Budaya dan Kuliner Indonesia Jadi Primadona

Jakarta - Edmonton Heritage Festival (EHF) berlangsung meriah di Kanada. Pada festival budaya ini, budaya dan kuliner Indonesia menjadi primadona pengunjung.

Edmonton, ibu kota Provinsi Alberta, Kanada, baru saja merampungkan salah satu agenda besar tahunannya, Edmonton Heritage Festival . Acara ini melibatkan berbagai stakeholder pemerintah kota Edmonton. Ini merupakan festival budaya terbesar di Kanada. Acara yang juga dikenal dengan Servus Heritage Festival ini dihelat pada 30 Juli-1 Agustus 2016. Festival yang diselenggarakan di William Hawrelak Park, taman seluas 68 hektare di Kota Edmonton ini, diikuti 85 peserta.

Semuanya merepresentasikan 67 negara, komunitas/entitas, dan first nations. Meski cuaca tidak menentu, acara tetap berlangsung sukses. Pada hari pertama festival, kemeriahan harus diakhiri lebih awal dan evakuasi oleh aparat keamanan karena hujan disertai angin ribut. Namun, pada hari kedua dan ketiga festival, cuaca yang cerah berhasil membawa kembali para pengunjung dengan jumlah yang lebih banyak. Dengan antusias, mereka menjelajah puluhan paviliun budaya, mencicipi kuliner khas, dan turut dalam kemeriahan panggung hiburan dari berbagai negara.

Media lokal melaporkan, sebanyak 300.000 pengunjung memenuhi William Hawrelak Park selama tiga hari festival. KJRI Vancouver bekerja sama dengan masyarakat Indonesia yang tergabung dalam Edmonton Indonesian Community Association (EICA) dan KBRI Ottawa turut serta pada penyelenggaraan EHF yang ke-41 tersebut. ”Paviliun Indonesia menjadi langganan para pengunjung EHF yang datang untuk belanja produk khas berbagai daerah serta menikmati kuliner autentik Indonesia, ” kata Konjen RI di Vancouver, Kanada, Yudhono Irawan, dalam rilisnya.

Panggung Indonesia yang terletak di depan paviliun Indonesia menghadirkan berbagai tarian tradisional yang dibawakan masyarakat Indonesia di Edmonton serta staf lokal KBRI Ottawa dan KJRI Vancouver, yaitu Tari Rantak, Tari Srineka, Tari Bajidor Kahot, Tari Kembang Girang, Tari Saman, Tari Piring, Tari Punjari serta tarian interaktif Gemu Famire, Poco-Poco, Sajojo, yang disambut antusias penonton untuk menari bersama. Paviliun kuliner menjajakan menu khas Indonesia yang digemari masyarakat Edmonton, yaitu sate ayam, rendang, mi goreng, dan es buah.

Selama tiga hari penyelenggaraan EHF, EICA mampu menjual 4.500 tusuk sate. Pada paviliun budaya dijual berbagai produk garmen, seperti busana dan aksesori dari batik dan lurik serta produk kerajinan dari sejumlah daerah di Indonesia yang sangat diminati pengunjung. Dalam kesempatan tersebut, KJRI Vancouver menyediakan berbagai bahan promosi pariwisata Indonesia.

Tidak hanya sebagai perayaan keragaman budaya dan daya tarik wisata Provinsi Alberta, EHF juga membawa misi sosial, yaitu Edmonton Food Bank yang tahun ini berhasil mengumpulkan sekitar 25.000 kg makanan kemasan sumbangan dari pengunjung dan peserta EHF.

Program amal pengumpulan makanan yang telah berlangsung beberapa tahun ini telah berkontribusi membantu korban kebakaran di Fort McMurray pada Mei lalu.

-

Arsip Blog

Recent Posts