Pengakuan Pelajar Nyambi PSK, Tarifnya?

KENDARI - Salah seorang pekerja panti pijat plus-plus di sebuah tempat di Kendari, Sulawesi Tenggara, berinisial CA (24) memberikan sevice yang berbeda.

Meskipun tidak melayani layaknya PSK, namun pekerja panti pijat itu mendapatkan tip yang cukup besar. "Saya tidak meladeni yang gituan. Saya paling menjadi istri simpanan," ungkap CA.

Janda beranak satu itu bisa meraup tip dari pelanggan Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan. "Saya cuma mijit doang," ujarnya.

Uang yang ia dapat tidak semua digunakan untuk kebutuhan keluarganya. Kebutuhan pribadinya juga cukup tinggi baik untuk perawatan maupun kebutuhan lainnya.

Seorang pelajar nyambi PSK berinisial AL mengaku menggeluti dunia tersebut karena kebutuhan biaya hidup. Gaya hidup AL yang cukup tinggi membutuhkan biaya besar pula.

AL seorang siswa SMA di Kota Kendari tinggal di sebuah rumah kos dan orang tuanya berdomisili di kampung. "Kadang sekali transaksi bisa sampai Rp 3 juta," akunya.

Salah seorang muncikari berinisial RK mengungkapkan, pesanan gadis-gadis muda tak hanya dari pengusaha dan masyarakat biasa. Ia mengaku bertransaksi dengan oknum aparat hukum dan pejabat-pejabat di birokrasi pemerintahan. "Saya punya beberapa wedo (gadis panggilan, red)," ujarnya. (p2/egy/had/a/sam/jpnn)

-

Arsip Blog

Recent Posts