Sebagai Budaya Melayu, Silat Dimasukkan dalam Muatan Lokal Sekolah

Siak, Riau - Rasa ketertarikan Bupati Siak Syamsuar terhadap silat sudah lama. Ditambah lagi Syamsuar terinspirasi dengan negara jiran Malaysia dan Singapura, terhadap pengembangan olahraga silat, yang sudah masuk ke sekolah-sekolah dan dijadikan pendidikan ekstrakurikuler di sekolah.

Mengingat olahraga silat ini merupakan bagian dari budaya Melayu, ditambah lagi penjelasan dari Ketua Sijori Huzrin Hood yang menyampaikan pengembangan silat di tanah Melayu.

"Kita akan menerapkan hal serupa di Siak," kata Syamsuar usai rapat persiapan helat Silat Sijori X yang dipusatkan di Siak 3-7 November mendatang, di Zamrud Room, Rabu (25/5). Hadir dalam kesempatan itu Ketua Silat Sijori Huzrin Hood bersama rombongan, Asisten III Setdakab Siak Drs H Jamaluddin MSi, Kadisparpora Hendrisan SSos MSi, ketua KONI Siak Drs H Amzar, Direktur RSUD Ulfa Hanum MKes, Kadis Pasar Kebersihan dan Pertamanan Wan Ibrahim Surji.

Menurut dia, perhelatan Silat Sijori ini, tak hanya menjadi iven seremonial belaka. Melainkan memiliki arti penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. "Ini jadi motivasi," kata dia.

Keikutsertaan Siak dalam helat ini telah pernah diikuti, 2007 silam. Di mana Siak meraih juara.

Tentunya di helat serupa Siak dapat kembali membuktikan kemampuannya bersama dengan atlet dari negera serumpun.

Perisiapan perhelatan ini, Syamsuar menjelaskan dengan panjang lebar. Bahwa sudah dilakukannya bersama SKPD. Hanya saja dalam pertemun ini disinkronkan dengan Ketua Sijori bersama tim.

Ketua Tim Silat Sijori Huzrin Hood menambahkan, sejak digelarnya Silat Sijori, baru Riau pertama kali menjdi tuan rumah, yaitu di Siak.Silat ini merupakan bentuk pusaka Melayu, sekaligus membentengi diri bagi generasi muda terhadap pengaruh negatif. Di silat ini tak hanya bela diri semata, namun perpaduan unsur seni, zikir dan lainnya ada di dalamnya.

Menariknya, di negara-negara semenanjung seperti Malaysia, Singapura sudah diterapakan oleh pemerintah dan kerajaan sebagai muatan lokal di sekolah. "Di Malaysia, satu sekolah satu guru silat," kata dia.

Melihat pengembangan silat ini, tentunya sebagai negeri berbudaya Melayu dapat melestarikannya dan menerapkan pada generasi muda.

Ia pun menginginkan dengan perhelatan ini, menjadi penyatuan kembali, budaya Melayu, baik di daratan maupun Kepulauan Riau. Awal perhelatan ini, masih menyatu. Setelah terpisah, helat ini masih terus berlangsung sampai sekarang. "Tahun ini Siak menjadi tuan rumahnya," ujar dia.

Huzrin pun menceritakan, perhelatan ini sudah diinformasikan pada Kemenpora Imam Nakhrowi, dan Alhamdulillah direspon positif dan memberikan dukungan. Kadisparpora Siak Hendrisan SSos MSi menambahkan, persipan menghadapi Silat Sijori, sejalan dengan visi dan misi, kedepannya jadi pusat destinasi wisata. "Silat ini tak hanya pertandingan semata, namun upaya pemkab manarik wisatawan berkunjung ke Siak," kata dia.

-

Arsip Blog

Recent Posts