’Temu Kultur’ untuk Lestarikan Budaya Jawa di Suriname

Paramaribo, Suriname - Suriname adalah negara di Amerika Selatan yang memiliki akar kuat budaya Jawa. Karenanya, tak heran jika masyarakat di negara tersebut akrab dengan tradisi dan kesenian Jawa, dan berbagai kegiatan pun digelar untuk melestarikan kebudayaan Jawa di sana.

Salah satu contohnya adalah penyelenggaraan acara "Temu Kultur" yang berlangsung Minggu (10/4) lalu di KBRI Paramaribo. Berdasarkan rilis yang diterima detikcom, Kamis (14/4/2016) acara tersebut merupakan pagelaran musik dalam nuansa budaya Jawa dengan menampilkan artis penyanyi dari Solo, yaitu Romania, Paidjo, Eka dan Idris Permata.

Para penyanyi itu membawakan beberapa lagu Jawa, seperti Gemes, Kembang Wangi Bengi, Gawe Gelo, Golek Pangan, Lali Jawane dan lagu lainnya. Kedatangan mereka tak lepas dari peran Stichting JAMU (Jawa Musik), sebuah yayasan yang bertujuan melestarikan kebudayaan Jawa di Suriname melalui kegiatan musik.

Lembaga itu didirikan pada tahun 2007 oleh Soewarto Moestadja yang sekarang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja Suriname. Dalam kesempatan malam itu, Dubes RI D. Supratikto menyampaikan apresiasi atas usaha Stichting JAMU untuk melestarikan budaya Jawa melalui musik di Suriname dan menyatakan dukungan KBRI Paramaribo untuk bersama-sama melestarikan budaya Jawa.

Sementara Jo Moestadja yang mewakili Stichting JAMU menyampaikan bahwa pendirian yayasan didasarkan pada semangat "paseduluran" masyarakat Jawa yang diharapkan bisa menjadi penguat bagi rasa persaudaraan berbangsa di Suriname pada umumnya. Acara Temu Kultur di KBRI malam itu merupakan akhir dari rangkaian pentas musik para penyanyi dari Solo selama mereka di Suriname. Sebelumnya mereka telah pentas di Paramaribo dan di Distrik Nickerie (kota terbesar kedua di Suriname setelah Paramaribo).

Keempat penyanyi tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Paijo dengan gaya tampilan dan cengkok suaranya yang khas mengingatkan orang akan Didi Kempot yang telah melegenda di kalangan masyarakat Jawa Suriname. Romania dengan cengkok Jawanya yang kental dan kenes membikin gemes para tamu yang hadir.

Sementara itu, Eka tampil dengan warna musik rock layaknya Nicky Astria. Sedangkan Idris Permata yang telah 3 tahun tinggal di Belanda mampu mengocok tawa penonton dengan banyolan-banyolannya yang lucu dan natural.

Pada tahun 2002 Idris pernah mengikuti program misi budaya Asia ke Jepang selama satu tahun untuk menghibur masyarakat lanjut usia di Jepang. Dikarenakan bakatnya sebagai seorang entertainer sudah terlihat, akhirnya keberadaan Idris di Jepang diperpanjang setengah tahun dan dia diminta menjadi penyanyi di salah satu café di Osaka.

Acara temu kultur dihadiri oleh lebih dari 250 masyarakat Suriname mitra kerja KBRI Paramaribo dan Warga Negara Indonesia yang bermukim di Suriname. Dalam kesempatan itu, hadir pula para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di kapal penangkapan ikan ataupun di perusahaan kayu. Bagi mereka, pentas seperti malam itu bisa menjadi hiburan mengingat seringnya mereka berada di laut atau di hutan.

-

Arsip Blog

Recent Posts