Festival Kuliner Nusantara 2016, Menggali Kekayaan Budaya Bangsa lewat Cita Rasa

Jakarta - Festival Kuliner Nusantara (FKN) dengan tema “Kuliner Nusantara Kekayaan Budaya Bangsa” yang dikemas dengan konsep wisata kuliner ini digelar selama tiga hari di Mall Artha Gading, Jakarta pada 14-16 April 2016.

Total sebanyak 65 stand telah terdaftar mengisi acara ini diantara ada 24 propinsi dan 12 kabupaten/kota, stand-stand mewakili komunitas kuliner, juga mewakili lembaga pendidikan kuliner dan Asosiasi dibidang kuliner dan boga, juga Industri yang terkait.

FKN menampilkan makanan dan produkproduk kuliner khas masing-masing daerah, sehingga tersaji sedikitnya 49 jenis kuliner Nusantara yang berbeda dan mewakili keunikan daerah masing- masing.

Di booth Provinsi Sumatera Selatan pengunjung dapat melihat dan menikmati langsung berbagai menu seperti Nasi Minyak, Pentol Daging, Ayam Kecap, Sate Ikan, Sambel Buncis hingga Acar Kedondong.

Menuju ke booth Prov Riau akan ditemukan berbagai menu khas menggoda seperti Mie Lendir, Lakse Kuah dan Goreng, Mie Tarempa, Bubur Pedas, Ikan Asam Pedas, Nasi Daging, Kue Batang Buruk, Roti Belauk hingga Pulut Sambal.

Sementara itu, dari Wilayah Indonesia Tengah, diantaranya dari Provinsi Sulawesi Utara menampilkan ragam menu makanan khas yang membuat Anda tergoda untuk mencicipi seperti Ayam Woku, Ikan Suir, Sayur Bunga Papaya, Sambal Ikan Roa dan Cakalang serta masih banyak lagi menu lainnya.

Selain menampilkan ragam kuliner, FKN 2016 juga menampilkan atraksi kesenian dengan tarian daerah dan artis, serta menyajikan demo masak interaktif yang dipandu 12 chef ternama. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, FKN 2016 digelar sebagai upaya menjadikan kuliner sebagai Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan yang tahun ini mentargetkan kedatangan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara di Tanah Air.

“Kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus harus terus dikembangkan. Kontribusi kuliner terhadap sektor pariwisata mencapai 30 persen. Oleh karena itu, dalam upaya memajukan pariwisata, penggarapan bidang kuliner tidak boleh diabaikan. Kuliner itu tidak saja berkontribusi untuk pariwisata, tetapi juga ekonomi kreatif dan ketenagakerjaan,” ujar Arif saat membuka acara FKN 2016 di Jakarta, Kamis (14/4).

Penyelenggaraan FKN 2016 yang melibatkan semua pemangku kepentingan dari kalangan industri kuliner, pemerintah daerah dari 34 provinsi seluruh Indonesia, lembaga pendidikan kuliner, serta komunitas kuliner menggambarkan penta helix sebagai kekuatan pariwisata nasional .

Arief Yahya mengatakan, di bidang ketenagakerjaan, dari 11 juta tenaga kerja yang berkecimpung di sektor pariwisata, 30 persen diantaranya bekerja di bidang kuliner atau restoran. Menurutnya, kuliner merupakan senjata ampuh untuk mempromosikan wisata. “Kita lihat bagaimana Thailand dan Tiongkok mempengaruhi dunia dengan budaya kuliner. Pemerintah Thailand sangat mendukung masyarakatnya yang ingin membuka restoran Thailand di seluruh dunia melalui berbagai kebijakan termasuk permodalan, sehingga restoran Thailand tumbuh di seluruh dunia termasuk di Indonesia,” katanya.

kuliner mempunyai peran strategis dalam memperkuat identitas bangsa Indonesia di forum Internasional. Oleh karena itu, Pemerintah (Kemenpar) sangat serius dalam memajukan industri kuliner antara lain dengan meluncurkan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia agar bisa mendunia sekaligus menjadi identitas nasional. Ia melanjutkan, kuliner juga menjadi identitas kota atau daerah yang sekaligus mempromosikan pariwisata kota tersebut.

Contohnya seperti Nasi Liwet Solo, satu diantara 30 ikon kuliner tradisional Indonesia, secara otomatis akan mempromosikan pariwisata Solo baik di tingkat nasional maupun mancanegara. “Melalui penetapan 30 Ikon kuliner tradisional Indonesia diharapkan bisa masuk dan dapat dipresentasikan sebagai hidangan kelas dunia baik oleh para chef hotel dan restoran di negara manapun, karena kuliner tersebut bahan-bahannya mudah diperoleh baik di dalam dan luar negeri, jenis makanan sudah dikenal luas, memiliki praktisi profesional yang menguasai jenis makanannya, serta memenuhi kaidah jamuan internasional yaitu ada makanan pembuka (appetizer), makanan utama (main course), dan makanan penutup (dessert),” bebernya. san/R-1

Direktur Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Rachman, memberikan pujian terhadap Nendia Primarasa atas pretasinya meraih The Winner Indonesia Award 2016, akhir pekan lalu.

Rachman mengaku bangga bisnis kuliner di Indonesia kian berkembang dan salah satunya Nendia yang bergerak dibidang catering.

“Menjadi sebuah kebanggaan penerima award kali ini tiga di antaranya bergerak di bidang kuliner. Luar biasa karena usaha ini merupakan salah satu penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Selamat untuk catering salah satunya, Nendia Primarasa,” kata Rachman di acara penghargaan The Winner Indonesia Award 2016 di Jakarta.

Seperti diketahui, ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fashion dan kerajinan yang menjadi penyumbang PDB terbesar. Pada 2015, perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata- rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar 641,8 triliun rupiah atau 7 persen dari PDB nasional.

Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu kuliner sebesar 209 triliun rupiah atau 32,5 persen, fashion sebesar 182 triliun rupiah atau 28,3 persen dan kerajinan sebesar 93 triliun rupiah atau 14,4 persen.

“Saya berharap adanya penghargaan ini kian memicu usaha untuk lebih berkembang dan makin terpicu memajukannya,” tambah Rachman. Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), peningkatan kualitas dan berkembangnya prestasi dari usaha menengah ini membuktikan usaha kuliner siap bersaing dengan bisnis yang akan mengalir ke Indonesia. “Kita harapkan dengan adanya penghargaan ini, mereka semakin siap memasuki persaingan MEA,” terangnya.

Sementara itu, Dirut Nendia Primarasa, Resti Nendia mengungkapkan kebanggaannya menerima penghargaan tersebut. Dia mengatakan hal itu sebagai sebuah pengakuan terhadap kualitas Nendia Primarasa selama ini.

“Saya berterima kasih tentunya pada para pelanggan yang sudah memberi kepercayaan besar kepada kami. Ke depan, kami akan berusaha menjaga kualitas dan terus meningkatkannya,” ujar Resti.

Pengusaha yang kerap menggunakan baju putih dan jins biru itu berharap prestasi yang direngkuh Nendia Primarasa bisa makin memicu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tentunya sebagai spesialis wedding services.

“Kami sekarang memiliki jaringan di seluruh gedung di Jakarta. Kami berharap hubungan kami itu semakin memberi kepercayaan kepada pelanggan,” pungkasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts