Festival Budaya, Seni, dan Musik di Perbatasan Sedot Wisatawan

Jakarta - Potensi seniman Indonesia untuk menarik minat masyarakat mancanegara terbukti bisa menjadi magnet yang kuat.

Harus diakui, karya seniman musik dan film Indonesia, lebih berwarna, lebih berselera, lebih universal, dibandingkan dengan karya-karya musisi dan sineas negara tetangga Malaysia. Indikasinya gampang. Lebih banyak group musik dan artis Indonesia yang lebih ngetop di Negeri Jiran itu, katimbang ciptaan orang Malaysia yang ngehits di Indonesia.

"Perbedaan value ini saya baca sebagai peluang atau opportunity. Dengan musik, dengan lagu, kita bisa mendatangkan lebih banyak orang ke Indonesia," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Jakarta, Rabu (24/2/2016).

"Karena kita lebih bagus, musik kita diterima dengan baik di sana, maka menggunakan bahasa music akan lebih cepat menggaet wisatawan masuk, terutama di daerah perbatasan. Setelah itu, tahap berikutnya adalah memperkenalkan cultural value yang lain, dan menjadikan commercial value. Seperti kuliner dan kunjungan ke beberapa objek wisata yang ada di sekitar daerah itu," kata Arief Yahya.‎

Itulah asal muasal mengapa Arief Yahya banyak membuat event musik, festival dan hiburan di daerah perbatasan.

Seperti yang sedang dilakukan oleh Kemenpar yang sedang mempersiapkan Festival Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk, Kalimantan Barat dan Kuching, Malaysia, 27-29 Februari 2016.

Puncak acaranya akan dihibur dengan penampilan musik.‎

‎Di Aruk, Sambas, Kalbar sendiri, ada Air Terjun Riam Merasap.

Panoramanya tidak perlu diragukan, sangat menawan. Amenitasnya, memang belum sesempurna di objek wisata di Bali, Bintan atau Jakarta.

Tetapi, sudah tersedia kantin, perhotelan, penginapan, kawasan offroad, souvenir shop, arung jeram, dan budidaya keramba.

"Ada musik, ada festival, ada destinasi yang bisa ditonton, itu kekuatan tersendiri," ungkapnya.

Ada banyak pemusik, group music, vokalis, artis dan lagu-lagu Indonesia yang ngetop di Malaysia, sejak era tahun 70-an.

Ada nama-nama legendaris, seperti Said Effendi yang ngetop dengan lagu Fatwa Pujangga tahun 1957.

Ada Koes Bersaudara yang mendominasi tangga lagu-lagu popular di radio-radio Malaysia dan Singapore, dengan lagu Pagi Indah dan Oh Kau Tahu.

Ada juga Alfian, Lilis Syarif, Tiar Ramon, Emilia Contessa, Inneke Kusumadewi, Aida Mustafa, Bimbo, Khatanti Yosepha (Tanti Yosepa) dan Wirdaningsih. Any Ray, Ivo Nilakresna, Titik Puspa,‎

Saat ini pun nama-nama seperti Rossa, Krisdayanti, Syahrini, Raisa, Afgan, Judika, Cakra Khan, Sheila On 7 dan Noah juga sangat popular di Malaysia.

Hal ini, yang dimaksud dengan menjadikan cultural value menjadi commercial value dengan bungkus pariwisata. "Melalui Festival Wonderful Indonesia dan event hiburan di perbatasan, secara otomatis akan mengundang banyak orang Malaysia datang dan menikmati lagu-lagu idolanya," kata dia.‎

Impact terhadap ekonomi penduduk juga akan terasa. Harus diakui pula, kondisi ekonomi di daerah perbatasan itu masih jauh tertinggal dari daerah lain.

"Kami ingin pariwisata bisa men-drive perekonomian di kawasan perbatasan. Dengan kegiatan yang rutin, tentu akan menjadi lokomotif yang baik buat ekonomi masyarakatn" kata Arief Yahya.‎

-

Arsip Blog

Recent Posts