Potensi Budaya Pulau Rupat Luar Biasa

Pekanbaru, Riau - Guna mengenalkan Pulau Rupat sebagai destinasi wisata di Riau, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan farm trip dengan membawa sejumlah wartawan lokal dan nasional serta para blogger yang ada di Riau, beberapa waktu lalu. Selain melihat potensi alam yang ada di Pulau Rupat, peserta farm trip juga menyaksikan satu pertunjukkan yang sangat langka.

Zapin api namanya. Mengapa langka, sebab hampir 40 tahun lebih atraksi zapin api ini tidak pernah dipertontonkan dihadapan umum. Ironisnya, saat ini hanya dua orang pelaku saja yang betul-betul memahami tata cara melaksanakan tarian zapin api, itu pun sudah sangat tua. Karenanya perlu regenerasi agar tradisi zapin api ini tidak hilang.

Kepala Seksi Pengembangan Pasar Pariwisata Riau, Yul Akhyar yang menyertai perjalanan farm tripitu mengatakan, potensi besar pariwisata secara umum dan Pulau Rupat khususnya sangat menjanjikan. Bila dikembangkan dengan baik maka dia akan berpotensi menghasil devisa yang cukup besar bagi daerah ini.

“Sektor pariwisata ini akan membawa efek domino yang cukup besar bagi masyarakat tempatan, karenanya upaya menggali dan menggelorakan sektor wisata sebagai sektor unggulan di daerah ini harus dilakukan sehingga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan Riau,’’ ujarnya.

Karenanya melalui farm trip diharapkan kawan-kawan media dapat mengkhabarkan bagaiamana keindahan dan kemolekan alam Riau yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. ‘’Pulau Rupat ini salah satunya. Di pulau ini menawarkan pariwisata yang cukup lengkap selain keindahan alam, adat dan tradisi budaya yang ada di daerah ini cukup menarik untuk dilihat,’’ tuturnya.

Terkait tradisi zapin api yang dimiliki daerah itu, Yul mengatakan ini salah satu potensi yang terpendam. Selama ini masyarakat hanya mengenal namanya saja, tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang pernah melihat dan menyaksikan pertunjukkan zapin api itu. Kalau ini dibina dan dikelola dengan baik dia bisa menjadi seni pertunjukkan yang cukup menarik dan bisa mendatangkan wisawatan ke daerah ini.

“Sudah lama seni tradisi ini dipertontonkan di depan umum. Informasinya hampir 40 tahun, kalau dibina dan diinisiasi dengan baik kami yakin dia akan menjadi magnet tersendiri dalam pasar wisata di Riau. Artinya, kalau masyarakat mau melihat zapin api, datanglah ke Pulau Rupat, tepatnya di desa Teluk Rhu,’’ ujarnya.

Dibawa Orang Sufi

Dalam pada itu, pengamat budaya dan tradisi daerah yang bertugas di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Riau, Thabrani mengatakan tari zapin api ini bisa berkaitan erat dengan budaya dari daerah Kubu, Rokan Hilir (Rohil).

“Saya menemukan ada bait teks lagu Kubu dalam syair yang mirip dengan syair yang dinyanyikan pemain tari zapin api di Rupat Utara ini,’’ ujarnya.

Jika diambil benang merahnya, zapin merupakan tradisi yang di bawa oleh org sufi dari Arab yang berkembang di Riau, adanya temuan di daerah Rohil bahwasanya ada tradisi pengobatan yang menggunakan media percikan api yakni Tari Burung Kuayang dari suku Bonai.

Dengan bentuk paham kegiatan sufi di daerah Rohil dengan membacakan syair para guru atau khalifah dan catatan mantra yang sama dengan dinyanyikan oleh pemain zapin api di Rupat Utara ini menjadikan bukti bahwa telah berbaurnya unsur Islam dalam budaya tradisional masyarakat sebagai bentuk media dakwah dalam menyampaikan ajaran islam dengan memasukkan unsur budaya agar lebih dekat dengan masyarakat tempatan.

-

Arsip Blog

Recent Posts