Buang Sial, Warga Suku Anak Dalam Jalan Kaki Jambi-Palembang

Palembang, Sumsel - Ruangan di Panti Sosial Karya Wanita Harapan (PSKWH) KM 10 Palembang, Sumatra Selatan, penuh warga suku Anak Dalam dari pedalaman Jambi. Ada 31 orang ditampung sementara di situ. Mereka lemas dan lelah. Sudah tiga pekan mereka menjalani adat melangun atau membuang sial.

Dalam adat Suku Anak Dalam, apabila ada anggota keluarga yang meninggal wajib menjalankan adat melangun atau buang sial. Caranya satu keluarga besar keluar dari hutan adat dan berjalan ribuan kilometer untuk membuang sial.

Ketua Kelompok Melangun, Mengko, 49, mengungkapkan ia bersama rombongan keluarganya berangkat dari Bukit 12 Jambi sejak dua bulan lalu menuju Palembang. Perjalanan jauh itu untuk menjalankan tradisi melangun.

“Kami harus keluar dari hutan selama tiga bulan. Kalau tidak ditepati, maka kami harus membayar denda 500 kain kepada kepala suku,” ungkap Mengko saat ditemui Media Indonesia, kemarin.

Mengko menuturkan adik iparnya meninggal. Sebagai ketua kelompok, ia memimpin rombongan keluarga besarnya untuk menjalankan melangun. Rute yang ditempuh mulai dari Sarolangun, Lubuk Linggau, Tebing Tinggi, Lahat, Muara Enim, dan Indralaya.

“Sebenarnya kami ke Palembang ini hanya singgah sebentar dan langsung akan melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Jambi,” ujarnya.

Dahulu kala tradisi melangun dilakukan cukup lama. Umumnya keluarga dan kerabat yang melakukan melangun bisa 10-12 tahun melakukan perjalanan keluar pedalaman. Namun, kini hanya berkisar empat bulan hingga setahun karena wilayah mereka sudah sangat sempit.

Perjalanan panjang ini membuat anggota keluarga yang ikut tradisi melangun jatuh sakit dan cedera. Melalui Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, mereka ditampung sementara di PSKWH.

“Kami sudah melakukan cek kesehatan mereka dan memberikan ruang untuk bisa beristirahat,“ kata Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Sumatra Selatan, Belman Karmuda, saat mendampingi warga Suku Anak Dalam.

Kehadiran warga Suku Anak Dalam asal Jambi di Palembang langsung mendapat respons dari dinas sosial. Petugas dinas sosial langsung memberikan fasilitas untuk mengantisipasi agar tidak ada yang sakit.

“Sebetulnya sudah kami tawarkan untuk istirahat beberapa hari, tetapi mereka tetap ingin melanjutkan perjalanan pulang ke Jambi,“ lanjut Belman.

Dinas sosial juga memberikan bantuan berupa pakaian dan makanan untuk bekal selama perjalanan pulang. Belman mengungkapkan kondisi 31 warga Suku Anak Dalam cukup memprihatinkan. Bahkan, salah satu dari mereka kehilangan uang karena dicuri. “Kami berharap mereka selamat sampai tujuan,“ harapnya.

Mengko mengaku tidak bersedia menginap di panti sosial. Mereka harus pulang ke rimba usai melangun.(Dwi Apriani)

-

Arsip Blog

Recent Posts