Medan Gelar Seni Budaya Multi Etnis 2016

Medan, Sumut - Pemerintah Kota (Pemko) Medan menyuguhkan Pagelaran Seni Budaya Multi Etnis 2016 di Lapangan Merdeka Medan, Senin malam (25/4). Event yang berlangsung selama tiga hari ini dibuka Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution. Acara itu diharapkan dapat memperkuat kedudukan dan fungsi Kota Medan sebagai salah satu kota multikultural dan miniaturnya Indonesia.

Pagelaran ini diikuti berbagai lapisan masyarakat Medan, termasuk berbagai organisasi masyarakat, profesi, kelompok komunitas serta tim kesenian Kota Binjai. Selain seribuan warga Kota Medan, pagelaran juga dihadiri sejumlah konsulat jenderal (Konjen) negara sahabat seperti Malaysia, Tiongkok dan India.

Akhyar menilai even ini memiliki arti dan makna penting dalam rangka mempublikasikan kepada masyarakat luas, bahwa Medan adalah kota multikultural yang dilengkapi banyak keberagaman budaya dengan ciri khas sebagai kekayaan budaya Kota Medan. Kekayaan budaya itu memberikan warna yang begitu banyak pada aneka seni dan budaya Kota Medan.

"Pagelaran ini juga bermakna strategis dalam upaya menjaga melestarikan sekaligus mewariskan seni budaya kepada generasi penerus. Untuk itu saya mengajak seluruh warga Kota Medan agar menjadikan even ini sebagai salah satu momentum terbaik pembinaan seni budaya dan sarana hiburan, yang dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap Kota Medan sebagai Rumah Kita," kata Akhyar.

Mantan anggota DPRD Medan itu selanjutnya menegaskan, Pemko Medan berkomitmen dan bertekad untuk terus mengembangkan serta melestarikan kebudayaan multi etnis yang ada di Kota Medan, terlebih dalam menghadapi era globalisasi. Eksistensi kesenian tradisional perlu dipacu, diberi ruang dan terus dipromosikan untuk meredam berbagai tantangan, tekanan maupun pengaruh negatif budaya asing yang berpotensi mengikis budaya asli etnis-etnis di Kota Medan.

Akhyar mengakui, selama ini even-t-event pagelaran kesenian yang mengangkat budaya Kota Medan masih sangat terbatas, sehingga perlu terus didorong untuk ditumbuhkembangkan. Kemudian mengajak seluruh stakeholder kepariwisataan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada, seperti menjajakan kuliner khas Kota Medan, produk UMKM dan penampilan alat musik daerah, sehingga keberadaan multi etnis menjadi salah satu daya tarik wisata.

Pagelaran Seni Budaya Multi Etnis 2016 berlangsung meriah. Acara diawali dengan menampilkan tarian yang mewakili 14 etnis di Kota Medan. Gerakan para penari sangat gemulai dan artistik didukung dengan lighting serta soundsystem yang cukup bagus. Tanpa cela, mereka sukses mempersembahkan tarian multis etnis kepada para pengunjung.

Plt Kadis Kebudayaan dan pariwisata Kota Medan Hasan Basri dalam laporannya mengatakan, Pagelaran Multi Etnis Kota Medan 2016 dimeriahkan dengan atraksi seni budaya tradisional, pameran UMKM dan kuliner, fashion show dan penampilan artis etnik lokal. Ditambah dengan penampilan khusus dari tim kesenian Kota Binjai dan Unimed.

Sultan Sepuh Cirebon Promosi Wisata Ke China

Jakarta - Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat melakukan kunjungan ke sejumlah kota di China untuk mempromosikan Indonesia sebagai tujuan wisata yang wajib dikunjungi wisatawan negeri panda itu.

"Pemerintah telah menetapkan jumlah kunjungan wisatawan China ke Indonesia sebanyak 10 juta dalam dalam lima tahun mendatang. Target tersebut tidak akan tercapai kalau kita tidak menyiapkan dengan baik promosinya," kata Arief kepada Antara di Beijing, Selasa (26/4/2016).

Setelah diterima Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo, Arief melakukan kunjungan serta bertemu dengan delapan pimpinan daerah di China, antara lain Fuzhou, Tianjin dan Guangzhou.

Kesepuhan Cirebon aktif mempromosikan Indonesia kepada masyarakat internasional, termasuk kepada China.

"Terlebih kami juga berencana membangun kawasan wisata Laksamana Cheng Ho, seluas 100 hektare, guna makin menarik wisatawan China," kata Sultan Sepuh.

"Di dalam kawasan tersebut nantinya akan dibangun masjid, hotel, toko cenderamata dan wahana lain, mirip seperti Studio Universal di Singapura. Investasi yang dibutuhkan memang besar, sekitar lima triliun rupiah," ungkapnya.

Jalur

Sultan Sepuh XIV yang juga Presiden Komunitas Internasional Cheng Ho untuk Indonesia, mengatakan Cirebon menjadi salah satu jalur pelayaran serta perdagangan sutra dunia pada abad ke-15.

"Cirebon juga pernah menjadi salah satu tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisinya ke Asia Tenggara," tuturnya.

Dengan pembangunan kawasan wisata Cheng Ho tersebut, lanjut Sultan Sepuh, akan semakin menarik pelancong China ke Indonesia, khususnya Cirebon.

"Saat ini, jumlah turis China ke Cirebon masih kecil," ujarnya.

Arief menambahkan, melalui pembangunan kawasan Laksamana Cheng Ho, masyarakat kedua bangsa juga dapat saling belajar bagaimana hubungan sejarah Indonesia-China.

"Melalui pembangunan kawasan wisata Cheng Ho kita bisa saling belajar tentang perdamaian, persahabatan dan kekeluargaan antara masyarakat kedua bangsa, saat Cheng Ho melakukan persinggahan selama ekspedisinya," katanya.

Pagelaran Kesenian

Untuk menarik wisatawan mancanegara, Cirebon khususnya Keraton Kesepuhan rutin mengadakan Pagelaran Kesenian Cirebon setiap tahun, Upacara Adat Tradisi Keraton Kesepuhan Cirebon, dan bulan lalu diadakan Festival Pesona Cirebon 2016.

Kota Cirebon menjadi salah satu objek wisata jalur samudera Laksamana Cheng Ho. Sebuah paket wisata yang digagas Kementerian Pariwisata menjaring wisatawan China.

Ada sembilan daerah yang akan dijadikan wisata jalur Laksamana Cheng Ho, yakni Aceh, Palembang, Batam, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Semarang, Cirebon, Surabaya dan Bali.

Hari Ini Ratusan Seniman Tari Parade Budaya di Takalar

Takalar, Kalsel - Ratusan penggiat seni dan budaya akan mengikuti parade budaya yang akan dilaksanakan di Kabupaten Takalar, Rabu (27/4/16).

Parade budaya ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Tari Internasional setiap 27 April.

Peserta yang terdiri dari penari dan pemusik akan kirab mulai dari kantor Dikpora Takalar, Jl Abdul Jalal Dg Leo hingga ke Lapangan Makkatang Dg Sibali, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.

Tak hanya penggiat seni yang dapat hadir dalam acara ini, pemuda dan masyarakat umum juga dapat ikut serta dalam parade budaya tersebut.

"Hari Tari Internasional bukan hanya untuk kelompok seni, melainkan untuk seluruh masyarakat dan generasi muda yang mempunyai kecintaan terhadap dunia tari," ujar panitia kegiatan, Dita Pahebong, kepada tribuntakalar.com, Selasa (26/4/16).

Kegiatan yang ini diinisiasi oleh Sanggar Seni Benteng Siappa ini juga didasari keprihatinan kondisi seni budaya yang mulai terkikis oleh zaman.

"Seni tari daerah sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya sehingga sangat disayangkan jika para pelaku dan penikmat seni tari semakin hari semakin berkurang," tambah Dita

Sempena HUT ke-41 TMII, Anjungan Riau Gelar Pentas Seni dan Budaya

Jakarta - Pekan budaya dan pentas seni Anjungan Riau tampak semarak dan meriah. Pekan seni dan budaya yang ditaja UPT Anjungan Riau ini merupakan kegiatan penunjang dalam rangka memeriahkan HUT ke-41 TMII.

Hal tersebut diungkapkan KUPT Anjungan Riau, Zulfikar kepada GoRiau.com, Minggu (24/04/2016) di Jakarta.

"Iya kita selama satu minggu ini menggelar pekan seni seperti peragaan busana melayu, tari melayu dan beberapa kesenian lainya," ungkap Zulfikar.

Adapun yang mengisi acara menurut Zulfikar, melibatkan beberapa seniman termasuk dari Sanggar Diklat Anjungan Riau dan Tim Musik Melayu Riau. "Mereka kita suport dan kita tampilkan dalam pagelaran ini, kita tidak mengundang seniman daerah lain, karena seniman dibawah naungan UPT Anjungan cukup baik dan potensinya juga tak kalah dengan daerah lain," tukasnya.

Sementara itu, untuk penutupan acara ini sendiri besok Senin (25/04/2016) pihaknya juga akan menggelar festival kuliner. "Besok insya allah Festival Kuliner sebagai acara penutup, dimana pihak Dharma Wanita Badan Penghubung Riau yang akan mengisi acaranya," jelasnya lagi.

Acara ini sendiri mengambil tema "Anjungan Riau sebagai Wahawan Pelestarian Budaya Menuju Bangsa yang Maju.

Nurdin Basirun: Kepri adalah Bunda Tanah Melayu

Tanjungpinang, Kepri - Provinsi Kepri adalah merupakan bunda tanah Melayu. Penegasan tersebut disampaikan Plt Gubernur Kepri, Nurdin Basirun saat membuka Seminar Persimpaian Budaya Melayu di Hotel Laguna, Tanjungpinang, Minggu (24/4). Dikatakannya juga, budaya melayu adalah salah satu pilar penopang kebudayaan nasional.

