Nyadran Berpotensi Jadi Ikon Wisata Adat

Sidoarjo, Jatim - Suasana di sepanjang Sungai Gisik Kidul, Desa Tambak Cemandi, Minggu (8/5), terlihat semarak. Ratusan warga mengikuti perayaan sedekah bumi atau biasa disebut nyadran.

Ritual itu merupakan ungkapan syukur warga yang bekerja sebagai nelayan atas hasil alam yang didapat selama ini. Ada beragam jenis acara. Salah satunya mengarak gunungan makanan dengan menggunakan puluhan perahu menuju muara Desa Tambak Cemandi.

Ada pula pertunjukan campur sari dan wayang. ’’Acara ini memang selalu ditunggu warga sini,’’ ujar Rohamdin, salah seorang pamong Desa Tambak Cemandi.

Iring-iringan perahu bergerak dari sungai depan Balai Dusun Gisik Kidul, lalu mengarah ke timur menuju muara yang berbatasan langsung dengan laut. Sepanjang perjalanan, didengungkan pujian-pujian ungkapan syukur.

Setiba di muara, gunungan dihanyutkan. ’’Ini tradisi turun-temurun,’’ tutur Abdur Rohim, warga Tambak Cemandi. Selain warga Sedati, pengunjung berasal dari sejumlah daerah. Mulai Gresik hingga Surabaya.

Pengunjung pun rela menunggu sejak pagi untuk melihat acara tahunan itu. Melihat antusiasme pengunjung, tradisi nyadran sebetulnya sangat berpotensi menjadi wisata adat daerah. ’’Ini harapannya bisa semakin terkenal dan menjadi salah satu ikon Sedati,’’ kata Camat Sedati Hadi Mulyanto.

Ke depan, lanjut dia, pihaknya membantu warga untuk menyiapkan konsep acaranya dengan lebih matang. Bahkan, Hadi berharap tiap desa nanti juga mengadakan acara tersebut dalam waktu bersamaan.

Dengan demikian, kemeriahannya lebih terasa. Gaungnya pun lebih terdengar ke berbagai daerah. ’’Termasuk sosialisasi tentang rencana acara juga harus lebih berkoar-koar biar semakin dikenal,’’ paparnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts