Budaya Tua Buton Diharapkan Jadi Pusat Perhatian Nasional

Buton, Sultra - Selama ini, Pulau Buton hanya dikenal sebagai pulau penghasil biji aspal. Namun, sejarah dan budaya asli Buton dengan latar keraton kesultanannya sejak berabad-abad lalu sangatlah kaya dan perlu dikenal lebih luas secara nasional oleh masyarakat di Indonesia maupun secara internasional.

Bupati Kabupaten Buton, salah satu dari lima wilayah otonom di Pulau Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, dengan bangga memperkenalkan kekayaan budaya pulau besar yang berada di sebelah tenggara Sulawesi Selatan tersebut.

Hal ini telah diwujudkan dengan mengadakan Festival Budaya Tua Buton selama empat tahun berturut-turut.

"Buton merupakan aplikasi dari ekstra kerajaan dan kesultanan Buton sejak abad ke14. Itulah mengapa masyarakat adat di Buton masih sangat kental dengan banyak kegiatan budaya sejak ratusan tahun lalu, sampai sekarang," tuturnya saat ditemui di Takawa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, baru-baru ini.

Salah satu budaya leluhur yang masih dipraktekkan, disebutkan Bupati yang kerap disapa dengan nama Umar, adalah Pidole-Dole.

Itu adalah tradisi semacam imunisasi yang dilakukan pada anak-anak untuk memberikan kekebalan tubuh dari penyakit, namun dengan cara adat yang telah dilakukan nenek moyang Buton ratusan rahun lalu.

"Musalnya Pidole-dole yaitu ritual adat semacam imunisasi tapi dengan cara yang berbeda dengan cara sekarang, karena dilakukan dengan diminyaki lalu diberi mantra-mantra. Budaya tua seperti itu telah dilakukan oleh leluhur dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Dengan memamerkan budaya ini dalam bentuk acara besar dan kolosal, diharapkan bisa menjadi perhatian," ungkapnya.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, demi mendapatkan perhatian lebih luas, pemerintah Kabupaten Buton telah menyelenggarakan Festival Budaya Tua Buton sejak tahun 2013 untuk memamerkan berbagai bentuk budaya tradisional.

Selain Pidole-dole, juga akan dipamerkan ritual pingitan Posuo dan ritual makan bersama yang disebut Pekande-kandea.

Festival tahun ini, yang dibuka tanggal 19 Agustus 2016 dan ditutup tanggal 24 Agustus 2016, juga akan diramaikan dengan tarian kolosal yang dibawakan 10.000 penari yang terdiri dari pemuda pemudi asli Buton.

Kemegahan acara festival di Buton telah membuahkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) beberapa kali karena besarnya peserta pesta adat yang dilibatkan.

Bahkan tahun ini, Pemkab Buton mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Pariwisata RI.

-

Arsip Blog

Recent Posts