“Budaya Melayu merupakan kebudayaan yang turun- temurun dan telah menjadi salah satu pilar penopang kebudayaan nasional Indonesia khususnya dan kebudayaan dunia pada umumnya,” ujar Nurdin dalam sambutannya.

Lebih lanjut katanya, dari zaman ke zaman Budaya Melayu sudah tumbuh subur dan berkembang dengan pesat ditengah masyarakat Indonesia. Bahkan diketahui bahwa cikal bakal dari Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Masih kata Nurdin, Indonesia yang merupakan negara maritim dan agraris, menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan antar daerah dari Pasai, Minangkabau, Jawa, Sulawesi, Halmahera,dan Kepala Burung Papua pada masa lalu.

“Pada masa awal kemerdekaan, Bahasa Melayu menjadi alat pemersatu dan membentuk kesadaran bangsa. Maka setelah Proklamasi ia dijelmakan, menjadi bahasa Indonesia dan menjadi lah bahasa negara dan bahasa kebangsaan,” jelasnya.

Mantan Bupati Karimun tersebut juga menjelaskan, Provinsi Kepri telah diazamkan sebagai Bunda Tanah Melayu. Hal ini dikarenakan kebesaran sejarah dan tamadun alam Melayu, yang antara lain wujud bertanah Melayu di Kepulauan Riau dari masa lampau sampai saat ini.

“Oleh karena itu, saya harap seminar yang diselenggarakan ini, mampu menjadi jawaban bagi persimpaian Tamadun Alam Melayu yang berkait-kait ini,” jelasnya lagi.

Pada masa Kerajaan Riau Lingga yang dikenal sebagai Riau Lingga, Johor dan Pahang. Selain jaya dibidang Pemerintahan dan Politik juga jaya dibidang lainnya seperti bahasa dan sastra Melayu, agama Islam, kebaharian dan kemaritiman, perdagangan dan ekonomi, pertanian dan bahkan sampai pertambangan timah .

Mengenang kejayaan Kerajaan Riau Lingga dari berbagai bidang serta berbagai aksi heroik lainnya, dari seminar ini Pemerintah Provinsi Kepri telah mengusulkan agar Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Ri’ayat Syah kepada Presiden Republik Indonesia agar diangkat menjadi pahlawan Nasional.

Lestarikan Budaya Melayu Lewat Pacu Sampan Tradisional

Pekanbaru, Riau - Bertujuan untuk melestarikan salah satu alat transportasi tradisional warisan budaya melayu yakni sampan tradisional, Forum Masyarakat Peduli Batang Siak gelar perlombaan "Pacu Sampan Tradisional".

Gelaran ini dilaksanakan dipinggiran sungai Siak sekitar jalan Meranti Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan pada Minggu (24/4/2016).

Ketua Forum Sekampung Tapung Heritage, Afrizal kepada MRNetwork mengungkapkan gelaran ini merupakan salah satu terobosannya yeng memang digelar untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang peninggalan budaya Melayu yang sudah mulai pudar.

"Kita ingin kuatkan lagi kepedulian kita terhadap salah satu alat transportasi tradisional yang memang peninggalan budaya melayu yakni Sampan. dimaba saat ini sampan tradisional khususnya yang terbuat dari kayu sudah mulai langka dan terseingkir dengan hadirkan perahu-perahu yang terbuat dari bahan-bahan fiber atau sebagainya," terangnya.

Bukan hanya untuk melestarikan alat transportasi tradisional sampan saja, gelaran ini juga bertujuan untuk kembali menumbuhkan rasa kepedulian kita terhadap lingkungan yakni sungai siak dari pencemaran limbah yang dapat merusak ekosistem dalam sungai tersebut. Tak hanya dari limbah saja, diharapkan masyarakat juga paham akan pentingnya kebersihan sungai dari tumbuh-tumbuhan liar yang menggangu keindahan sungai tersebut.

"Kita lihat saat ini sudah mulai banyak lagi tumbuhan air seperti enceng gondok yang turut membuat sungai tampak kotor dan tidak terjaga," tuturnya.

Selain sebagai pelestarian peninggalan budaya, gelaran ini juga sebagai ajang untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan mendatang. "Kita ingin kegiatan ini menjadi agenda rutin kita setiap tahunnya. Bukan hanya semata-mata menjadi hiburan, namun kita berharap tujuan gelaran kita ini dipahami oleh masyarakat khususnya yang berdomisili di pinggiran sungai Siak. Bahkan kita juga sudah sampaikan kepada Plt Gubernur Riau agar kegiatan ini menjadi pengisi di Petang Megang yang memang rutin diadakan setiap menyambut bulan suci ramadhan," bebernya.

Sementara itu, Hermon selaku Ketua Forum Peduli Masyarakat Batang Siak mengatakan gelaran ini cukup diminati oleh masyarakat sekitar. Bahkan animonya sangat besar, hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang mendaftar utnuk mengikuti lomba. "Kita sangat bangga karena masyarakat masih sangat antusias dengan gelaran seperti ini. Namun, saat ini peserta kita batasi yang hanya terdapat sekitar 40 pasangan persatu sampannya. Jadi, terdapat sekitar 80 peserta baik pria dan juga wanita," katanya.

Meski sebagai hiburan dan ajakan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap budaya dan lingkungan, pihaknya juga sediakan berbagai hadiah menarik seperti berbagai alat elektronik serta uang tunai. "Kita berharap kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan budaya semakin tumbuh. Tak hanya itu kita juga mengharapkan pemerintah ikut mendukung tujuan kita ini agar budaya Melayu tetap terjaga dengan baik," katanya.

Fesyen Palembang Pikat Wanita Roma

Jakarta - Keindahan dan kekayaan ragam busana daerah serta dalamnya makna adat perkawinan Nusantara, memukau kaum perempuan Roma, di acara ‘A Glimpse of Indonesia’ di Rome International Women’s Club Luncheon yang diselenggarakan KBRI Roma di Hotel Beverly Hills Roma, Italia.

“Acara tersebut dibuka istri Duta Besar RI untuk Italia, Sonya Parengkuan dan juga dihadiri istri Duta Besar RI untuk Vatikan,” ujar Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Roma Aisyah Allamanda, dikutip dari CNN Indonesia.

Dalam sambutannya, Sonya menjelaskan keanekaragaman budaya dan tradisi Indonesia yang tersebar di belasan ribu kepulauan Indonesia. Hal itu terwujud dalam beragam jenis busana dan kain tradisional.

Penjelasan Sonya membuat para hadirin terpikat pada kebaya, baju kurung, kain batik, kain ulos, serta kain songket dari berbagai daerah di Indonesia, yang dipamerkan dan diperagakan secara langsung.

Kekaguman hadirin semakin meningkat ketika mendapat penyelasan tentang beragamnya dan dalamnya makna upacara adat perkawinan di Indonesia.

Puncaknya adalah pada saat pakaian pengantin khas Palembang diperagakan, hampir seluruh yang hadir dalam acara tersebut memuji dan berebut ingin berfoto bersama dengan model. Respon positif tersebut menunjukkan besarnya animo kaum perempuan kota Roma terhadap kekayaan budaya Indonesia.

Akhir Pekan Ini, Aneka Seni Minang di Festival Randai Sawahlunto

Sawahlunto, Sumbar - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menggelar festival seni tradisi suku Minangkabau, Randai, yang pelaksanaannya dipusatkan di Lapangan Silo, Sawahlunto 29 April hingga 1 Mei 2016.

"Festival tersebut akan diikuti sekitar 12 group Randai utusan masing-masing nagari yang ada di kota ini, dengan memperebutkan hadiah utama berupa uang pembinaan sebesar Rp10 juta," kata Kepala Seksi Pembinaan Seni Budaya dan Perfilman dinas tersebut, Syukri SSn di Sawahlunto, Senin (25/4/2016).

Dari seluruh kelompok kesenian Randai yang ada, jelasnya tercatat ada empat group yang tidak mengikuti kegiatan yang diberi nama Festival Randai Sawahlunto 2016. Hal itu disebabkan oleh kurangnya persiapan sehingga mereka merasa belum layak ditampilkan pada kegiatan itu.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan upaya penyeleksian akhir yang dilakukan pihaknya untuk memilih group kesenian Randai terbaik, yang akan diutus untuk mengikuti kegiatan serupa di tingkat provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

"Pelaksanaan festival Randai tingkat Sumbar tersebut juga akan dilaksanakan di kota ini pada Agustus 2016," ujarnya.

Pihaknya berharap, pelaksanaan kegiatan tersebut mampu menjadi sarana untuk mempromosikan potensi kepariwisataan di Kota Sawahlunto, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan di Sumbar.

Selain itu, dalam posisi kesenian Randai sebagai seni tradisi turun temurun yang harus dilestarikan, kegiatan itu diharapkan mampu memancing minat masyarakat untuk turut menyukseskan secara bersama-sama.

"Salah satunya dengan memberikan apresiasi terhadap seluruh upaya pembinaan dan pelestarian seni tradisi yang saat ini mulai tumbuh dan berkembang semakin membaik serta didominasi oleh generasi muda kota ini," jelasnya.

Sebelumnya, budayawan asal Sumatera Barat yang tercatat sebagai dosen salah satu perguruan tinggi ternama bidang kesenian di provinsi itu, Zulkifli Dt Sinaro Nan Kuniang S Kar M Hum, mengatakan upaya pembinaan seni tradisi merupakan salah satu program pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla, sebagai salah satu bentuk program Revolusi Mental, yakni memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

"Salah satunya dengan mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat potensi budaya lokal kelompok masyarakat adat," tambah dia.

Gawai Dayak 2016 Lebih Istimewa

Pontianak, Kalbar - Pekan Gawai Dayak 2016 dipastikan lebih istimewa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Acara yang bakal digelar di Rumah Radakng, 20-27 Mei itu akan dihadiri masyarakat Dayak dari negara tetangga. Sebanyak 200 orang Sarawak, Sabah, Kinabalu (Malaysia) dan Brunei Darussalam sudah menyatakan kesediaan untuk hadir. "Ini yang membuat Pekan Gawai Dayak kali ini istimewa," ujar Irenius Kadim, Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak 2016 dalam keterangan persnya, kemarin.

