimat yang dilantunkan. Bayangkan, Makyong Progresive itu sudah kami pikirkan dari tahun 2012 dan baru bisa dipertunjukkan malam ini,” terang Adi.

Saat ini, kelompok musik yang beranggotakan Adi Lingkepin di biola, Ryan Saputra di gambus, Bo di Bass, Anggit di gitar, Yadi di Bass, Boy di drum, Heru Ikhsan di darbuka, Bambang di jimbe, Hafiq di bebano, Oka di keyboard, Darwin di akordion, Rio dan Mira di vokal serta Zainal ini mengharapkan tahun depan bisa meluncurkan album solo bertajuk Samudra Ensemble.

Adi menyebutkan, seluruh materi itu sudah disiapkan sejak awal tahun lalu. “Harapan kami ada sponsor yang bisa merekam materi album itu,” ujarnya.

Pada malam mini konser akhir pekan lalu itu, juga turut disertakan lelang lukisan Dwi Fitri Yana. Lukisan wajah pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah yang dirampungkannya itu dilelang untuk mencari pembeli dengan angka tertinggi. Keluar sebagai pemenang lelang, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram dengan nilai Rp 4,5 juta.

-

Arsip Blog

Recent Posts