Menurutnya, tamu dari mancanegara ini tidak hanya sekedar melihat atau menghadiri undangan, akan tetapi mereka dipastikan mengikuti karnaval dan membuka stand pameran dan kuliner.

Selain itu, lanjut Iren, pekan gawai ini juga akan menambah jumlah kegiatan lomba yang diharapkan bisa menambah semaraknya gawai. "Untuk lomba, kami ada penambahan, salah satunya lomba menangkap babi, di samping perlombaan-perlombaan yang sudah ada sebelum-sebelumnya," lanjutnya.

Seperti tahun sebelumnya, gawai ini dimeriahkan upaya pembukaan, display budaya, upacara adat, pameran kerajinan rakyat dan wisata kuliner. Dalam wisata kuliner ini telah disepakati bagaimana cara untuk mengubah stigma masyarakat luas bahwa gawai Dayak itu identik dengan bermabuk-mabukan. “Tahun ini disepakati, tidak boleh ada yang mabuk-mabukan atau yang jual arak,” tegas Iren.

Gawai ini disusun dengan aturan yang harus ditaati, baik pengunjung maupun penyelenggara. Akan diperlakukan hukum adat bagi yang melanggar aturan adat yang ditetapkan penyelenggara. “Siapapun dia, apalagi panitia. Bahkan, kalau panitia melanggar aturan, hukum adatnya bisa sampai dua kali lipat, yakni hukum Nahkoda Macah Timba. Artinya apa, mereka yang melaksanakan kok buat rusuh,” ujarnya.

Selain itu juga dimeriahkan dengan permainan rakyat lainnya, meliputi menyumpit dan pangka gasing. Kemudian pementasan seni, tari dayak kreasi dan tarian dayak. Termasuk sastra lisan, peragaan busana dayak, lomba bujang dan dara gawai serta melukis perisai, memahat, mematung dan seni lukis tato.

Ketua Sekber Kesda Kalbar, Yoseph Odilo Oendoen menambahkan, Pekan Gawai Dayak pertama kali diadakan pada 1986. Kala itu hanya ada sembilan sanggar kesenian di naungan Sekber Kesda Kalbar. Namun, pada 2016 ini sudah mencapai 54 sanggar. “Mulai dari sanggar seni pertunjukan, seni tari, musik, teater, sastra dan seni rupa. Jadi hampir semua cabang seni sudah ada,” katanya.

Dengan gawai ini, Oendoen berharap muncul kreativitas dan inovasi serta produktivitas dari pelaku-pelaku seni ini. Sehingga bisa memberikan warna dan hiburan pada masyarakat umum maupun turis mancanegara.

Potensi Budaya Pulau Rupat Luar Biasa

Pekanbaru, Riau - Guna mengenalkan Pulau Rupat sebagai destinasi wisata di Riau, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan farm trip dengan membawa sejumlah wartawan lokal dan nasional serta para blogger yang ada di Riau, beberapa waktu lalu. Selain melihat potensi alam yang ada di Pulau Rupat, peserta farm trip juga menyaksikan satu pertunjukkan yang sangat langka.

Zapin api namanya. Mengapa langka, sebab hampir 40 tahun lebih atraksi zapin api ini tidak pernah dipertontonkan dihadapan umum. Ironisnya, saat ini hanya dua orang pelaku saja yang betul-betul memahami tata cara melaksanakan tarian zapin api, itu pun sudah sangat tua. Karenanya perlu regenerasi agar tradisi zapin api ini tidak hilang.

Kepala Seksi Pengembangan Pasar Pariwisata Riau, Yul Akhyar yang menyertai perjalanan farm tripitu mengatakan, potensi besar pariwisata secara umum dan Pulau Rupat khususnya sangat menjanjikan. Bila dikembangkan dengan baik maka dia akan berpotensi menghasil devisa yang cukup besar bagi daerah ini.

“Sektor pariwisata ini akan membawa efek domino yang cukup besar bagi masyarakat tempatan, karenanya upaya menggali dan menggelorakan sektor wisata sebagai sektor unggulan di daerah ini harus dilakukan sehingga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan Riau,’’ ujarnya.

Karenanya melalui farm trip diharapkan kawan-kawan media dapat mengkhabarkan bagaiamana keindahan dan kemolekan alam Riau yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. ‘’Pulau Rupat ini salah satunya. Di pulau ini menawarkan pariwisata yang cukup lengkap selain keindahan alam, adat dan tradisi budaya yang ada di daerah ini cukup menarik untuk dilihat,’’ tuturnya.

Terkait tradisi zapin api yang dimiliki daerah itu, Yul mengatakan ini salah satu potensi yang terpendam. Selama ini masyarakat hanya mengenal namanya saja, tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang pernah melihat dan menyaksikan pertunjukkan zapin api itu. Kalau ini dibina dan dikelola dengan baik dia bisa menjadi seni pertunjukkan yang cukup menarik dan bisa mendatangkan wisawatan ke daerah ini.

“Sudah lama seni tradisi ini dipertontonkan di depan umum. Informasinya hampir 40 tahun, kalau dibina dan diinisiasi dengan baik kami yakin dia akan menjadi magnet tersendiri dalam pasar wisata di Riau. Artinya, kalau masyarakat mau melihat zapin api, datanglah ke Pulau Rupat, tepatnya di desa Teluk Rhu,’’ ujarnya.

Dibawa Orang Sufi

Dalam pada itu, pengamat budaya dan tradisi daerah yang bertugas di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau, Thabrani mengatakan tari zapin api ini bisa berkaitan erat dengan budaya dari daerah Kubu, Rokan Hilir (Rohil).

“Saya menemukan ada bait teks lagu Kubu dalam syair yang mirip dengan syair yang dinyanyikan pemain tari zapin api di Rupat Utara ini,’’ ujarnya.

Jika diambil benang merahnya, zapin merupakan tradisi yang di bawa oleh org sufi dari Arab yang berkembang di Riau, adanya temuan di daerah Rohil bahwasanya ada tradisi pengobatan yang menggunakan media percikan api yakni Tari Burung Kuayang dari suku Bonai.

Dengan bentuk paham kegiatan sufi di daerah Rohil dengan membacakan syair para guru atau khalifah dan catatan mantra yang sama dengan dinyanyikan oleh pemain zapin api di Rupat Utara ini menjadikan bukti bahwa telah berbaurnya unsur Islam dalam budaya tradisional masyarakat sebagai bentuk media dakwah dalam menyampaikan ajaran islam dengan memasukkan unsur budaya agar lebih dekat dengan masyarakat tempatan.

Wonderful Indonesia Tampil Memukau di Montenegro

Jakarta - Promosi "Wonderful Indonesia" melalui KBRI Beograd turut serta dalam acara "25th International Tourism Exchange and Tourism Fair, Equipment for Hotels & Catering METUBES" yang diselenggarakan di Budva, Montenegro pada 21-23 April 2016, mampu memukau wisatawan di sana.

Indonesia menjadi negara Asia pertama yang menjadi negara mitra dalam perhelatan tersebut.

Menurut keterangan tertulis dari KBRI Beograd yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/4/2016), Dubes RI pertama untuk Republik Montenegro, Harry Kandou memilih untuk langsung membuat lompatan-lompatan besar dalam peningkatan hubungan kerja sama kedua negara, salah satunya dengan mengikuti acara tersebut.

Kehadiran Indonesia di Montenegro bukan hanya sekadar untuk menarik wisatawan, namun juga mendorong kerja sama business to business utamanya di bidang pariwisata.

Paviliun juga menyajikan kopi spesial khas Indonesia serta tarian tradisional Indonesia. Hal itu ditujukan untuk menanamkan mimpi berlibur di Indonesia di benak wisatawan asing yang potensial.

Pada acara pembukaan, Harry juga menyampaikan bahwa potensi kerja sama antar kedua negara di bidang pariwisata, harus direalisasikan menjadi kerja sama riil yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh rakyat kedua negara.

Setelah itu, sambutan dilanjutkan dengan pemutaran video Wonderful Indonesia dan tarian tradisional tari piring dari Sumatera Barat.

Tim Tari KBRI Beograd yang terdiri dari gadis-gadis Serbia didaulat untuk menampilkan tarian tersebut lengkap dengan atraksi menginjak-injak pecahan piring.

"Tanpa diragukan lagi, atraksi dimaksud membuat seluruh pengunjung menahan napas dan terkagum-kagum," demikian KBRI Beograd.

Sebelumnya pada 21 April 2016, Paviliun Indonesia menyelenggarakan cocktail reception dengan mengundang kalangan pelaku bisnis pariwisata dan media di Montenegro.

Menurut keterangan, selama tiga hari pameran Paviliun Indonesia selalu ramai dipadati pengunjung dan pada jam-jam puncak, para petugas bahkan kewalahan melayani banyaknya pertanyaan pengunjung mengenai paket-paket perjalanan ke Indonesia maupun dari agen wisata yang berkeinginan menjalin kerja sama dengan mitra Indonesia.

Lom Plai Jadi Warisan Budaya Kutim

Sangatta, Kaltim - Setelah mendapat pengakuan resmi sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pesta adat Lom Plai semakin dikenal. Tak hanya diminati wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara.

Oleh karena itu, untuk semakin menyemarakkan kegiatan yang dipusatkan di Desa Nehas Liah Bing tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim menggelar lomba tari tradisional pedalaman tingkat pelajar.

Kadisdikbud Iman Hidayat mengatakan, kegiatan lomba yang digelar pada 14–17 April tersebut, hanya dikhususkan tiga kecamatan, yakni Muara Wahau, Kongbeng, dan Telen. Sebab, ketiga wilayah itu memiliki potensi bakat seni tari khas pedalaman yang identik pesta adat Lom Plai.

"Untuk daerah lain sebenarnya juga ada. Namun, karena lomba ini baru pertama kali diadakan, sehingga difokuskan tiga wilayah itu dulu,” sebut Iman.

Dia pun berharap, lomba tersebut dapat menjadi wadah generasi muda untuk mengembangkan kreativitas. Selain itu, menumbuhkan semangat kecintaan terhadap seni tari tradisional khas Kutim. "Minat anak-anak di tiga daerah itu cukup tinggi. Makanya, kami terpanggil untuk membuatkan wadah bagi mereka dalam menyalurkan kemampuannya melalui seni tari," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Tradisi Perfilaman dan Kesenian Bidang PNFI Ilham mengatakan, kriteria penilaian lomba dibagi enam aspek. Di antaranya, dari segi wiraga atau kemampuan gerak, wirasa atau penghayatan, wirana atau ketepatan gerak, harmonisasi, keserasian tata busana dan rias, serta pola lantai kelompok.

"Untuk juri, sudah disiapkan yang memang berkompeten, yakni Pingkan O Podung yang merupakan duta wisata Kutim, serta Budi Andi Budiman dan Haswandi yang merupakan staf pariwisata sekaligus praktisi seni di Kutim," jelasnya.

Sedangkan para pemenang, lanjut dia, akan diambil masing-masing tiga kelompok dari empat kategori. Antara lain, kategori SD, SMP, SMA sederajat, dan kategori umum. Selain mendapat sertifikat dan piala, setiap pemenang juga mendapat hadiah uang pembinaan. Nilainya berkisar Rp 750 ribu hingga Rp 2,5 juta.

Kesenian Landak Hipnotis Warga Bangkok

Jakarta - TIM kesenian Wonderful Indonesia menghipnotis warga Bangkok, ibu kota Thailand, yang mengunjungi Siam Paragon Mal. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap sukses ini berdampak pada peningkatan kunjungan warga Thailand ke Indonesia.

Adalah penampilan dua wayang setinggi tiga meter, penari Bandung World Ethnic dan seniman dayak dari Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang membuat nyaris semua pengunjung booth 240 meter persergi ternganga.

"Kami berharap setelah mengenal seni dan budaya Indonesia, masyarakat Thailand berkunjung ke salah satu destinasi wisata Nusantara," kata I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar.

Siam Paragon Mal adalah pusat belanja kelas atas terbesar di Bangkok. Di sini, kalangan high-end Bangkok -- pasar yang sedang digarap Kemenpar -- lalu lalang. Mereka punya cara mengapresiasi pergelaran kesenian dan budaya dari berbagai negara.

Setiap tahun, 16 warga Thailand berwisata ke luar negari -- lebih besar dari Singapura yang 15 juta. Bangkok juga salah satu destinasi favorit wisatawan China, dengan enam juta orang dari kota-kota di Negeri Semilyar Wajah menikmati keindahan ibu kota Thailand.

Menurut Pitana, kehadiran Wonderful Indonesia di Bangkok tidak ubahnya mengail di kolam banyak ikan. Kemenpar tidak hanya berusaha menjaring warga Thailand, tapi juga masyarakat China yang sedang berwisata ke Bangkok.

Singtong Lapisatepun, pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand, mengatakan pergeran kesenian di Paragon Mal membuatnya tertarik berkunjung ke Indonesia. Ia yakin banyak warga Bangkok punya keinginan sama.

Ini Mappanretasi, Ritual Nelayan Bugis di Tanah Kalimantan

Batulicin, Kalsel - Aneka macam warna hiasan dan umbul-umbul terpampang pada puluhan badan kapal kayu jenis porsen. Menjelang siang, mendung masih menggelayut ketika kapal milik nelayan Pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu sedang melarung sesaji di lepas pantai, Minggu 25 April 2016.

Sepuluh pria berpakaian serba kuning menggotong sajian semacam ayam panggang, buah-buahan, dan ketan menuju kapal Tunas Muda 02. Di ujung dermaga mini, ratusan orang antre berebut naik palka kapal. Inka Mina 423, Tunas Muda 02, dan Warna Muda 03 merupakan tiga dari delapan belas kapal porsen yang turut meramaikan upacara adat nelayan Bugis: Mappanretasi.

Dalam bahasa suku Bugis, Mappanretasi bermakna memberikan sesaji kepada laut. Upacara ini bentuk syukur atas hasil perikanan tangkap yang diperoleh para nelayan keturunan Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Namun, ritual yang berlangsung sejak puluhan tahun silam itu, tak menjamin nelayan bakal mendapat hasil yang berlimpah saban tahun.

Prosesi dipimpin oleh seorang tetua adat Bugis alias sandro. “Tahun ini akan mengalami penurunan hasil perikanan tangkap sedikit, karena faktor cuaca angin sering berubah arah,” tutur Muhammad Kasim, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu disela kegiatan Mappenretasi.

Sayangnya, kata Kasim, ritual tahun ini tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang diikuti peserta lebih banyak. Kata dia, pemerintah daerah tidak mengalokasikan dana bantuan perayaan Mappenretasi di tahun 2016. Pada ritual 2016, nelayan cuma menerima bantuan sponsor sebesar Rp 75 juta.

“Tahun ini hanya diikuti 18 kapal porsen, kalau upacara tahun 2015 diikuti 22 kapal porsen,” ujar Kasim.

Padahal bila digarap serius, Kasim meyakini ritual suku Bugis ini bisa menarik minat turis berkunjung ke Kabupaten Tanah Bumbu. Ia berharap, kegiatan Mappenretasi berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan di Pantai Pagatan.

Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, Mardani H. Maming, mengatakan ritual Mappanretasi telah dijadikan even pariwisata tahunan. Ritual ini biasanya digandeng dengan bazar dan pameran produk unggulan. Tapi di perhelatan tahun ini, Mardani mengakui even pasar pameran kurang mendapat respons dari peserta karena panitia terlambat menangkap peluang.

Melalui penggarapan even pariwisata tradisional dan petualangan, Mardani berharap mampu menarik minat wisatawan melancong ke Tanah Bumbu. Namun, ia belum mau membuka target pelancong yang dibidik lewat beragam even pariwisata itu.

“Kalau peserta Mappanretasi tetap banyak. Tahun 2016 baru perencanaannya, 2017 target wisatawan akan dievaluasi,” ujarnya.

Adapun Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, larut dalam ritual Mappanretasi di lepas pantai Pagatan. Sahbirin ikut menceburkan diri selepas tumpukan sesajen dilepas di lautan. Di tengah guyuran hujan dan hempasan gelombang, Sahbirin ikut memperebutkan ayam panggang.

Lestarikan Kesenian Tradisional Jaranan dengan Festival

Lamongan, Jatim - Sepuluh kelompok kesenian Jaranan di Kabupaten Lamongan unjuk kebolehan dan ketangkasan saat mengikuti Festival Jaranan yang digelar di Alun-alun Kota Lamongan, Minggu (24/4). Festival jaranan merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat Lamongan, bahwa di Lamongan terdapat banyak grup Kesenian Jaranan yang sangat kreatif.

“Dalam melestarikan budaya tradisi jaranan, mengenalkan seluruh Lamongan, bahwa Lamongan memiliki banyak grup jaranan dan sangat kreatif,” ujar panitia Festival Jaranan, Ngudiono. Ngudiono menambahkan, sebenarnya di Lamongan ada lebih dari 30 grup Jaranan, namun peserta yang mengikuti festival tersebut terpaksa dibatasi, hanya ada 10 peserta. Hal itu dilakukan lantaran waktu penyelenggaraan yang sangat terbatas.

“Karena dibatasi, hanya 10 grup yang ikut dari lebih 30 grup yang ada, karena waktunya terbatas,” tambahnya pria yang juga Mantan Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lamongan ini menjelaskan, digelarnya festival Jaranan ini, diharapkan dapat meningkatkan wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Lamongan.

Tak hanya itu, festival Jaranan ini sekaligus untuk mengenalkan kekayaan budaya tradisional di Lamongan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat dari luar Lamongan tidak hanya menikmati objek wisata modern, tapi juga dapat menikmati kesenian tradisional yang ada di Lamongan.

“Sangat erat hubungannya untuk mengangkat sektor pariwisata. Festival ini banyak masyarakat luar Lamongan itu tidak hanya menikmati atau mencari objek wisata modern, tapi mereka juga bisa menikmati seni tradisi yang ada di Lamongan,” lanjut Ngudiono.

Selain menggelar festival jaranan, selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan cukup memberikan perhatian terhadap kesenian-kesenian tradisional, dengan memberikan bantuan dana sebesar 5 juta rupiah kepada masing-masing grup.

“Tahun 2015 kemarin, 30 grup mendapat bantuan dana dari Pemnda masing-masing grup Rp 5 juta," bebernya.

Sementara itu, Suwandi Ketua Kelompok Kesenian Jaranan Turunggomudo yang menjadi salah satu peserta mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan digelarnya festival tersebut. Dirinya tidak mematok target apapun.

"Kita tidak target juara, yang penting mengikuti. Harapannya ingin maju saja dan kesenian di Lamongan ini biar ada perhatian," ungkapnya usai melakukan atraksi.

Arakan Pengantin Pontianak Tampil Memukau di TMII

Jakarta - Arak-arakan pengantin khas Kota Pontianak menambah semarak suasana Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Bertajuk Pawai Budaya Nusantara, rombongan arakan pengantin yang terdiri dari calon mempelai pengantin beserta pembawa barang-barang hantaran dan diiringi alunan musik tanjidor maupun tar, menyusuri rute pawai.

Penampilan tradisi budaya melayu Pontianak ini memukau para pengunjung yang menyaksikan Pawai Budaya Nusantara di TMII.

Satu di antaranya, Vina (27) warga DKI Jakarta, mengaku terpikat dengan arakan pengantin yang ditampilkan Kota Pontianak. Gadis kelahiran ibu kota ini baru pertama kali menyaksikan langsung arakan pengantin khas Kota Pontianak.

"Menarik sekali karena melibatkan banyak orang dan berbagai pernak-pernik barang hantaran penuh warna-warna cerah. Apalagi ditambah dengan iringan musik tanjidor dan tar menambah suasana semakin meriah," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak, Hilfira Hamid menjelaskan, keikutsertaan Kota Pontianak dalam Pawai Budaya Nusantara dalam rangka HUT TMII ke-41 ini sebagai ajang promosi wisata budaya yang menjadi kebanggaan Kota Pontianak.

"Tujuannya, untuk mengangkat budaya arakan pengantin melayu dengan membawa seperangkat barang hantaran yang merupakan simbol dari aset wisata di Pontianak. Dalam arakan pengantin ini, kami menampilkan calon pengantin dengan busana khas melayu Pontianak diikuti serombongan pengantar yang membawa perlengkapan barang-barang hantaran," ujar Hilfira.

Dia menjelaskan, dalam peragaan tersebut, rombongan pengantin membawa pokok telok, manggar dan berbagai miniatur. Diantaranya Tugu Khatulistiwa, Tugu Digulis, Masjid Raya Mujahidin, perahu Lancang Kuning, meriam karbit dan sebagainya.

"Selain itu, arakan pengantin juga diiringi musik tanjidor dan tar yang melantunkan lagu khas Kota Pontianak," jelasnya.

Ia menambahkan, pada kesempatan ini, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak TMII untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Festival Arakan Pengantin tahun 2016 yang rencananya akan digelar pada peringatan Hari Jadi Kota Pontianak bulan Oktober mendatang.

"Kita berencana mengundang daerah-daerah lainnya di Indonesia yang serumpun melayu serta beberapa negara tetangga," imbuhnya.

Arakan pengantin merupakan tradisi budaya melayu Pontianak pada prosesi pernikahan. Arakan pengantin dilakukan untuk mengantar calon pengantin pria menuju ke rumah calon mempelai wanita atau tempat digelarnya prosesi pernikahan.

"Selain calon pengantin, dalam rombongan arakan pengantin juga diikuti oleh pembawa barang-barang hantaran dan diiringi musik tanjidor maupun tar," katanya.

Untuk melestarikan tradisi dan menjadikan arakan pengantin sebagai aset wisata budaya yang dimiliki Kota Pontianak, Pemerintah Kota Pontianak menggelar Festival Arakan Pengantin rutin setiap tahunnya bertepatan peringatan Hari Jadi Kota Pontianak.

Festival Arakan Pengantin ini bahkan memikat wisatawan mancanegara diantaranya dari Belanda, Denmark, Malaysia dan Singapura yang hadir pada festival tahun 2015 lalu.

Bupati Yopi Buka ‪Festival Budaya Melayu se Inhu

Rengat, Riau - Bupati Kabupaten Indragiri Hulu, H Yopi Arianto SE membuka Lomba Lagu Melayu dan Fashion Show Melayu Harian 2 yang digelar oleh SMA Negeri 1 Lirik Kecamatan Lirik, Jumat (22/4) di Lapangan Upacara SMA Negeri 1 Lirik. Lomba diikuti oleh para pelajar Tingkat SD, SLTP, SLTA se Kabupaten Inhu.

Bupati Inhu dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang memiliki nilai setrategis, dimana pelajar dapat menyalurkan bakatnya dalam lomba lagu maupun fashion show melayu.

"Kegiatan ini adalah untuk yang kedua kalinya digelar, dan sangat layak untuk terus dilanjutkan, sehingga akan mampu mengangkat kebudayaan daerah khusunya kabupaten Inhu," tegasnya.

Hadir dalam kesempatan ini Camat Lirik, UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Lirik, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Lirik, para Majelis Guru, Para Kades dan para peserta festival.

Indonesia Promosikan Wisata ke Malaysia

Jakarta - Indonesia akan unjuk kebolehan pesona wisatanya dalam Air Asia Travel Fair (AATF) 2016 di Miri, Malaysia akhir pekan ini. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya menarik wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Saat ini, permintaan keragaman aktivitas wisatawan semakin meningkat. Namun, Indonesia telah memiliki berbagai keragaman wisata.

Kementerian Pariwisata Indonesia mengatakan, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai pilihan pantai di hampir setiap wilayah Indonesia, spot menyelam bawah laut menakjubkan di Raja Ampat dan ada banyak pegunungan yang bisa dinikmati para wisatawan yang gemar mendaki.

Indonesia juga memiliki warisan budaya yang termasuk dalam UNESCO, candi Borobudur dan candi Prambanan. Selain itu, wisata belanja dengan harga istimewa di Jakarta dan Bandung tidak boleh dilewatkan. Bagi yang menyukai olahraga, wisatawan dapat bermain golf yang menantang dengan harga terjangkau namun berkelas internasional.

Secara keseluruhan, negara dengan 13 ribu pulau ini menawarkan lingkungan yang ramah untuk dieksplor. Selain menampikkan keragaman wisata Indonesia, //booth// Indonesia akan menyajikan counter kopi dan teh, digital interaktif (virtual reality), serta penampilan seni budaya dari Tim Wonderful Indonesia.

Mengenal Tradisi “Matoron Sampan” di Sumenep

Sumenep, Jatim - Tradisi “matoron sampan” atau menurunkan perahu yang baru selesai dibuat ke laut lepas untuk dioperasikan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sepertinya menjadi hal yang sakral bagi para nelayan di kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.

Sebelum diturunkan ke laut (matoron sampan), pemilik perahu mendahuluinya dengan sukuran atau mengaji ayat-ayat Al Qur’an seperti surat Yasin diatas perahunya.

Pembacaan surat Yasin itu dilakukan sebanyak 41 kali oleh sejumlah warga yang sengaja diundang oleh pemilik perahu. Selain pembacaan surat Yasin, juga doa bersama dimaksudkan agar perahu yang akan digunakan untuk menangkap ikan itu selamat ditengah laut.

Saat membaca surat yasin, mereka menghitungnya dengan menggunakan biji jagung, setiap satu surat yasin, si pembaca harus mengambil satu biji jagung yang telah disediakan. Biji jagung tersebut dikumpulkan dan dibungkus plastik kemudian disimpan di perahunya.

“Ini sudah biasa dilakukan nelayan saat hendak memulai perahunya digunakan. Mereka mengaji dan makan diatas perahu, kemudian perahu ditarik ke laut bersama-sama,” kata Faisal Warid, warga Desa Gresik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jumat (22/4/2016).

Saat menurunkan perahu dari bibir pantai yang berjarah sekitar 20 meter itu, warga yang ikut menariknya membacakan salawat hingga perahu sampai di air laut.

“Memang nelayan tidak sembarangan melakukan penurunan perahu karena kan kerjanya ditengah laut, sangat bahaya, makanya harus hati-hati sebelum digunakan,” jelasnya.

Waktu penurunan perahu pun tidak sembarangan, mereka memilih hari-hari yang dianggap bagus sehingga perahu tersebut membawa barokah bagi keluarganya.

“Proses membaca ayat-ayat suci dan berdoa diatas perahu dimaksudkan agar semua bahaya yang akan menimpa perahu itu tidak terjadi,” tuturnya.

Warga Cingambul Komitmen Kembalikan Tradisi Leluhur

Cingambul, Jabar - Pemerintah Desa Cingambul Kecamatan Cingambul menggelar prosesi tradisi para leluhur yang disebut Ngaguar Tradisi Karuhun, di pintu gerbang Makam Keramat Kiai Dinding Bilik Kamis (21/4). Acara tersebut mendapat sambutan dari berbagai kalangan. Tanpa mengenal golongan, ribuan masyarakat Desa Cingambul mengikuti syukuran sambil menikmati berbagai macam hidangan yang dibawa masyarakat untuk dimakan bersama-sama.

Kepala Desa Cingambul, Saripin mengatakan prosesi yang biasa disebut syukuran lembur merupakan upaya membangkitkan semangat kebersamaan dalam rangka melestarikan tradisi dan seni budaya peninggalan nenek moyang. Kegiatan itu merupakan bentuk rasa peduli untuk ngaguar tradisi kuruhun (membuka kembali tradisi sesepuh/nenek moyang). Apalagi tradisi seperti itu sudah puluhan tahun tidak pernah dilaksanakan.

“Tujuan intinya sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang dilaksanakan setiap setahun sekali, terutama menjelang panen raya padi. Tradisi seperti ini tidak dilakukan di desa kami saja, hampir setiap desa biasanya melakukan. Harapannya masyarakat desa tetap berada dalam lindungan Allah, mendapat limpahan barokah, hasil panen padi melimpah, serta taraf kehidupan masyarakat desa meningkat,” jelas kades.

Acara tersebut juga diharapkan menumbuhkan semangat kebersamaan dan gotong-royong, sekaligus mempererat hubungan silaturahmi antara pemerintah desa dengan seluruh lapisan masyarakat. Kades berharap pertemuan tersebut lebih mempererat silaturahmi. “Khususnya dalam rangka meningkatkan program pembangunan dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Desa Cingambul,” pungkasnya.

Gawai Seni, Ajang Menuju Parade Tari Provinsi Kepri

Tanjungpinang, Kepri - Sebanyak 8 sanggar seni di Kota Tanjungpinang mengikuti perlombaan Gawai Seni Tahun 2016 yang ditaja oleh Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Tanjungpinang. Pagelaran seni budaya tersebut dilaksanakan pada tanggal 20-23 April 2016 di Lapangan Pamedan Ahmad Yani.

Kepala Disparbud Kota Tanjungpinang, Juramadi Esram mengatakan, juara pertama dan kedua tari kreasi pada Gawai Seni tersebut akan diikutsertakan dalam parade tari tingkat Provinsi Kepri, yang akan dilaksanakan pada awal Mei 2016 mendatang. “Karena itu, peserta harus menampilkan tampilan terbaiknya,” ujar Esram, di Lapangan Pamedan Ahmad Yani, Rabu (20/4).

Selain perlombaan tari kreasi, Gawai Seni ini juga menggelar perlombaan lainnya, yaitu lomba pantun, lomba visualisasi puisi, lomba dan visualisasi gurindam 12. “Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan dan memelihara kesenian melayu di Kota Tanjungpinang,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, juga sebagai ajang pembinaan dan prestasi seni bagi masyarakatn utamanya pelajar, dan sanggar se-Kota Tanjungpinang.

Kegiatan Gawai Seni juga disejalankan dengan atraksi budaya, seperti reog ponorogi, silat, dan barong.

Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan, seni dan budaya tidak bisa dilepaskan. Keduanya, kata Lis, merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.

“Pelaksanaan Gawai Seni merupakan satu bentuk motivasi mempertahankan nilai seni budaya,” ujarnya.

Lis menekankan, pengenalan seni dan budaya melayu harus telah dimulai sejak dini. Selain itu, Gawai Seni harus dipahami sebagai konsep pemeliharaan budaya melayu yang harus dipertahankan.

Budaya tidak Boleh Bertentangan dengan Agama

Jakarta - Banyak orang yang kerap salah memahami keberadaan budaya dan agama. Bahkan, tidak sedikit orang yang lancang mencampur budaya dan agama yang kadang bertentangan.

Ketua Presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI), Sabriati Aziz, menegaskan budaya yang sebuah bangsa tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama, terutama Islam. Pasalnya, itu merupakan penegasan konsep yang dibuat para pendiri bangsa terdahulu, sebagai pelindung dari budaya Indonesia.

"Budaya tidak boleh bertentangan dengan agama, itu amanah founding father dalam UU5 45 dan Pancasila sebagai bingkai budaya bangsa," kata Sabriati, di rapat pleno Wantim MUI, Rabu (20/4).

Ia mengaku resah dengan keberadaan budaya-budaya yang ada di Indonesia, baik lokal maupun barat, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan, Sabriati merasa pengaruh budaya global semakin merusak budaya bangsa, dan terus dihempaskan lewat liberalisme dan kapitalisme yang belakangan gencar ditebar di Indonesia.

Sabriati menilai HAM yang sebenarnya kebablasan, sering dijadikan tameng melancarkan masuknya pengaruh budaya perusak yang merusak budaya Indonesia yang Islami. Padahal, budaya Indonesia merupakan karakter dan jati diri bangsa, yang seharusnya dilindungi karena menjadi pembeda dari bangsa lain.

Untuk itu, ia menyarankan ada langkah Islamisasi budaya lokal, demi menghilangkan budaya-budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, salah satunya yang belakangan marak seperti LGBT. Sabriati sependapat kalau keluarga memang harus diteguhkan, sebagai penanggulangan kerusakan budaya bangsa yang terjadi di Indonesia.

2 Bule Asal Inggris dan AS Nyinden di Perayaan Hari Kartini di Solo

Solo, Jateng - Ada yang berbeda pada upacara peringatan Hari Kartini yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Selasa (21/4) pagi. Selain diikuti ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS), perayaan kali ini juga dimeriahkan dua wanita warga negara asing.

Dua wanita WNA yang ikut upacara di halaman Balai Kota Solo tersebut adalah Megan Collins dari Amerika Serikat, serta Agnes Ero dari Inggris. Mahasiswi yang belajar di Institute Seni Indonesia (ISI) Solo tersebut tak canggung, saat didaulat menjadi petugas upacara perayaan hari pelopor kebangkitan wanita pribumi di era penjajahan Belanda itu.

Bersama salah satu seniman yang juga PNS Kota Solo, Sruti Respati, keduanya juga nyinden alias menyanyikan lagu berbahasa Jawa. Pada kesempatan pertama, Sruti menyanyikan tembang Macapat yang diciptakan khusus oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Solo, Toto Amanto untuk memperingati Hari Kartini.

Kemudian giliran Agnes yang menembangkan tembang Uler Kambang dan disusul Megan yang mendendangkan lagu Jawa, karya almarhum Gesang berjudul Caping Gunung. Aksi kedua bule tersebut disambut riuh tepuk tangan dari peserta upacara.

"Saya sudah sering nyanyi lagu Jawa, terutama Caping Gunung. Saya pernah tampil di upacara di sini juga beberapa bulan lalu," ujar Megan kepada wartawan, Solo, Selasa (21/4).

Tak hanya penampilan dua sinden ini, beberapa pertunjukan lainnya juga digelar untuk memperingati 136 tahun Kartini, di antaranya seperti tarian batik yang diperankan para PNS Pemkot Solo hingga penampilan dari Solo Batik Carnival.

Sementara itu pada upacara tersebut peserta juga menggunakan pakaian adat Jawa. PNS laki-laki menggunakan pakaian adat bebas, beberapa di antaranya hanya menggunakan pakaian lurik khas Solo. Sedangkan PNS perempuan menggunakan kebaya kuno hingga modern dan kain jarit dengan dilengkapi sanggul.

Taman Budaya Riau Pamerkan 30 Lukisan Para Seniman

Pekanbaru, Riau - Dengan mengusung tema Peradaban 4 Sungai Besar di Riau, Unit Pelaksana Tenkis (UPT) Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Riau menggelar pameran seni rupa yang ditampilkan dalam bentuk lukisan, drawing sketch dan lain-lain.

Kepala UPT Museum dan Taman Budaya, Sri Mekka dalam keterangan persnya Kamis (21/4/2016) mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mendorong para seniman khususnya di Riau untuk terus berkarya. Supaya seniman-seniman di Riau tetap ada dan tidak pupus dimakan zaman.

"Kami berharap seniman-seniman Riau bisa terus eksis dalam mengangkat berbagai kebudayaan yang dimiliki daerah ini, baik itu dalam bentuk budaya, bahasa dan sejarah Melayu bisa terus dikenal dan diingat orang terutama oleh masyarakat lokal," kata Mekka di gedung olahraga seni taman budaya Riau.

Mekka menjelaskan, pada pameran seni rupa, menampilkan lebih dari 30 lukisan, drawing dan sketch. Seni rupa berasal dari kiriman para seniman kalangan umum. Sementara pameran seni ini dilaksanakan dari tanggal 21-24 April. Jika ada seniman yang ingin mengirimkan hasil karyanya juga akan diterima selama pameran berlangsung.

"Selain pameran seni, pengunjung juga bisa menyaksikan pasar seni 2016 di Taman Budaya ini. Kegiatannya akan menampilkan apresiasi seni di bidang apresiasi film, sanggar, gending dan lain-lain. Kegiatan ini dimulai dari pagi sampai malam hari," jelas Mekka.

Melalui kesempatan itu, Mekka berharap para seniman dapat membentuk komunitas-komunitas, jangan berjalan sendiri sendiri, seperti seniman yang banyak dijumpai di tempat keramaian.

"Jika ada komunitas, pemerintah akan mendukung dari berbagai kegiatan supaya hasil karyanya bisa dikembangkan," katanya.

Dokumentasi Seni Budaya Sangat Penting

Bandung, Jabar - Kesenian wayang masih cukup digemari. Walaupun hanya di daerah-daerah dan komunitas pecintanya yang masih terbatas. Mengingat generasi muda saat ini banyak yang berbelok tertarik dengan budaya luar.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat berinisiasi mengadakan pertunjukan wayang yang merupakan bagian kekayaan seni dan budaya. Meskipun pertunjukan kali ini adalah wayang kulit khas Indramayu. Yang mana ditampilkan di Kota Bandung yang belum banyak dikenal.

Kepala Disbudpar Jawa Barat Nunung Sobari mengatakan pertunjukan yang diadakan pihaknya bukan hanya ingin memperkenalkan kekayaan budaya Jawa Barat. Tapi juga sarana pendokumentasian agar tetap bertahan.

"Yang ingin dituju juga kan dokumentasi buat data keberadaan jenis kesenian khususnya wayang di Jawa Barat," kata Nunung kepada Republika beberapa waktu lalu.

Pendokumentasian ini seraya mencatatkan kesenian agar tidak kemudian punah karena semakin tergerus perkembangan zaman.

Selain itu, ujar Nunung, dokumentasi ini dapat menjadi sebuah acuan program kebijakan berkaitan pelestarian seni dan budaya. Sehingga nantinya dapat ditentukan kegiatan untuk mempromosikan dan mengembangkannya.

"Data ini akan berguna membuat kebijakan. Misalnya harus ada festival wayang Jawa Barat," ujarnya.

Dengan begitu, ia berharap kesenian di Jawa Barat yang begitu melimpah bisa terus dikenal. Bahkan hingga anak cucu nantinya tetap tersimpan, terlestarikan dan mewadahi semua seni budaya.

Ia pun mengapresiasi generasi muda yang masih mencintai kekayaan budaya tanah air. Bahkan mengembangkan dengan terjun langsung di dalamnya. Seperti yang dilakukan dalang Dian Pradita Kusuma yang meskipun usianya masih muda tapi tetap eksis di seni perwayangan.

Diharapkan, ini dapat ditiru oleh generasi muda lainnya. "Kita ingin dapat regenerasi yang inovatif diharapkan bisa diapresiasi generasi lainnya," ujarnya.

Tak hanya wayang, Nunung juga akan terus menggelar pertunjukan seni budaya Jawa Barat lainnya. Dengan tujuan yang sama, selain memperkenalkan ke masyarakat luas, Disbudpar ingin mendokumentasikan. Seperti wayang golek, seni tari, musik dan sebagainya.

"Solo Menari 24 Jam" Diikuti Ribuan Penari

Solo, Jateng - Ribuan penari dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri akan ikut memeriahkan gelaran tahunan "Solo Menari 24 Jam" dalam rangka memeringati Hari Tari Dunia, pada 28 - 29 April 2016.

"Ada 6.000 penari lebih dari berbagai pelosok Indonesia dan luar negeri siap ikut memeriahkan Solo Menari 24 Jam," kata Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Prof.Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, di Solo, Rabu.

Di antara mereka yang tampil yakni Samsuri, dosen tari ISI Solo dan Mujosetyo pemain Wayang Orang Barata Jakarta yang bakal menari selama 24 jam tanpa henti.

Sejumlah maestro tari juga ikut serta yaitu Ponity asal Banyuwangi, Jawa Timur, dan Ida Bagus Oka Wajana dari Bali.

"Gelaran tahunan di Kota Solo, dan digelar yang kesembilan ini, animo seniman tari Indonesia sangat luar biasa, meningkat dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan, tahun lalu peserta hanya 150 grup dengan penari sebanyak 4000 orang. Sementara tahun ini diikuti 221 grup dengan melibatkan 6000 penari. Tiga grup berasal dari Malaysia, satu grup China, dan 18 grup dari luar Jawa, sisanya dari Jawa.

"Solo Menari 24 Jam" akan dibuka pada pukul 15.30 WIB Kamis (28/4) dan ditutup 24 jam kemudian. Acara digelar di sejumlah lokasi antara lain sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dari bundaran Gladag hingga Kantor Balaikota Surakarta, kawasan kampus ISI Surakarta, SMK Negeri 8, dan sejumlah mal.

Tarian massal Gambyong yang diikuti sebanyak 1000 penari akan digelar di Jalan Sudirman.

Sementara itu, begitu antusiasnya ingin tampil di Solo, sejumlah penari datang tanpa fasilitas dan termasuk undangan dari panitia.

"Kami sebagai panitia bangga atas antusias peserta ini. Namun, kami juga kesulitan dalam menyusun jadwal pentasnya," Ketua Panitia Solo Menari 24 Jam Joko Aswoyo.

Selain diisi dengan aneka tarian, "Solo Menari 24 Jam" juga akan diisi dengan Seminar Internasional yang menampilkan pembicara Prof Tiantong Zhan dari China, Prof Shahanum Mohd dari Malaysia, Narumol Thammapruksa dari Thailand dan Wahyu Santoso Prabowo dari ISI Solo.

Diplomat Amerika tertarik Pelajari Budaya Kalosara

Kendari, Sultra - Kepala Bagian Politik dan Ekonomi Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya Jett Thomason menyatakan tertarik dengan budaya "Kalosara" masyarakat Tolaki yang mendiami Sulawesi Tenggara.

"Ini sangat menarik untuk dipelajari mendalam karena semua masalah akan tunduk ketika sudah dihadapkan dengan budaya Kalosara ini," kata Jett Thomason usai bertemu dengan jajaran Pemkot Kendari, Rabu (20/04/2016).

Ia mengatakan tradisi budaya ini sangat unik karena bisa membantu pemerintah menciptakan ketenteraman di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

"Ini merupakan salah satu pelajaran berharga bagi saya selama beberapa hari berkunjung di Kendari dan banyak bertanya mengenai budaya daerah," katanya.

Menurut dia, kehadiran dirinya di Kendari untuk mengumpulkan banyak informasi terkait Sultra dan Kendari pada khususnya, baik itu mengenai pendidikan, kesehatan, dan budaya.

"Saya ingin mengetahui banyak bagaimana konsep Kalosara diterapkan sehingga masyarakat bisa hidup damai dan berdampingan dari berbagai etnis dan kultur," katanya.

Sekda Kendari Alamsyah Lotunani mengatakan tradisi Kalosara bagi masyarakat Tolaki merupakan suatu pedoman yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

"Pada tingkat nilai budaya merupakan sistem norma adat yang berfungsi mewujudkan ide-ide yang mengkonsepsikan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat.

Seniman Lansia Denpasar Pentaskan Sendratari Ramayana

Denpasar, Bali - Para seniman lanjut usia (lansia) melakukan pementasan Sendratari Ramayana diiringi Sekaa Gong Lansia Werdha Shanti Kota Denpasar.

Koordinator Sekaa Gong Lansia Werdha Shanti Denpasar Anak Agung Putra di Denpasar, Rabu mengatakan kegiatan pertunjukan kesenian tersebut merupakan ide Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

"Acara pementasan tersebut bertepatan dengan bulan Purnama (bulan penuh) yang diselenggarakan di Lapangan Puputan Badung. Hal ini juga menghibur masyarakat seusai sembahyang di Pura Agung Jagat Natha, yang bersebelahan dengan lapangan tersebut," katanya.

Ia mengatakan pementasan berkaitan dengan "wewalen" (pertunjukan) di Pura Jagat Natha yaitu pergelaran wayang kulit yang sekarang ini ditambah dengan hiburan pertunjukan kesenian di lapangan Puputan Badung, dengan tujuan untuk membangkitkan kembali sinergitas antara kesenian dan spiritual.

"Pertunjukan kesenian ini sudah dimulai sejak bulan lalu saat bulan Purnama Kedasa dengan pementasan kesenian arja remaja dan kali ini akan menampilkan para tokoh-tokoh seniman lansia yang tergabung dalam Sekaa Gong Lansia Werdha Shanti Kota Denpasar berjumlah 60 seniman," ucapnya.

Dikatakan penampilan para tokoh-tokoh seniman kerawitan (penabuh) akan beraksi pada bulan Purnama Sasih Jiyestha pada Kamis (21/4) pukul 19.30 Wita.

Agung Putra juga menambahkan, pertunjukan kesenian ini akan terus diadakan setiap bulan sekali pada saat Purnama dengan menampilkan pertunjukan kesenian yang berbeda-beda.

"Tujuan utama adalah melestarikan seni budaya Bali, selain juga memberikan hiburan kepada pada masyarakat, khususnya warga Denpasar," katanya.

Kalsel Kembali Rayakan Hari Tari Dunia

Banjarmasin, Kalsel - Sukses menggelar perayan Hari Tari Dunia (HTD) 2015 lalu. Dalam waktu dekat, tepatnya pada 29 April mendatang, beberapa seniman dan sanggar, maupun komunitas seni yang ada di Kalsel bakal kembali menggelar kegiatan serupa di halaman Taman Budaya Provinsi Kalsel.

Acara yang digelar setahun sekali ini, bertujuan untuk mensosialisasikan momen momen HTD di Kalimantan Selatan. Mengingat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang adanya peringatan Hari tari Dunia. Tidak hanya itu, ajang ini pun menjadi tempat ekspresi dan apresiasi bagi pelaku dan penikmat seni di Kalimantan Selatan.

Animo partisipan yang terlibat tahun lalu pun menjadi semangat panitia yang tahun ini. Adapun Format kegiatannya adalah pentas seni dan bazaar bertema “Banua Bungas Bergerak”. Tema ini mengungkapkan kemajemukan serta eksistensi seni budaya di Kalimantan Selatan.

“Berbagai sanggar dan komunitas seni (khususnya seni tari) sudah bersiap diri untuk merayakan HTD dan menampilkan kebolehannya,” Jelas ketua pelaksana kegiatan, Ridha Annajmi.

Rencananya, kegiatan bakal dimulai dari pukul 14.00 – 21.00 Wita. Bukan hanya di halaman Taman Budaya Prov Kalsel, pihak Taman Budaya Kalsel pun bakal ikut serta menggelar acara bertajuk “Spirit of Balian” di gedung Balairung Sari.

"Acara tersebut didukung penuh oleh Taman Budaya Kalimantan Selatan, ada pun beragam penampilan dikoordinatori oleh Solois tari Gita Kinanthi. Bertujuan mengangkat tradisi Balian Dayak yang ada di Kalimantan Selatan, melalui penampilan tari kreasi Dayak dan Excelsior Dance Project Banua yang akan menampilkan karya tari kontemporer Balian, selain itu sanggar Bamelum Warukin Tanjung, Kab Tabalong, dan sanggar senior PERPEKINDO Banjarmasin " ungkapnya.

Sejak tahun 1982, Hari Tari Dunia (HTD) atau World Dance Day mulai diperkenalkan ke dunia sebagai sebuah acara ceremonial tari. Ditetapkan pada tanggal 29 April oleh International Dance Committee of the International Theatre Institue (ITTI) yang didukung oleh UNESCO-PBB New York USA. Bertujuan untuk mengapresiasi, merayakan dan memaknai tentang nilai serta fungsi seni tari dari masa ke masa.

Perayaan HTD di Indonesia sendiri mulanya dipelopori oleh para seniman Solo dalam kegiatan “24 Jam Menari” yang diselenggarakan oleh kampus seni dan Pemerintah Kota.

“Hal ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi para seniman di Kalimantan Selatan. Kegiatan perayaan HTD di Kalimantan Selatan pertama kali tahun lalu diselenggarakan secara gerilya dan hasil inisiatif dari Sanggar Campaka Sadahan dan Solois tari, Gita Kinanthi di Halaman Taman Budaya.

Bertemakan “Kemerdekaan Tari di Kalimantan Selatan” yang berhasil mengumpulkan 15 sanggar ternama banua,” pungkasnya.

Ribuan Pengunjung Terpukau Banyuwangi Ethno Carnival di TMII

Banyuwangi, Jatim - Budaya Banyuwangi terus mendapatkan panggung nasional. Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), parade busana kebanggaan Tanah Using menjadi ikon HUT Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke 41.

Menjadi penampil utama, para talent BEC Gandrung dan Seblang langsung menyedot perhatian ribuan orang di Tugu Api TMII pada Minggu (17/4). Ribuan pengunjung kagum melihat para penampil BEC berlenggak-lenggok memamerkan kostum mereka yang unik dan artistik.

HUT TMII ini dibuka oleh Direktur Utama TMII AJ Bambang Soetanto dan Dirjen Politik Pemerintahan umum Kemendagri, Mayjen (Purn) Soedarmo. Turut membuka acara tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Bambang Soetanto mengatakan perayaan HUT TMII kali ini dikemas dalam pekan HUT TMII dengan menampilkan beragam kebudayaan.

Seperti Banyuwangi Ethno Carnival dan tari kolosal Ratoh Jaroe dari Aceh, dan sejumlah penampilan tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia.

"Kali ini sengaja kami tampilkan kesenian kontemporer Banyuwangi, BEC sebagai icon karena untuk mengenalkan lebih luas betapa kayanya budaya Banyuwangi," ujar Bambang.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan kebanggannya BEC diundang sebagai icon pembukaan HUT TMII. Menurutnya, ini merupakan apresiasi bagi Banyuwangi yang saat ini getol mengembangkan pariwisatanya.

"TMII ini adalah representasi budaya tradisional di seluruh wilayah Indonesia. Ini suatu kehormatan bagi kita menjadi penampil utama di acara ulang tahunnya. Kita pun akan memanfaatkan moment ini untuk mempromosikan ajang wisata Banyuwangi Festival yang terdiri dari 53 rangkaian event," ujar Anas.

Sore itu, penampilan BEC benar-benar memikat para pengunjung. Menampilkan beragam lakon, fragmen BEC diawali dari kemanten Using yang menampilkan tiga tema besar yakni Mupus Braen, Sembur Kemuning dan Sekar Kedaton Wetan. Berturut-turut berikutnya tema BEC Gandrung, Seblang, Barong hingga Kebo-keboan.

Para penonton puas dengan penampilan megah para talent BEC tersebut. Meski hujan mengguyur, ribuan pengunjung tetap antusias dan tidak beranjak dari tempatnya untuk menikmati suguhan budaya Banyuwangi itu.

Rangkaian perayaan HUT TMII ini digelar selama sepekan, mulai 17 – 24 April 2016. Selain acara seni budaya, TMII juga menggelar pameran bersama Museum se-Indonesia, yang diikuti 41 museum.

Kewujudan Hang Tuah Berdasarkan Bukti Bahan Sejarah

KL, Malaysia - Apakah pahlawan Melayu Hang Tuah itu benar-benar wujud dalam sejarah tamadun Melayu atau hanya mitos?

Persoalan itu terjawab hari ini bila ahli-ahli akademik dalam bidang sejarah dan kesusasteraan Melayu memperakui kewujudan tokoh legenda negara itu berdasarkan penemuan data primer seperti bukti dalam bentuk artifak dan catatan bertulis.

Data dan catatan bertulis itu menerusi kajian dilakukan di dalam dan luar negara, dibentangkan di dalam perbincangan meja bulat "Kedudukan Hang Tuah dalam Sejarah Tamadun Melayu", di sini.

Kesenian Suku Kubu Tampil di Kancah Nasional

Muratara, Sumsel - Kesenian silat kuntau asli seni bela diri dari suku Kubu, asal Kabupaten Muratara kembali unjuk taring di kancah nasional. Kesenian ini akan menjadi pembuka dalam acara Jambore Nasional yang akan berlangsung pada Agustus 2016 mendatang.

Ketua Kuartir Cabang (Kuarcab) Pramuka Kabupaten Muratara, H Bastarie Ibrahim menuturkan, silat kuntau dan kesenian lain asal Kabupaten Muratara, seperti tari pisau betuah akan turut serta memeriahkan acara pembukaan Jambore Nasional di Cibubur, Provinsi Jawa Barat‎ yang dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.

Menurutnya, penunjukan Kabupaten Muratara selaku wilayah yang diwajibkan menampilkan kesenian daerah dalam acara pembuka merupakan suatu peluang langka yang mesti dimanfaatkan dengan maksimal. "Selama ini orang-orang hanya tahu Muratara ini sebagai daerah tertinggal masyarakatnya terbelakang dan tidak ada pembangunan. Nah, sekarang kita tunjukkan kepada mereka bahwa kabupaten Muratara ini penuh dengan beragam seni dan kebudayaan," katanya, Selasa (19/4).

Selanjutnya, Bastarie mengatakan terpilihnya Kabupaten Muratara dalam acara pembuka di Jambore Nasional, merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi wilayah Kabupaten Muratara. Diharapkan, untuk memaksimalkan kegiatan tersebut pemerintah Kabupaten Muratara mendukung penuh persiapan para peserta yang akan tampil.

6.600 Penari Tampilkan Ratoh Jaroe

Jakarta - Sebanyak 6.600 penari akan menampilkan tarian ratoh jaroe pada hari ulang tahun Taman Mini Indonesia Indah ke-41 yang akan digelar 24 April nanti. Tarian massal ini sekaligus ingin mencatatkan rekor paling banyak penari terlibat dalam ratoh jaroe.

Tari ratoh jaroe dipersembahkan Pemerintah Aceh melalui Rumoh Budaya di Jakarta. Penampilan ini merupakan ajang mempromosikan budaya dan kesenian Aceh kepada masyarakat luas di Indonesia.

“Kita sudah mempersiapkan lebih banyak peserta dibandingkan tahun lalu. Tahun ini ada 6.600 penari,” ujar Ketua Rumoh Budaya Dek Gam, Selasa (19/4/2016).

Para penari berasal dari pelbagai sekolah dan instansi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Apalagi tarian ini sudah menjadi bagian dari ekstrakurikuler sejumlah sekolah di Jabodetabek.

Puluhan Grup Seni Meriahkan Rawat Ruwat Borobudur 2016

Magelang, Jateng - Sebanyak 48 grup mengikuti Festival Kesenian Rakyat dalam rangkaian agenda Ruwat-Rawat Borobudur 2016 sebagai upaya menjalin semangat persahabatan di antara berbagai kelompok tersebut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Semangat dari Festival Kesenian Rakyat ini adalah mengedepankan persahabatan antarkelompok," kata Ketua Panitia Festival Kesenian Rakyat Borobudur Suyanto di Borobudur, Selasa (19/042016).

Berbagai grup kesenian rakyat yang ikut dalam kegiatan itu, antara lain kelompok tarian kubro siswo, topeng ireng, kuda lumping, jatilan, campur, dan soreng.

Ia mengatakan berbagai kelompok kesenian tersebut selama ini menjalani pemenntasan di desa-desa sekitarnya dalam berbagai kesempatan hajatan masyarakat maupun tradisi dusun.

Keberadaan mereka, katanya, juga menjadi salah satu penanda penting atas wajah kebudayaan di Kabupaten Magelang.

Penyelenggaraan pementasan mereka dalam festival tersebut di sejumlah tempat, selama berlangsung "Ruwat-Rawat Borobudur", 18 April-1 Juni 2016, antara lain di Taman Lumbini Kompleks Candi Borobudur, Dusun Gleyoran, Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Desa Cebongan, Kecamatan Windusari, dan Dusun Kledung, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran.

Selain itu, katanya, babak final akan diselenggarakan di areal parkir kendaraan wisata Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, selama 14-19 Mei 2016.

"Festival ini juga menjadi bagian dari upaya kami untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian rakyat, serta memperkuat semangat saling menghargai antarkelompok," katanya.

Setiap kelompok kesenian rakyat yang menjadi peserta festival tersebut, berjumlah sekitar 40 orang.

Ia mengatakan para penari dari berbagai kesenian rakyat, pada umumnya kalangan warga petani. Wilayah Kabupaten Magelang dikenal sebagai areal pertanian, khususnya hortikultura.

Agenda seni dan budaya "Ruwat-Rawat Borobudur" pada 2016 sebagai penyelenggaraan tahun ke-13 dengan dipelopori Komunitas Warung Info Jagad Cleguk Borobudur pimpinan Sucoro.

Rangkaian agenda "Ruwat-Rawat Borobudur 2016", antara lain pentas kesenian rakyat, sarasehan budaya, seminar pariwisata, jelajah pusaka, loka karya seni budaya, prosesi tradisi masyarakat, festival kesenian rakyat, pentas kolosal Sendratari Kidung Karmawibangga, dan kirab budaya.

Inacraft 2016 Usung Kemegahan Budaya Minangkabau

Jakarta - Pameran kerajinan Indonesia (Inacraft) kembali digelar. Kali ini pameran yang diikuti 1400 peserta perusahaan kerajinan itu akan mengangkat berbagai kemegahan kebudayaan Minangkabau.

"Setiap tahun memang kami terbuka bagi setiap provinsi menjadi ikon. Tahun ini terpilih budaya Sumatera Barat sebagai ikon, sehingga bisa mengeksplorasi budaya mereka di Inacraft 2016," ujar Project Officer Inacraft 2016 Hadi Sunarno dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Suasana pameran akan disulap bernuansa Minangkabau, mulai dari hiasan di pintu utama, panggung pembukaan, hanging banner di dalam dan luar area pameran. Lalu tak ketinggalan hiburan pertunjukan seni serta stan ikon Sumatera Barat di lobi utama. "Setiap harinya akan menampilkan kesenian Sumatera Barat," kata Hadi.

Dia mengatakan barang-barang kerajinan yang akan dipamerkan antara lain berbagai produk kerajinan dari tekstil seperti batik, tenunan, bordir, songket, ikat dan aksesorisnya. Lalu kerajinan kayu seperti patung, furniture berukir, bingkai lukisan, mainan edukasi.

Selain itu adapula barang-barang perhiasan dari emas, perak dan baru permata, kemudian barang kerajinan keramik seperti pottery dan gerabah serta pernak-pernik dekorasi rumah. Sekretaris Dekranasda Provinsi Sumatera Barat, Ridonalt menambahkan sebanyak 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat telah bersiap unjuk gigi dalam pameran Inacratft kali ini.

Dia berharap kesempatan ini bisa masyarakat bisa mengeksplorasi kebudayaan Minangkabau lebih dalam dan luas.

Inacraft 2016 akan dilaksanakan selama lima hari mulai 20-24 April 2016 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Pengunjung dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 25 ribu.

Kemudian, untuk memudahkan menuju lokasi, pihak panitia menyediakan bus khusus dari bandara dan sejumlah mal yakni Mal Taman Anggrek, Margocity dan Sumarecon Mall Bekasi. Bus ini akan berangkat setiap dua jam sekali.

-

Arsip Blog

Recent Posts